chapter 20

8.8K 755 100
                                    

Hari ini Jessy kembali bolos lagi dari pelajaran nya ia meminta vani untuk mengizinkan nya dan mengatakan kepada guru bahwa ia sedang sakit. Jessy berdua saja di UKS dengan dokter nala, dokter wanita muda itu tengah asik menonton adegan drama percintaan dari negara korea selatan itu.

Tidak vani atau pun dokter nala kedua nya sangat maniak melihat drama romantis itu. Jessy tidak terlalu menyukai film ia lebih suka membaca buku fiksi ya walaupun tentang percintaan juga.

Menurut Jessy menonton drama itu sangat membosankan dan ia lebih suka membaca novel saja. Jessy mampu menghabiskan waktu satu harian hanya untuk membaca novel. Seperti nya Jessy perlu membeli beberapa buku novel untuk menemani hari - hari nya.

Suara bel istirahat berbunyi Jessy ingin pergi ke kantin namun sebelum itu ia melihat luna yang berjalan menuju gudang belakang sekolah. Jessy mengikuti nya sambil merekam perbuatan nya. Luna membuka pintu gudang itu lalu mengunci dirinya sendiri tidak lupa kondisi diri nya di buat seberantakan mungkin agar terlihat menyedihkan.

Jessy mengirim pesan ke vani agar ke kantin tidak sendirian dan harus di temani. Beruntung nya Risya menjemput vani dan kini mereka pergi ke kantin untuk menyusul yang lain nya. Jessy yang memiliki ide jahil pun mulai menakut - nakuti luna yang berada di dalam gudang.

Jessy menghidupkan music suara kuntilanak yang sedang tertawa dan menangis. Jessy sangat puas melihat raut wajah luna yang pucat dan penuh ketakutan. Jessy pergi meninggalkan luna yang sudah menangis di dalam gudang tersebut karena ketakutan.

Sesampainya Jessy di kantin pun menjadi pertanyaan untuk mereka tumben sekali Jessy lama. Jessy pun menjelaskan kalau ia pergi ke toilet sebentar untuk menuntaskan hajat nya.

"Li..liam , luna terkunci di dalam gudang lalu menangis ". Ucap seorang siswi sambil mengantur nafas nya yang kelihatan lelah berlari itu.

Liam dan yang lain nya sangat panik sehingga mereka tanpa berpikir apa pun segera pergi ke gudang. Jessy hanya menatap mereka dengan sinis apalagi vani yang melihat Liam sangat memperdulikan luna membuat hati kecil nya merasa cemburu.

Bahkan dari mereka pertama pacaran Liam tidak pernah sedikit pun bersikap romantis terhadap nya. Jessy sangat tidak suka melihat wajah ke putus asaan dari vani. Jessy memberikan vani satu buah permen kaki untuk menghibur vani.

"Gak usah cemberut mulut lo bau, kasihan hidung lo yang berdekatan sama mulut lo itu harus mencium aroma kebusukan ".

Vani merampas permen kaki itu dengan wajah yang semakin cemberut sementara Risya, gio. Autstin , brian sudah tertawa terbahak - bahak.

"Emang ya mulut Jessy itu racun banget ". Ucap Risya yang tidak bisa menghentikan tawa nya.

Brak.

Liam menatap tajam ke arah vani sambil menunjuk vani dengan jari nya. Jessy menendang tangan liam hingga membuat cowok itu tersungkur. "Jangan pernah lo nunjuk sahabat gue kalau lo gak mau kehilangan satu jari lo "

"Jaga sikap lo Jessy lagian ini bukan urusan lo ". Ucap deon.

"Ini juga bukan urusan kali ". Jessy menatap deon dengan jengah .

"Jelas ini urusan gue karena luna udah gue anggap sebagai adik kandung gue ". Deon berucap tanpa memikirkan perasaan Jessy. Jiwa vena tidak sakit hati karena ia sama sekali tidak ada hubungan apa pun dengan deon. Tapi berbeda dengan perasaan jiwa Jessy yang asli hatinya terasa begitu sakit dan itu pula yang jiwa vena rasakan untuk saat ini.

"Kalau gue gue juga harus bilang gue udah anggap vani sebagai kakak kandung gue sekaligus sahabat tersayang gue. Gue bisa melakukan apa pun untuk nya termasuk berhadapan dengan kalian. Kenapa ? Lo pasti mau nuduh vani yang mengunci luna di gudang kan ?". Tanya Jessy yang membuat mereka kaget.

"Oh jadi lo -".

"Apa ? Lo mau nuduh gue? Biar lo tahu ya  ,cewek tadi yang ngasih info ke lo itu bicara nya terlalu kuat. Gue rasa semua orang yang ada di kantin ini juga denger. " .

Jessy berjalan mendekati luna ia memperlihatkan sebuah video dirinya yang diam - diam masuk ke dalam gudang. Luna merasa tubuh nya sangat lemas seperti jelly.

"Lo mau nyari masalah ya sama gue dan vani ?"bisik Jessy sambil tersenyum smirk.

"Li..Liam bukan vani yang ngunci aku di gudang ".ucap luna dengan gagap.

"Jawab aja dengan jujur lun gak usah takut sama ancaman nya Jessy. ". Ucap Daisy.

"Iya luna lo harus jawab jujur sebenarnya apa yang terjadi ?. Siapa yang mengunci lo di gudang ? Atau jangan - jangan lo mengunci diri sendiri di sana?.". Jessy tersenyum mengejek.

"Lagian dari kemarin masalah lo ke kunci di gudang terus lo emang suka tinggal di gudang atau gimana sih ? Heran gue suka banget main di tempat hang berdebu begitu ".

"Udah lah bicara sama kalian semua gak ada guna nya dapat pahala enggak dapat dosa iya ". Jessy menarik tangan vani untuk ikut dengan nya pergi meninggalkan para sampah itu.

Jessy yang melihat kunci gudang berada si saku rok luna pun berbicara dengan lantang kepada ketua osis mereka. "Woi ketua osis lain kali kalau nyimpan kunci gudang itu yang bener. Jangan di kasih ke sembarangan orang dong ".

"Maksud lo apa "tanya rian yang merupakan ketua osis mereka.

Jessy menarik kunci gudang itu dari saku luna ia melemparkan kunci itu ke arah rian. "Ini maksud gue , wait luna kenapa kunci gudang bisa ada sama lo ? Jangan - jangan .... Oh luna gue gak nyangka lo mau nge fitnah vani lagi ya. Apa sih salah vani sama lo luna ?. ". Jessy membuat wait wajah nya se sedih mungkin. Kali ini ia akan memainkan peran sebagai orang hang tersakiti.

"Padahal vani udah merelakan liam untuk lo walaupun selama ini lo jadi selingkuhan nya Liam ,vani juga udah berusaha sabar. Tapi ini ? Lo mau menuduh vani lagi ? Sebenarnya salah vani sama lo apasih lun ? ". Tanya Jessy dengan wajah tidak menyangka yang di buat - buat.

Jessy menepuk pundak Deon. "Bro gue rasa adek baru lo gak bener. Masa iya anak baik - baik ke kunci di gudang tapi kunci nya sama dia.".

"Lo jaga cewek lo ya takut nya habis ini dia gak kehabisan akal untuk memfitnah sahabat gue ". Jessy menepuk pundak liam sebanyak dua kali.

Liam terdiam mematung sambil meminta kejelasan terhadap luna. Sementara Jessy ia tersenyum dan tertawa puas melihat raut wajah pucat milik luna. Tubuh luna bergetar ia tidak tahu harus berkata apa semuanya tidak sejalan dengan pikiran awalnya.

Liam menunjukkan raut wajah kecewa nya dan pergi meninggalkan luna. Luna sebisa mungkin mencari penjelasan yang masuk akal. Ia meremas rok ny karena takut dan bingung ia harus mengatakan apa ke pada liam pikirnya.

Become to Antagonis FriendWhere stories live. Discover now