18

186 21 2
                                    

Sesuai dengan janjinya kemarin, Ni-ki datang pada siang hari saat shift Yoshana hampir selesai. Lelaki itu menggunakan celana jeans dan turtle neck berwarna hitam.

Cuaca siang itu tidak begitu panas karena matahari tertutup oleh awan. Ni-ki cukup khawatir hujan akan turun dan menggagalkan rencananya.

"Ni-ki," panggil Yoshana, wanita itu kini sudah rapih dengan gaun selutut bermotif bunga.

Ni-ki balas tersenyum. "Kita mau ke mana? Tanya Yoshana saat sudah berada di hadapan Ni-ki.

Ni-ki tertawa canggung. "Aku sebenarnya gak punya tujuan mau bawa Kak Yoshana kemana."

"Jadi kita mau jalan jalan random tanpa tujuan gitu?" tanya Yoshana.

"Enggak juga, aku mau menunjukkan Kak Yoshana beberapa tempat yang mungkin berguna buat Kak Yoshana." Alis Yoshana mengernyit mendengarnya.

Ni-ki menggenggam tangan Yoshana, menariknya sembari berlari kecil menuju sebuah kedai ramen.

"Kamu lapar?" Ni-ki menggeleng.

"Ini kedai ramen favoritku. Kalau Kakak jadi langganan di sini, Kakak bisa dapat diskon di hari hari tertentu," jelas Ni-ki.

"Kakak gak usah khawatir soal harga dan rasa. Menu di kedai ramen ini harganya gak terlalu mahal, rasanya juga enak karena yang buat ramen di sini udah berpengalaman selama hampir 25 tahun," lanjut Ni-ki antusias.

Yoshana terkekeh, ide untuk mengajak Yoshi dan Jihoon makan bersama di kedai ini tiba tiba terlintas di kepalanya.

Ni-ki kembali menarik tangan Yoshana menuju sebuah rumah kecil dengan eksterior kayu.

"Ini perpustakaan sekaligus toko buku. Kalau Kakak suka baca buku kaya novel atau komik, Kakak bisa datang ke sini. Dan Kakak bisa beli bukunya kalau Kakak suka," jelas Ni-ki.

Yoshana berbinar mendengarnya, wanita itu memang suka membaca. Menemukan tempat seperti ini tentu saja menjadi surga baru untuknya.

"Kak Yoshana mau masuk?" Tawar Ni-ki.

"Mau!" Balas Yoshana.

Saat memasuki rumah itu, keduanya disambut oleh seorang pria tua yang sedang menikmati secangkir teh.

"Nishimura?" Panggil pria tua itu.

Ni-ki membungkukkan tubuhnya sebagai tanda salam.

"Setelah sekian lama kamu datang ke sini lagi ya," ujarnya.

"Iya, akhir akhir ini aku agak sibuk, Paman."

Pria tua itu menghampiri Ni-ki lalu tersenyum menggoda saat melihat Yoshana yang berada di sampingnya.

"Kamu sudah besar ya, Nishimura. Sekarang kamu berani membawa seorang gadis kemari," ledek pria itu. Ni-ki tertawa kecil dengan pipi yang agak memerah.

"Siapa namamu?" Tanya pria itu pada Yoshana.

"Kanemoto Yoshana,"

"Namamu agak terdengar asing. Kamu orang baru di lingkungan ini?"

Yoshana mengangguk. "Iya, aku baru pindah beberapa minggu yang lalu," balasnya.

"Semoga betah ya berada di lingkungan ini. Ngomong ngomong kamu lebih suka novel atau komik?" Pria tua itu mengambil beberapa buku dari bawah meja.

"Aku lebih suka novel," jawab Yoshana.

Lantas pria tua itu menyerahkan beberapa buku yang tampak usang pada Yoshana.

"Ini beberapa novel terbaik yang pernah terbit di Jepang. Bukunya memang usang karena sudah dirilis beberapa puluh tahun yang lalu. Tapi halamannya masih lengkap, kamu gak usah khawatir." Ada 3 novel yang diberikan pada Yoshana.

Can't Escape • Kim Junkyu Where stories live. Discover now