Wichapas Sevde.

392 38 2
                                    

Bible yang awalnya merasa masih berada di dalam rumahnya, dan sedang membicarakan sesuatu bersama Mile, ia terkejut saat tiba-tiba dirinya berpindah tempat, hanya dalam satu kedipan mata. Bukan, dirinya bukan hanya berpindah tempat dari ruang tamu, ke ruang lain, atau dari rumahnya, ke tempat lain, melainkan seperti kehidupan lain. Ia terdiam seketika saat baru saja membuka matanya, tak percaya apa yang baru saja ia lihat sekarang, menginjakkan kaki di atas lantai dengan keramik putih dan emas, dengan ukiran mewah, dinding yang menjulang tinggi, dengan langit-langit yang dihiasi lampu berlian, dan sedikit kebiruan, sisi kiri yang terdapat banyak jendela besar, dan sebuah patung emas di setiap sisi.

Ia hendak bertanya pada Mile yang masih setia di sampingnya, namun saat menoleh, dirinya kembali dikejutkan dengan tampilan Mile yang entah sejak kapan berubah, yang ia ketahui, saat datang ke rumahnya, Mile hanya bersetelkan kemeja hitam, serta celana bahan, berwarna putih. Namun sekarang Mile memakai jas hitam berbahan satin, dengan kancing kuning keemasan, dan celana hitam, dengan sepatu pantofel, yang membuatnya semakin terlihat gagah dan berwibawa, dengan bahu yang ditegapkan. Bukan seperti setelan yang sering Bible lihat pada Mile, atau siapapun, tapi ia pernah melihatnya disuatu tempat, film dan kartun? Pikirnya.

"K-kak Mile, sejak kapan kau mengganti baju?" Gugupnya dengan sedikit rasa takut saat melihat Mile.

"Saat dalam perjalanan bersama Yang Mulia." Seakan jantungnya dipaksa untuk berhenti berdetak, Bible hampir tidak bernafas setelah mendengar cara bicara Mile yang ikut berubah, lebih dalam, dan formal, ditambah memanggilnya dengan julukan 'Yang Mulia.'

"Memang kita di mana, kak Mile?"

"Kau tidak mengingatnya Yang Mulia? Kita baru saja melakukan perjalanan panjang. Cobalah untuk mengingat kembali sembari kita berjalan." Dirinya masih merasa ini hanyalah mimpi semata, ia masih diam di tempat, ketika Mile sudah lebih beberapa langkah di depannya, lalu ia menoleh kembali ke belakang dan berdeham untuk menyadarkan Bible.

Bible mengangguk dengan panik, dan mulai berjalan mengikuti Mile, menyamakan langkahnya, dan seperti yang Mile katakan, dirinya berusaha mengingat kembali apa yang terjadi sebelum ia tiba di sini.

______

Mile duduk di sofa ruang televisi bersama Bible, dengan secangkir teh dan sebuah berondong jagung yang tersedia di atas meja, menemani waktu menonton mereka. Entah apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan, tidak ada percakapan, atau basa-basi, keduanya sama-sama tak bergeming.

Sebenarnya, Mile diminta datang ke rumah Bible oleh Elaine dan Guido, untuk menemani dan menjaga Bible selama mereka berdua pergi, memang sudah seperti itu sejak dulu, tapi apakah Bible adalah anak umur lima tahun yang masih harus diambilkan makan atau diantar ke kamar mandi saat ingin buang air? Walau sejujurnya Mile dan Bible tidak nyaman, namun mereka tetap melakukannya, dengan alasan 'hitung-hitung mengisi kekosongan hari.'

Sepertinya kegiatan menonton akan sedikit lebih seru jika ada beberapa teman lagi, namun sayang hanya Mile dan Bible yang libur kelas hari itu.

Terlebih, entah apa alasan Elaine dan Guido yang meminta Mile untuk menjaga Bible? Kenapa harus Mile? Bukankah sudah ada bibi asisten yang selalu berada di rumah, lagi pula usia Bible tidak lagi usia remaja atau anak-anak yang masih dalam pengawasan orang dewasa, kini dirinya sudah menjadi seorang pria dewasa, dan, dia memang sudah terbiasa hidup sendiri, bukan?

"Bible." Sampai akhirnya panggilan Mile memecah keheningan diantara mereka. "Ada apa, kak Mile?"

Mile menarik nafas, sebelum hendak mengujar. "Ada sesuatu yang harus kau ketahui." Hening yang sudah memudar, kini berganti tegang dan mencekam. Mile nampak sangat serius mengatakan hal itu, dan Bible yang terdiam karena penasaran.

Prince of the Night [BibleBuild]Where stories live. Discover now