13

148 17 0
                                    

Mansion Junkyu kini tampak berbeda dari sebelumnya. Terlihat beberapa dekorasi di sudut bagian. Orang orang yang berlalu lalang membawa barang pernikahan serta para pelayan di mansion Junkyu yang penuh dengan senyuman. Tentu saja mereka merasa bahagia karena akhirnya bisa merasakan keramaian di mansion yang jauh dari hiruk pikuk kota ini.

Namun pemandangan yang berbeda terjadi pada salah satu anak buah Junkyu, Huang Renjun. Lelaki itu tidak tampak seperti biasanya. Dimana ia akan bersikap cuek pada lingkungan sekitar kini tampak berbeda. Raut wajah Renjun tampak gelisah, berkali kali ia mengusap rambutnya kasar. Hal itu menarik perhatian Jeno.

"Kenapa sih?" tanya Jeno heran sekaligus jengah melihat perilaku Renjun.

"Jihoon sama Yoshi kok belum keliatan ya?" Renjun balik bertanya.

"Mungkin aja mereka ada di kamar Nyonya Sabina. Kan mereka tugasnya memang mengawal dia. Katanya kalau nikah pengantin cewek lebih ribet dari pengantin cowok. Mungkin aja Yoshi sama Jihoon lagi bantu bantu di sana kan?" balas Jeno.

Renjun menggeleng. "Gimana ceritanya mereka kerja kalau semalem aja mereka gak pulang?" ujar lelaki berdarah China itu.

"Mereka gak pulang?!" Jeno tampak terkejut.

"Enggak. Gue yakin mereka gak pulang karena kaya yang lo tau, kebiasaan gue adalah gak akan tidur sebelum memastikan semua anak anak masuk paviliun. Dan sampai jam 2 pagi mereka berdua gak keliatan," ucap Renjun.

"Mungkin mereka masuk pas lo udah tidur kali."

Lagi lagi Renjun menggeleng. "Gue gantian jaga sama Soobin dan kata dia pun Yoshi Jihoon gak pulang," jawabnya.

"Lo keliatannya khawatir banget, dulu Hyunjin bahkan gak pulang hampir dua minggu lo gak sepanik ini," ucap Jeno.

Renjun terdiam, memang benar dulu Hyunjin tidak pulang hampir dua minggu karena saat itu dia menjalankan tugas penting dari Junkyu. Namun Renjun tak begitu khawatir karena sebrengsek apapun Junkyu dia adalah orang yang sangat bertanggung jawab atas keselamatan anak buahnya.

"Kali ini beda Jen. Dulu Hyunjin keselamatannya dijamin sama Junkyu, tapi kalau sekarang justru keselamatan mereka berdua yang bahaya karena ada di tangan Junkyu," balas Renjun dalam hati.

"Lo jaga di sini, gue mau cari mereka dulu." Renjun lalu meninggalkan Jeno yang kebingungan.

Di tempat lain, tepatnya pada sisi Sabina. Wanita itu kini sudah cantik menggunakan gaun pengantin berwarna putih dengan bagian lengan yang hanya menutup selangka. Bahunya terekspos sempurna menampilkan sisi lain dari Sabina Kim. Rambut gadis itu dikepang longgar dengan bandu kecil di kepalanya.

"Anda tampak sempurna, Nyonya." Lana tampak terkesima dengan penampilan Sabina. Ia mengakui secantik apa Sabina, meskipun pada kesehariannya Sabina memang cantik tapi entah kenapa pada hari pernikahannya dia berkali kali lipat lebih cantik.

"Tuan Junkyu memang tidak salah memilih Anda." Mendengar nama Junkyu disebutkan entah kenapa perasaan Sabina jadi tak enak. Ia mengharapkan kedatangan Asahi dan Mashiho untuk membawanya pergi sebelum sumpah pernikahan terucap. Apalagi sedari kemarin ia belum juga melihat keberadaan Yoshi dan Jihoon.

"Kamu liat Yoshi dan Jihoon?" tanya Sabina, Lana sontak menggeleng.

"Tidak, Nyonya," jawab pelayan muda itu cepat. Ketakutan Sabina semakin bertambah mendengarnya.

Brukkk

Di sebuah ruang bawah tanah, dua tubuh manusia didorong begitu saja ke lantai yang dingin tanpa adanya rasa manusiawi. Pria yang mendorong tubuh Jihoon dan Yoshi yang sudah lemah itu menendang tubuh keduanya cukup keras.

Can't Escape • Kim Junkyu Where stories live. Discover now