【29】Terpaku

1.5K 339 23
                                    

Bonus update, guys!
(Jadi aku bisa libuuuur dulu,
mumpung Wattpad lagi sepi buangeeet.)

Kriik... Kriik... Kriik

🦗 🦗 🦗

------------------------------------------------

Napas Dara tersekat. Matanya mengerjab beberapa kali untuk memastikan semua yang terlihat ini nyata. Namun, bagaimana mungkin dirinya berada di istana. Iya, walau dinding disusun dari batu-batu besar tapi semua diukir artistik hingga ke langit-langit. Banyak patung batu dengan beragam bentuk tersebar di ruangan sebagai hiasan. Ada pula kain-kain semacam kelambu. Tampak pula gerabah berisi bunga-bunga.

Meskipun jauh jika dibandingkan istana Aladin apalagi castle Eropa tapi Dara yakin ini benar-benar istana. Sungguh penampakannya berbeda dengan bangunan batu tempat wanita entah siapa yang dikurung waktu itu. Namun, Dara tetap saja merasa takut.

Suara denting besi yang dipukul beberapa kali membuat badan Dara terlonjak kaget. Apa itu maksudnya isyarat pertanda waktu? Harusnya di zaman kerajaan belum ada jam dinding sebagai petunjuk waktu yang akurat.

Derap langkah beberapa orang membuat Dara waspada. Bergerak mencari tempat sembunyi yang terdekat. Merutuki diri karena bisa-bisanya tersesat di tempat antah berantah ini.

Berjongkok di belakang patung Ganesha yang ada di pojok ruangan. Dara bukan umat Hindu tapi tahu bahwa Ganesha adalah Dewa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Perlambang kecerdasan, penghalau segala rintangan, dan juga dipercaya pemberi kesejahteraan serta bagi para pemujanya. Sumpah, dirinya tidak meminta kecerdasan atau apapun saat memilih patung ini tetapi menurut logika ukuran patung ini cukup besar dan lebar jadi badan Dara bisa aman tersembunyi.

Matanya memindai penampilannya. Piyama pendek berbahan silk yang masih melekat di tubuh Dara merupakan bukti tadi dirinya tidur bukan sengaja kelayapan. Lagian Dara tidak segila itu hingga pergi ke bangunan kuno. Ini sih bukan memacu adrenaline tapi memicu serangan jantung.

Otaknya berpikir cepat. Kemungkinan besar ini semacam mimpi seperti dahulu kala. Dara lalu mencubit kulit tangannya sambil menutup mata agar bisa terbangun. Sakit... Sakit rasanya tapi saat membuka mata, dirinya masih tetap di sini. Sumpah, rasanya ingin menangis.

Apa-apaan ini?

Menahan napas saat tampak sekelompok wanita melewati tempat persembunyian Dara. Mereka menggunakan jarik motif senada yang dililitkan dari dada hingga mata kaki dihiasi stagen kain berwarna hitam. Rambut disanggul dan dihiasi bunga. Pokoknya mereka berpenampilan serupa.

Mustahil jika saat ini dirinya berada di gedung teater tempat pertunjukkan ludruk. Kemungkinan besar Dara benar-benar sedang berada di zaman kerajaan. Inilah yang disebut kenyataan dalam kemustahilan.

Apa dia akan bertemu Hayam Wuruk?

Eh, tapi ini kerajaan apa yaa? Mengedarkan pandangan mencari lambang tertentu guna menjadi clue. Siapa tahu ada lambang 'M' gitu yang berarti Majapahit. Tunggu... Tunggu... zaman dulu mana mereka ngerti huruf alphabet. Paling banter huruf Palawa atau Jawa Kuno yang dipakai. Itupun kalau Dara nyasar ke Kerajaan di Pulau Jawa bukan ke Thailand misalnya.

Tidak mungkin Dara jongkok di sini selamanya jadi memberanikan diri untuk mencari jalan kembali ke masa depan. Time traveler it's bullshits! Dara bukan orang yang percaya hal mustahil bin mustahal macam begitu. Ini dunia nyata bukan dunia fiksi.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Setelah memantapkan hati serta merapal doa, Dara berjalan mengendap-ngendap berlawanam arah dengan para wanita tadi. Sepertinya ini masih malam hari karena istana tampak sepi serta agak gelap. Apalagi ada obor-obor yang disematkan di dinding batu serta lampu minyak di bagian langit-langit tapi cahaya tetap temaran karena bangunan batu ini besar dan tinggi sekali.

Prambanan Obsession (END)Where stories live. Discover now