Bab 26 Gosip Hangat

486 44 1
                                    

Fathan tetap berpegang teguh pada keyakinannya untuk tidak menceritakannya. Namun, desakan dari Dinda membuatnya sedikit bimbang untuk menceritakan atau tidak.

Kalau aku menceritakannya ada baiknya juga mereka lebih bisa memahami akan kondisi Anisha dan ikut menyemangatinya tapi di sisi lain aku takut bila rahasia ini terbongkar

Pada akhirnya lelaki itu mau menceritakan yang sebenarnya tetapi dengan sebuah syarat.

“Saya akan menceritakannya tapi dengan satu syarat. Jangan pernah kalian ceritakan masalah ini pada siapapun, ingat... siapa pun. Bila ada salah satu dari kalian yang membocorkannya kalian akan mendapatkan konsekuensinya nanti.” Jelas Fathan sedikit mengancam.

Keduanya mengangguk dan diajak duduk di kursi depan rumah. Dengan tenang lelaki itu mulai menceritakan semuanya dari awal hingga akhir persis yang dikatakan Anisha padanya waktu itu.

“ASTAGFIRULLAHALAZIM!” ucap mereka kompak.

“Gila ya tuh cowok. Ya Allah sahabatku Anisha.” Dinda tampak sedih mendengar cerita itu.

“Kenapa gak dilaporin ke pihak berwajib?” tanya Habibah.

“Saya sudah pernah mengusulkannya tetapi kata Anisha semuanya akan sia-sia. Latar belakang laki-laki itu jauh dari kita, mereka bisa saja menyogok pengacara agar anak mereka tidak bersalah. Bisa saja mereka malah memutar balikkan fakta bahwa bukan laki-laki itu yang melecehkan Anisha tetapi Anisha lah yang mencoba membunuhnya.” Jelas Fathan membuat mereka kehabisan kata-kata.

“Kalian harus ingat janji tadi.” ucap Fathan. Keduanya mengangguk menjawabnya.

“Oiya siapa nama laki-laki yang bertanggung jawab atas kejadian itu?” tanya Habibah.

“Namanya–”

“Eh Gus Fathan di sini rupanya. Itu dicariin ustaz Musa.” ucap salah satu santri putra.

“Oh iya baik, saya segera ke sana.” Balasnya kemudian pamit pada dua santriwati itu dan mengikuti langkah santri putra tadi.

“Kira-kira siapa, ya, laki-laki itu?” tanya Habibah.

“Entahlah. Tapi yang jelas brengsek tuh cowok, Berani-beraninya sentuh Anisha.” Kesal Dinda memaki lelaki itu.

***


Di waktu yang sama, Anisha tengah bersiap untuk pergi ke kampus karena ada pengumuman bahwa kegiatan KKN-nya di undur sebab ada beberapa kendala.

Ada bagusnya juga kegiatan itu diundur jadi minggu depan. Aku lebih bisa mempersiapkan diri

Baru saja menutup pintu kosannya ia dikejutkan dengan kehadiran laki-laki dengan bandana melingkar di lengan kanannya.

“Delfano?”

Good Morning Honey. Berangkat bareng, yuk!”

“Kamu kenapa bisa–”

“Ayo cepat!” ucapnya menarik tangan Anisha menuju motornya.

“Tumben kamu pakai motor, waktu itu kamu...”

“Waktu itu aku akan bertemu dengan orang tuaku. Semenjak masuk kampus aku tinggal di rumahku sendiri.” Jawabnya tersenyum.

“Jadi saat kejadian itu aku ada di rumah...”

“Iya. Itu rumahku.” Balas Fano.

“Sudah lupakan ayo cepat naik.” Lanjutnya.

Gadis itu menolaknya dengan beralasan takut dicurigai oleh kumpulan mahasiswa di sana karena tau Fano cukup terkenal di kampus. Namun Delfano tak menyerah terus mengajaknya berangkat bersama akhirnya Anisha mengiyakan ajakan itu.

Dalam Dekapan Luka Where stories live. Discover now