36.

3.3K 339 24
                                    

4 Tahun kemudian.

Di Taman Kanak-Kanak Jangsari, 3 anak berdiri mengepung 1 anak lainnya.

"Padahal kamu biasa saja, tapi kenapa suka cari perhatian anak cewek? Lihat wajahmu, menyebalkan sekali!" Umpat anak laki-laki berbadan sedikit berisi kepada anak laki-laki di depannya.

Anak-anak yang sama-sama berusia 3 tahun itu seperti sedang bertengkar.

"Tapi bukan salahku. Aku tidak berteman dengan mereka." Jawab anak itu membela diri.

Anak laki-laki yang sedikit gemuk itu melipat tangannya dan tersenyum sinis, "Hah, lihat. Beraninya kamu menatap ku dengan tatapan seperti itu. Apa kamu tidak tahu siapa aku?" Bentak anak tersebut.

Karena anak lelaki yang di bentak itu masih melotot, seorang dari 3 orang itu mendorong anak laki-laki itu dan menampar pipinya.

"Hei, apa kamu tidak dengar? Turunkan matamu dan hormat pada tuan muda Nan!" Bentak pria kecil itu.

Anak yang di tampar itu menghela nafas panjang, "Hah, berhenti mengajak ribut, kalian jelek!" Anak lelaki itu balik mengumpat.

"A-Apa? Kau sialan!!" Anak yang di panggil tuan Nan itu merasa geram karena di hina. Dia mengangkat tangannya hendak menampar anak laki- laki itu, sebelum sebuah teriakan menghentikan niatnya.

"Hei, berhenti kau gendut sialan!" Seorang gadis berusia 6 tahun berlari dengan sekuat tenaga menghampiri orang-orang itu dan Brukkhhh! Satu tendangan keras melayang di perut tuan muda Nan itu.

"Arkhhhhhhh." Anak laki-laki itu memekik kesakitan sambil memegang perutnya yang sakit karena di tendang.

"Beraninya kalian menindas adik manisku!" Teriak gadis itu dengan marah.

Sementara anak laki-laki di belakangnya menghela nafas panjang, "Jiejie, bukan manis tapi 'Tampan' tolong ingat itu Jie." Kata anak lelaki itu sambil menekan kata 'Tampan.'

Gadis kecil itu barbalik menatap adiknya dengan wajah datar, kemudian dia mulai dengan usil mencubit kedua pipi anak lelaki itu.

"Ya ampun Jian ku yang imut. Kamu memang adikku yang sangat manis.." Seru gadis kecil itu.

Anak laki-laki yang tak lain adalah Wang Jian itu kembali menghela nafas panjang, "Jina Jie, tolong bilang aku 'Tampan!' Aku tidak akan bicara dengan Jiejie kalau Jiejie tidak memanggilku tampan!" Ancam Jian kepada gadis yang tak lain adalah Xiao Jina itu.

"Ah, apa sekarang kamu sedang mengancamku?"

Di saat tuan muda Nan sedang merintih kesakitan karena di tendang, kedua kakak beradik itu malah berdebat soal 'ketampanan.'

"Ka-Kalian tunggu saja! Aku akan memanggil papaku kesini, lihat saja, kalian akan berlutut di depanku!" Ancam tuan muda itu sambil berbicara dengan susah payah.

Jina dan Jian menatapnya dengan tatapan mengintimidasi tanpa rasa takut.

Melihat kedua anak itu berani menatapnya seperti itu, Tuan Muda Nan menggertakan giginya dengan kesal.

"Ayo pergi!" Dia mengajak kedua anak itu pergi dari sana.

Setelah mereka pergi, Jina dengan segera menyentuh pipi Jian dengan lembut.

"Ya ampun, mereka memukulmu? Kenapa kamu tidak membalas?" Tanya Jina dengan khawatir.

Jian dengan sampai menghela nafas, "Kalau aku balas, Papa akan datang kesini lagi dan meminta maaf, padahal bukan aku yang salah." Jian bukan pertama kalinya di ganggu, tapi ini yang ketiga kalinnya.

Kali pertama dan kedua dia membalas memukul anak yang menganggunya, tapi anak-anak yang mengganggunya adalah anak-anak yang berbeda.

Karena Jian membalas memukul, Orang tua mereka di panggil. Taman kanak-kanak Jangsari adalah tempat dimana semua anak pengusaha kaya bersekolah disana. Dan setiap kali ada masalah dengan Jian, Zhan lah yang hadir kesana.

CINTA ABADI (YIZHAN/END🖤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang