【35】Terguncang

1.6K 311 53
                                    

Bonus update guys.
Kenapa? ⭐ 100 padahal belum 24 jam... Tumben 🤔

Nanti bonus lagi? Boleh, asal 1 ⭐ bisa ditukar 1 kuaci.

---------------------------------------------

Dara melangkah santai memasuki gedung perkantoran. Suara high heels yang dikenakannya terdengar konstan saat beradu dengan lantai marmer. Memang bukan pertama kali dirinya datang ke sini. Namun, kali ini Dara datang dengan mood yang baik jadi segalanya tampak menyenangkan. Bahkan teriknya sinar matahari tidak mengganggunya sama sekali. Mungkin Sang Surya saja yang terlalu dekat dengan bumi.

Mengabaikan tatapan orang sekitar seperti kebiasaan Dara saat berada di tempat umum. Entah itu bentuk keterpukauan atau malah ketidaksukaan, toh tidak ada bedanya yaitu sama-sama curi-curi pandang tapi pasti mereka langsung mengalihkan pandangan saat Dara tatap balik. Pokoknya, Dara tidak ingin hal tidak penting membebani pikirannya.

Gue keren... Gue keren! Itu adalah mantra yang selalu Dara ucapkan dalam hati saat berjalan di runway fashion show. Ditatap puluhan atau ratusan orang namun harus tetap terlihat percaya diri itu tidak mudah sebenarnya. Ekspresi wajah datar cenderung fierce yang tampak galak dengan mata menatap tajam bahkan tanpa senyum sedikitpun itu menjadi ciri standar seorang model. Secara teori, memang model tidak diperbolehkan memperlihatkan kepribadian atau mimik wajah berlebihan yang bisa mengalihkan perhatian penonton dari pakaian yang diperagakannya.

Belakangan ini, mantra kramat versi Dara itu juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama setelah gossip dirinya menyebar bagai wabah. Seperti peribahasa, anjing menggonggong, orang keren berlalu, Eh.

Oleh karena itu, Dara memilih untuk mengabaikan orang-orang. Lagipula tidak ada yang berani terang-terangan main fisik pada dirinya misalnya dijambak oleh orang tak dikenal. Alhamdulillah, belum pernah dan semoga tidak akan pernah kejadian. Cukuplah tujuh bulan lalu dirinya parno dan bersembunyi. Kini tidak ingin seperti itu lagi.

"Bu Dara, Pak Banyu sedang meninjau proyek di luar kantor," ucap Merinda yang adalah salah satu resepsionis di kantor Banyu setelah Dara tiba di dekatnya.

"Iya, saya tahu."

Memang tadi sebelum kemari, Dara menelepon Yudis untuk mengkonfirmasi jadwal calon suami belum resminya itu. Kenapa tidak menelepon Banyu langsung? Dara takut mengganggu jika menelepon di jam kerja. Siapa tahu Banyu sedang meeting atau malah bertemu orang penting. Kebiasaan ini juga berlaku di keluarga Dara. Kecuali urgent maka Dara tidak menelepon Papinya langsung saat beliau sedang bekerja.

"Kalau begitu mari saya antar. Ibu mau tunggu di ruangannya atau di cafeteria?" tanyanya berusaha ramah.

"Saya mau ke ruangan Pak Banyu saja." Dara tersenyum singkat. "Nggak perlu diantar. Lanjutkan saja pekerjaan kamu," ucapnya saat melihat gesture Merinda yang ingin keluar dari tempatnya.

Sebenarnya ruangan Banyu terlarang untuk dimasuki saat pria itu tidak berada di tempat. Abaikan OB dan Dara yang tentu dikecualikan, walau dengan alasan berbeda. OB memang bekerja membersihkan ruangan dan justru harus selesai sebelum Sang Bos tiba di kantor. Sebaliknya, Dara itu karena... Hmm, karena apa yaa? Anggap saja karena Dara jadi orang spesial bagi Banyu.

"Baik Bu," balas Merinda dengan perasaan lega.

Jujur, Merinda bukan tidak menyukainya wanita cantik yang sepertinya menjadi kekasih Bos besarnya itu, tetapi cuma agak canggung saja. Bukan pula terpengaruh gossip buruk tentang Dara Mahisa Suramardhini. Entah benar pelakor atau tidak yang pasti Dara ternyata aslinya tak terlalu ramah.

Prambanan Obsession (END)Where stories live. Discover now