27

2.7K 158 2
                                    

Hari sudah malam, mereka berempat sedang menikmati hidangan makan malam yang dibuat oleh Deka dan Bita. Mereka berencana akan mulai menghias pohon Natal nya malam ini agar saat hari H mereka bisa menikmati Natal dengan santai.

Setelah mendapatkan pohon cemara yang cocok dan sesuai selera mereka siang tadi, mereka langsung kembali ke Villa dan saat itulah Raka menemukan Deka yang sedang berkutat dengan adonan kue.

"Wangi, apa kali ini aku bisa bantu?" Tanyanya kepada Deka yang terlihat terkejut dengan kehadirannya. Segera dia menormalkan raut wajahnya dan mempersilahkan Raka untuk membantunya. Deka menyuruh Raka untuk mencuci tangannya terlebih dahulu, baru saja ia memegang wisk untuk mengaduk adonan, sisa dari kelompok mereka pun bermunculan dan ingin membantu juga.

Deka sebenarnya tidak keberatan, dia malah merasa ini akan menyenangkan hingga sampailah disaat dimana dapur itu penuh dengan perdebatan Kehan dan Bita yang kebagian membuat cinnamon roll.

"Air nya sedikit-sedikit dulu!"

"Disini katanya 80ml. Ini sudah 80ml kenapa tidak ditumpah semua?"

"Aku repot mengaduknya! Sedikit-sedikit dulu!"

Dan masih banyak lagi. Deka, Raka dan Angga yang tengah mencetak ginger cookies sudah tidak mau ikut campur dengan cinnamon roll. Mereka larut dengan keseruan bersama, canda tawa yang hadir ditengah-tengah mereka menciptakan kehangatan di tempat itu.

Kehan yang mulai kesal dengan kecerewetan Bita berani mulai melempar tepung ke arahnya dan beransur tertular kepada mereka semua.

Baru kali ini rasanya Deka merasakan rasanya lelah tertawa karena hasil keusilan mereka, apalagi melihat Kehan seperti manusia salju akibat adonan tepung yang diguyur Bita kearahnya, Bita terlihat lepek akibat sisa adonan red velvet menempel pada rambutnya bercampur putih tepung di wajahnya, Angga yang seluruh wajahnya penuh dengan cream putih sisa dari adonan ginger cookies, pun Raka dengan setengah wajahnya berlumuran coklat karena Deka meraup sisa coklat leleh di mangkuk ke wajahnya karena Raka dengan berani menumpah tepung gula di atas kepala Deka.

Tidak mau kalah, Raka lagi-lagi mengejarnya untuk melengkapi karya kue buatannya, Deka berlari memutari island counter dan bersembunyi pada tubuh teman-temannya yang berpapasan dengannya selama berlari, saat dihadapannya ada Angga yang terlihat sibuk menyeka wajahnya dengan tangan bukannya menjadikan Angga tameng dia malah mendorong Angga sehingga tubrukan tubuhnya dan Raka tak terhindar.

Deka menertawakan hasil perbuatannya yang membuat kedua laki-laki itu berpelukan mesra, berpegangan satu sama lain agar tidak terjatuh akibat lantainya yang licin karena penuh dengan tepung.

Ditengah keasyikan perang adonan tiba-tiba telpon Angga berdering, dia pun dengan hati-hati merogoh kantung celananya dan menekan tobol hijau tanpa melihat nama sang penelpon, setelah mengangkat telpon dengan wajah lesu dia berkata untuk pamit pulang lebih awal, ternyata composer music nya meminta dia untuk hadir menggantikan salah satu pianis yang berhalangan hadir di performance orchestra yang akan diselenggarakan di Italia pada hari Natal nanti.

Untuk mengejar latihan gladiresik yang sudah mepet dengan performance, dia langsung pergi ke bandara sore itu. Mereka mengantar kepergian Angga hingga gerbang Villa, saling berpelukan mengucapkan pisah dan semangat, tidak lupa juga Deka membekalkannya dengan hasil kue yang sudah mereka buat dan mendoakan agar acaranya berjalan dengan lancar. Begitulah mengapa saat ini mereka sisa berempat sedang makan malam.

Bita membuka suara untuk mengajak mereka semua menghias pohon Natal yang sudah disiapkan di ruang tengah. Bita memutar lagu-lagu Natal dari Vinyl Record yang terletak di sudut ruangan dan tanpa basa-basi mereka pun mulai mengeluarkan aksesoris hiasan Natal seperti Wreaths yang akan di gantung di depan pintu dan beberapa jendela, Tinsel berwarna merah dan silver, kaos kaki merah, candy cane berwarna merah dengan garis putih dan hijau, patung Santa yang berukuran kecil, bola-bola lampu neon, dan bintang yang akan di pasang di puncak pohon Natal.

LealWhere stories live. Discover now