Bab 25

2.1K 133 5
                                    

3 minggu kemudian~

"Anata?"

"Hm?"

"Hari ini karin, temari-nee dan tenten akan datang"

"Kemana?"

"Kesini.. Kerumah kita"

"Keperluan apa? Tidak usah mengundang mereka. Mereka sangat ribut"

"Anata jangan berkata seperti itu tau.. Itu temanku"

"Tapi mereka sangat berisik sayang.. Itu akan mengganggu sasura"

"Naruto dan sai yang lebih berisik saja tidak aku larang kesini kenapa temanku tidak boleh?"

"Hah.. Aku sudah pernah memarahi mereka jadi aku pastikan setiap kali mereka berisik, aku akan menggeplak kepalanya"

"Teman-temanku juga ribut termasuk aku juga ribut kalau begitu.. Kenapa tidak memukul kepalaku juga?" tanya sakura mulai tersulut emosi.

"Bagaimana mungkin aku memukulmu sayang? Itu sama saja aku memukul diriku"

"Yasudah.. Jangan mengusir mereka karena sama saja anata mengusirku juga"

"Baiklah baiklah aku menyerah.. Mereka bisa datang tapi tidak setiap hari"

"Anata--"

"Mereka seorang ibu dan istri jadi harus lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarganya"

"Iya.. Tapi mereka juga sudah lama tidak bertemu denganku"

"...."

"Aku sangat merindukan mereka.. Terakhir bertemu saat melahirkan sura-kun.. Itu sangat lama"

"Via handphone juga bisa sayang"

"Aku kecewa padamu" ucap sakura yang ingin pergi dari kamar.

Melihat itu segera sasuke menangkap pergelangan tangan sakura lalu menghadapkan tubuh sakura menghadapnya dan memegang kedua pundak sakura.

"Baiklah kalau begitu.. Jangan marah padaku sayang.. Aku minta maaf ya"

"Huh"

Melihat sakura menghela nafas pertanda emosi segera memeluknya dan mencium ubun-ubun kepalanya.

"Baiklah aku menyerah.. Maaf ya membuatmu marah" ucapnya mengelus punggung sakura.

"Habisnya anata jahat.. Kenapa anata mengatakan seperti itu.. Mereka sahabatku sejak kecil wajar bila aku sakit hati mendengar perkataan anata yang tidak mengizinkan mereka bertemu denganku"

"Maaf ya.. Baiklah, mereka bebas bertemu denganmu"

"Hum" gumam sakura membalas pelukan sasuke.

Ruang makan~

Dikarenakan sakura dan sasuke mengambil shift malam menjadikan mereka bisa meluangkan waktu sampai pukul 7 malam.

"Fuu.. Tolong ambilkan sendok sayurnya ya" ucap sakura.

"Baik nyonya"

Fuu pun pergi ke arah dapur belakang dengan wajah mengerungut.

Sakura yang fokus pada sasuke dan sasura pun tak melihat raut wajah fuu begitupun dengan sasuke yang sedari tadi melarang sakura untuk terlalu banyak bergerak dan alhasil sasuke selalu menjadikan tangannya agar perut sakura terhindar daru sikut meja lalu mulai membantu sakura duduk dan mengambil lauk pauk yang sakura inginkan.

Namun berbeda dengan nenek chiyo. Dia yang melihat raut wajah fuu pun segera menyusul fuu.

------------------

Protect you☃Where stories live. Discover now