13

4.4K 258 7
                                    

Apa yang terjadi semalam akan selamanya menjadi rahasia Raka, apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan dan apa yang dia lihat tak ada seorangpun yang tau.

Disinilah Deka sedang berada, sebuah lapangan yang berada di komplek perumahan elite. Dia terbangun pagi sekali karena mimpi tidak jelas yang selalu menghiasi malamnya.

Semalam dia tertidur dalam mobil Raka, namun paginya dia sudah terlentang nyaman di atas kasur.

Dia yakin tidak mungkin kakaknya yang menggeretnya ke lantai dua dengan luka sesar yang belum kering, kakak iparnya ? Tentu tidak karena dia sedang berada di luar kota, pak Amad ? Membayangkan saja rasanya mustahil, bi Saras apalagi, kakak perempuannya itu sangat menyayangi bi Saras, mana mau dia membagi perhatian bi Saras dengan Deka, dia akan cemburu. Bi Saras adalah ibu asuh kakaknya sedari kecil karena mama Olin dan papa Andres sibuk berkerja. Perempuan galak itu akan berubah lemah di hadapan bi Saras.

Jadi tidak ada pilihan lain yang dapat dia pikirkan selain Raka yang membopongnya ke kamar, memikirkan itu saja sudah membuatnya tersipu.

Aw!

Pagi hari ini Deka memutuskan untuk berolahraga berlari mengelilingi lapangan komplek, karena terlalu senang dengan pikiran indahnya jadi dia memutuskan untuk "caper" lagi ke Raka. Di masa lalu dia sering menemani Raka berolahraga pagi di lapangan ini setiap minggu nya, jadi sudah pasti dia kemari karena ingin bertemu Raka.

Waktu sudah lewat 30 menit dan dia sudah mendapatkan 2 kali putaran namun belum ada tanda-tanda akan kehadiran Raka. Deka sudah lelah "caper" jadilah dia mendudukan dirinya di kursi tempatnya menaruh handphone dan Tumblr air minumnya untuk istirahat sejenak. Deka pun meraih air minumnya untuk menuntaskan dahaga, pada tegukan ketiga dia menyemprotkan seisi mulutnya karena terkejut dengan tepukan pada bahunya.

"Pprrhhh, uhuk uhuk!"

"Astaga, maaf maaf, kau tak apa ?" Ucap seseorang itu sambil membantu mengelus punggung Deka yang sedang menepuk-nepuk dadanya juga karena tersedak.

"Apa yang kau lakukan? Kau mengagetkannya Key!" Sahutan seseorang yang lain dari samping kiri Deka.

"Sumpah aku tidak bermaksud Ang, aku hanya ingin menyapanya" Bela Kehan

"Sejak kapan kau memanggilku begitu?" Tanya Angga dengan alis berkerut

"Sejak negara api menyerah" Sahut Kehan dengan tangan yang masih sibuk membantu menepuk punggung Deka

"Berhenti memanggilku seperti itu! Dan lagi, negara api itu menyerang bukan menyerah" Sahut Angga kesal

"Kau tidak menonton episode spongebob hari ini ? Sekarang itu hari kebalikan"

"Wtf Key, enyah kau enyah" Ucap Angga sambil melempar daun-daun kering di taman itu pada Kehan, Kehan pun berlari mengindar dengan memutari tubuh Deka.

"Suka-suka Key lah" Ejek Kehan pada Angga yang sibuk berdiri-jongkok mengambil daun untuk dilempar pada Kehan sambil berlari mengejarnya. Hingga....

"Diamlah" Mereka berdua pun terdiam mendengar suara Raka yang sedang membantu Deka menyeka sisa air pada mulut dan lehernya yang membuat bajunya basah. Angga dan Kehan seketika langsung diam dan kembali melihat keadaan Deka.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Deka mencoba bersuara walaupun sedikit serak karena tersedak air minumnya, tujuan capernya tergantikan dengan keterkejutan asli karena melihat Angga dan Kehan disini.

"Aku sedang olah raga pagi berlari keluar komplek dan bertemu mereka berdua sedang makan bubur ayam" Jawab Raka lembut sambil membuka kaosnya dan mengarahkannya pada dada Deka untuk menutupi bajunya yang terlihat tembus pandang. Deka melipat kedua tangannya ke dada yang terdapat kaos berwarna hitam milik Raka dan menggenggamnya pelan.

LealWhere stories live. Discover now