20. Siap Menikah?

1K 85 8
                                    

______________

Begitu Adzan Maghrib berkumandang, keduanya bergegas untuk ke Masjid, menunaikan kewajiban setiap umat muslim.

Usai sholat Maghrib, keduanya lanjut untuk ke tempat tongkrongan anak-anak Kampung Rakyat, di cafe-cafe yang buka saat sore sampai menjelang malam.

"Mau makan?" Tanya Hasta setelah duduk disalah satu meja cafe yang malam ini lumayan ramai.

"Iya deh, Mas. Mm, ayam geprek aja." Jawab Almira setelah melihat menu yang terpajang dibelakang meja kasir.

"Mbak!" Panggil Hasta pada salah satu pelayan yang tak sengaja lewat.

"Pesan ayam geprek dua, minumnya, kamu mau apa?" Tanya Hasta.

"Jus alpukat sama Aqua, Mas." Jawab Almira.

"Oke, ayam geprek dua, jus alpukat satu, latte dingin satu, dan Aqua satu." Ucap Aqsa.

"Oke, mohon tunggu sebentar ya, Mas." Ucap si pramuniaga yang kemudian berlalu mengantarkan daftar pesanan.

"Rame ya." Celetuk Hasta setelah mereka saling diam beberapa menit yang lalu.

"Heem." Angguk Almira.

"Sering kesini?" Tanya Hasta kemudian.

"Nggak pernah, baru ini." Jawab Almira.

"Oh, terus kalau malam Minggu atau malam Kamis, kemana? Dirumah aja?" Tanya Hasta.

"Iya, dirumah aja. Males keluar." Jawabnya.

Anggukan mengerti Hasta layangkan. Tak lama, makanan mereka datang. Keduanya mulai untuk makan.

"Tahun ini, kamu siap menikah?" Tanya Hasta kemudian.

"Ukhuk! Ukhuk!" Almira terbatuk, dengan segera Hasta menyodorkan segelas air.

"Pelan-pelan makannya." Tegur Hasta.

"Maaf, Mas tadi bilang apa?" Tanya Almira kemudian.

"Saya tanya, tahun ini kamu siap menikah atau tidak?" Ulang Hasta lagi.

"Menikah?" Gumam Almira pelan tapi dapat didengar Hasta.

Tidak, Almira tidak bertanya lagi pada Hasta. Ia hanya terkejut dan tidak percaya jika Hasta akan menanyakan hal ini saat ini padanya.

"Heem, menikah sama saya." Sahut Hasta.

"Mas.. secepat ini?" Tanya Almira kemudian.

"Saya hanya ingin menanyakan kesiapan kamu, Almi. Jika kamu belum siap, saya bisa menunggu." Sahut Hasta kemudian.

"Mas, serius?" Tanya Almira menatap Hasta lekat seolah mencari kesungguhan dari lelaki itu.

"Saya serius, benar-benar serius. Jika kamu belum siap menikah tahun ini, maka tunangan dulu. Menikah tahun depan juga saya tidak apa-apa. Saya siap menunggumu." Ucap Hasta kemudian menyatakan keseriusannya.

"Apa tidak lebih baik dibicarakan sama Ayah dan Ayah Bunda Mas Hasta dulu?" Tanya Almira kemudian.

Tidak-tidak! Almira bukannya tak ingin menikah dengan Hasta secepat ini. Hanya saja ia terlalu terkejut. Dan memang lebih baik dibicarakan lebih dulu pada kedua orang tua dari keduanya, bukan?

"Jika kamu siap, saya akan membicarakan pada kedua orang tua kita." Jelas Hasta.

"Almi, Almi cuma nggak nyangka Mas Hasta seterburu-buru ini." Ucapnya pelan. Bukan berniat menghakimi Hasta, ia hanya malu.

"Saya tidak buru-buru, Al. Saya hanya menanyakan kesiapan kamu. Jika kamu belum siap, saya bisa menunggu. Entah tahun ini, atau tahun depan, tidak masalah. Asal jangan membuat saya lelah dan kecewa saat menunggumu yang tak kunjung siap." Jelas Hasta lagi.

PRAHASTA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang