7 | Unsteady

80 10 1
                                    

"Good afternoon, doctor Smith"

Pria tinggi, berambut blonde tersenyum manis pada perawat mengucap salam, berjalan sambil membawa beberapa tumpukan buku menuju ruangannya, tak ada satu orangpun yang disini kuat akan sifat ramah dokter satu ini, tak hanya kepribadiannya yang membuat orang suka tapi juga dari penampilannya benar-benar membuat siapapun akan jatuh hati melihatnya.

Wajar saja banyak anak kecil yang juga suka kepadanya, atau mungkin ibu mereka yang memang ingin bertemu dengannya berkedok bahwa anak mereka sakit.

Erwin meletakan buku-buku tersebut di atas meja, tak lupa melihat jam di dinding menunjukkan pukul dua siang, makan siang yang dari tadi sudah terletak di atas meja tentu saja sudah mendingin. Didalam pikirannya selalu ada satu orang yaitu [Name] ntah apa kabar wanita itu sekarang, apa yang sedang dia lakukan, kalau dihitung mungkin disana sudah jam tujuh malam.

Untuk sejenak ia bersandar pada kursi, mengistirahatkan punggung dan juga lehernya, masih awal untuk pulang, setelah cukup dengan istirahatnya ia mengambil handphone berniat untuk menghubungi wanita yang jauh disana, sepertinya sejak kemarin mereka tak sempat saling bertukar kabar, namun belum saja jari itu menekan tombol panggil ketukan di pintu menarik perhatiannya terlebih dahulu.

"Masuk"

"Aku mencarimu dari tadi"

"Ada apa Marie?"

Tak menjawab, Marie memberikan satu berkas dengan nama Alexa didepannya. Anak kecil yang sudah beberapa hari ini ditangani oleh Erwin.

Ia membuka setiap lembaran, membaca dengan teliti dari setiap hasil laboratorium, hingga akhirnya berhenti dengan hasil lab yang membulatkan matanya.

"Sel darah putihnya jauh lebih banyak"

Iya, Erwin bisa melihat dengan sangat jelas.

Leukimia stadium 3.

Erwin menatap Marie lurus. Wanita berpakaian suster itu tampak sedih, berita kondisi gadis ini juga mengejutkan baginya, pasalnya anak tersebut tampak baik-baik saja, tidak mengeluh sedikitpun, meskipun wajah terlihat sangat pucat. Mereka berdua terdiam cukup lama, pada akhirnya Erwin harus bersikap profesional, mau bagaimanapun kondisi pasien mereka harus melakukan sekuat tenaga hingga takdir mengatakan lain.

"Tolong panggilkan orang tuanya"

Marie mengangguk mengerti dan segera menjalankan perintah.

Di ruangan ini dengan dekorasi boneka dan juga robot-robotan Erwin mengambil satu karakter putri lego di atas mejanya ia menatap lama lego tersebut sambil menunggu orang tua Alexa masuk kedalam ruangan. Tak lama kedua orang tua Alexa masuk dengan raut wajah cemas penuh harap, Marie berdiri disamping Erwin mencoba tersenyum sebaik mungkin, dengan perlahan Erwin menarik nafas sebelum berbicara, dengan perlahan ia menjelaskan setiap detail dan poin pada mereka.

Dengan hati yang hancur mereka harus menerima kenyataan bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja, sebagai ibu dia hanya bisa menangis di pelukan suaminya, Alexa putri semata wayangnya harus menderita penyakit mematikan tersebut.

"Alexa anak yang kuat, dia pasti bisa melalui semuanya."

"Tolong selamatkan Alexa, aku akan membayar berapapun agar anakku kembali sembuh"

"Kalian tidak perlu memikirkan biaya, yang aku inginkan kalian harus kuat karena ini akan sangat membantunya untuk bisa sembuh"

Dengan begitu, mereka keluar dari ruangan kembali ke kamar putri mereka.

Lagi, Erwin menghela nafas berat, sebagai dokter ia benar-benar ingin menyelamatkan siapapun tak ada niat sedikitpun berharap jaminan lainnya karena itu adalah tugas dia sebagai tenaga kesehatan. Marie meremas bahu Erwin, "Tidak perlu khawatir, dia berada di tangan yang tepat."

NO REGRETМесто, где живут истории. Откройте их для себя