7

199 19 0
                                    

Yoshi menyesap kopi panasnya perlahan. Kini di atas rooftop rumah sakit Jihoon dirawat, Yoshi duduk sendirian, seraya memandang bulan yang tampak terang.

Jihoon harus dilarikan ke rumah sakit karena Asahi mengatakan luka dalamnya tak akan sembuh jika harus dirawat di rumah. Dalam hatinya, Yoshi sedikit menyesal karena telah gegabah sehingga Jihoon harus menanggung akibatnya.

"Dasar tolol!" umpat Yoshi pada dirinya sendiri.

"Gak ada gunanya lo ngomong gitu," sahut seseorang dari belakang. Yoshi menoleh dan langsung melihat Mashiho yang sedang bersandar pada daun pintu.

Mashiho mendudukkan tubuhnya di sebelah Yoshi. Sesaat kemudian dokter dengan tubuh mungil itu tersebut manis.

"Asahi udah cerita soal Junkyu?" tanya Mashiho memulai percakapan.

Yoshi mengangguk pelan. "Gak banyak, tapi itu buat gue tau beberapa hal tentang Junkyu," jawabnya.

"Lo ada rasa kasihan sama dia?" tanya Mashiho.

Yoshi tidak langsung menjawab, ia diam sejenak untuk berpikir lalu menggeleng cepat pertanda tidak.

"Najis, gak ada gunanya gue kasian sama dia," jawab Yoshi sinis. Mashiho lantas terkekeh mendengarnya.

"Gue pernah ada di posisi yang sama kaya lo." Ucapan Mashiho itu mengejutkan Yoshi.

"Maksudnya?'

"Orang yang gue sayang juga pernah diambil Junkyu, Yosh," lanjut Mashiho. Yoshi menggeleng tak percaya.

"Orang yang lo sayang diambil Junkyu dan lo masih kerja di bawah kendali dia?" tanya Yoshi tak habis pikir.

"Menurut lo gue harus apa?"

"Ya ambil lagi apa yang dicuri sama Junkyu atau balas dendam lah," jawab Yoshi yakin. Mashiho tertawa ringan mendengarnya.

"Buat gue segala hal itu harus dimulai dari sadar diri Yosh. Balas dendam sama Junkyu? Jangan gila, harta dan kekuasaan yang dia punya gak sebanding sama gue," balas Mashiho. Yoshi cukup terkejut, yang dia tau Takata Mashiho adalah seorang dokter dengan gaji dan jabatan yang tinggi. Dan dia mengatakan bahwa Junkyu jauh lebih berkuasa daripada dirinya yang itu berarti bahwa Junkyu memang memiliki kekuasaan yang tidak main main.

"Tapi gue tetep balas perbuatan Junkyu," lanjut Mashiho.

"Dengan cara?" Yoshi merasa penasaran dengan obrolan ini.

"Dengan cara berada di dekat Junkyu. Merawat fisik dan mental dia agar lebih baik supaya gak ada lagi korban seperti orang yang gue sayang." Jawaban Mashiho mengejutkan Yoshi.

"Gue gak mau ada orang lain ngerasain apa yang gue rasain yaitu kehilangan orang yang disayang. Apalagi kalau penyebabnya Junkyu."

Mashiho melihat jam tangan miliknya lalu bangkit berdiri.

"Maka dari itu lo jangan sungkan buat minta tolong sama gue. Karena gue tau gimana rasanya jadi lo. Gue bakal bantu lo sebisa gue," ucap Mashiho lalu meninggalkan Yoshi.

Keesokan harinya Sabina merasa lega karena tidak mendapati keberadaan Yoshi dan Jihoon. Meskipun dalam hatinya ia merasa heran mengapa tidak ada dua pria itu di depan kamarnya. Ia jadi merasa khawatir kalau Junkyu sudah mengetahui apa yang terjadi kemarin.

Sabina memanggil Lana yang membawakan pakaian kering miliknya.

"Kamu lihat Junkyu, Lana?" tanya Sabina.

Pelayan muda itu menggeleng tanda tak tau.

"Saya terakhir melihat Tuan Junkyu saat pukul 4 pagi Nyonya," Sabina mengernyitkan alis.

Can't Escape • Kim Junkyu Where stories live. Discover now