36. Pindah Rumah👣

25 3 0
                                    

Beberapa hari ini pikiran Bumi sedang bercabang dia memikirkan untuk pindah rumah dan ingin tinggal sendiri. Bukan tidak nyaman tinggal bersama keluarga Reyga namun dia merasa tidak enak menumpang lebih lama lagi di rumah orang.

Bumi melihat tabungannya dia rasa cukup untuk membeli rumah dan menunjang kehidupannya selama satu tahun kedepan.

Tidak perlu besar yang penting nyaman dan layak di huni.

Rumah berwarna putih di hiasi kolam ikan dan beberapa tanaman yang menghiasi kolam membuat suasana rumah tersebut menyegarkan dan membuat siapapun penghuninya akan betah berlama-lama berada di dalam rumah.

Rumah berwarna putih di hiasi kolam ikan dan beberapa tanaman yang menghiasi kolam membuat suasana rumah tersebut menyegarkan dan membuat siapapun penghuninya akan betah berlama-lama berada di dalam rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penampakan rumah Bumi yang baru.

Memang kecil dan sengaja dia membeli rumah yang sudah ada kolam ikannya agar dia ketika sedang stres bisa melihat ikan warna warni yang sedang berenang bebas.

Bumi mengemas pakaiannya kedalam tas ransel yang dia bawa serta tak lupa mengemas semua peralatan sekolahnya dengan baik ke dalam tas.

Bumi sebenarnya belum bilang apapun kepada Reyga dan keluarganya tentang rencana pindah rumah itu.

Pasti Reyga serta orang tuanya akan syok mendengar perpindahan yang secara tiba-tiba ini. Tapi Bumi sudah bertekad untuk pindah karena tidak mau terus menerus menyusahkan reyga beserta keluarganya.

Bumi turun dengan menggendong satu tas ransel yang di isi oleh pelaratan sekolah sedangkan ransel yang berisi baju dia bawa dengan cara di jinjing.

Bumi menuruni anak tangga satu persatu dengan sangat hati-hati dia berbalik menatap kamar tempat dia dan Reyga tidur kini harus dia tinggalkan kamar yang menemaninya selama 30 hari ini. Begitu banyak kenangan yang bumi ukir di kamar itu bersama Reyga mungkin dia akan kangen dengan kamar itu nantinya.

Ketika Bumi sudah sampai di bawah dia langsung berjalan menuju ruang makan mencari keberadaan Reyga dan kedua orang tuanya untuk berpamitan.

Bumi menelan ludahnya susah payah sebelum berjalan mendekat kepada Reyga dan kedua orang tuanya yang sedang menyantap hidangan dengan khidmat.

Reyga yang melihat penampilan Bumi yang sudah serapih ini di pagi hari dengan ransel yang di gendong dan ransel yang berada di genggamannya terbelalak kaget hingga menyebabkan dia tersedak makanan yang berada di mulutnya.

Ibu Reyga yang bernama Kiara itu langsung menyodorkan segelas air putih kepada anaknya itu "sayang kamu itu kalo makan pelan-pelan lagian kamu kaya lagi liat setan aja".

Reyga terbatuk dan mengambil segelas air yang di berikan Kiara dia meminum air itu hingga habis tak tersisa entah rasa syok atau rasa hausnya membuat Eeyga menghabiskan air itu dalam satu tenggakan sekaligus.

"Angga astagfirullah, pelan-pelan sayang kamu minum udah kaya kesurupan aja".

Rio yang sedari tadi hanya menyaksikan dia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak semata wayangnya itu.

"Itu mam" Reyga menunjuk ke arah Bumi yang berdiri di belakang Kiara.

Kiara mengikuti arah tunjukan jari Reyga dia juga tak kalah syoknya melihat Bumi.

Kiara berdiri dia menghampiri Bumi yang tersenyum kaku kepadanya "kamu mau kemana bawa tas begini" tanya naina sambil memegang lengan Bumi.

Bumi tersenyum kaku kepada Kiara rasanya nafasnya tersenggal dan rasa gugup melanda dirinya entah kemana tekad bulat yang dia jungjung tinggi di kamar tadi.

"Kamu mau kemana?" lanjut Kiara bertanya.

"Aku,,," Bumi menjeda kalimatnya mulutnya seperti di sihir sehingga tidak bisa mengatakan tujuannya secara langsung.

"Bumi" panggil Rio yang masih duduk di sana.

"Iya" jawab Bumi.

"Kamu mau kemana?" Pertanyaan itu juga terlontar dari mulut Rpio pada akhirnya.

"Aku,,, mau pindah rumah" ucapnya sambil menundukan kepala dia tidak bisa melihat ekspresi mereka.

"Apa? Kamu gak betah tinggal sama kita? Atau ada yang bikin kamu gak nyaman?" Tanya Kiara beruntun dia menaikan dagu Bumi dan meminta penjelasan kepada Bumi.

"Bukan gak nyaman ataupun gak betah mam, Bumi cuma gak mau ngerepotin kalian lebih lama lagi. Sebenarnya bumi udah beli rumahnya Bumi tinggal pindah kesana aja" Bumi mencoba memberikan selembut mungkin agar tidak ada yang merasa tersakiti.

"Kamu gak ngerepotin sayang, mau kamu tinggal bertahun-tahun ataupun selamanya juga gak ada masalah buat kita justru kita seneng kamu tinggal disini. Karena kamu Reyga jadi ada temannya" tutur Kiara tak kalah lembutnya bahkan kata itu dapat menyentuh ke hati Bumi. Dengan keluarga reyga dia ngerasakan kehangatan lagi dan merasa di sayangi.

"Makasih banget kalian udah baik sama Bumi, bahkan udah sayang sama Bumi dan nganggep Bumi keluarga sendiri, tapi ini keputusan Bumi. Bumi pengen mandiri jadi Bumi mohon izinin Bumi buat pergi dari sini. Bumi janji bakal sering main kesini kalo Bumi kangen sama kalian"

Kiara memeluk Bumi dia mengelus rambut hitam Bumi dengan lembut dan penuh kasih sayang. Baginya bumi sudah seperti putranya sendiri jadi ada rasa tidak rela jika Bumi meningggalkan rumah. Tapi dia tidak bisa egois bagaimanapun itu sudah keputusan yang Bumi ambil dan dia tidak bisa melarangnya pergi "baiklah sayang, kamu boleh pergi tapi jangan lupa buat main kesini dan itu harus sering, dan kalau sudah sampai kabarin mami. Tapi sebelum kamu pergi kamu makan dulu ya mami masak banyak hari ini" ajak Kiara setelah melerai pelukannya. Dia menarik lengan Bumi dan menyuruhnya duduk untuk makan.

Begitu lembut Kiara memperlakukan Bumi membuat bumi jadi merasakan kasih sayang setelah 2 tahun lamanya.

"Cukup nasinya sayang atau mau tambah" tawar Kiara yang meletakan nasi di atas piring.

"Udah mam cukup" ucap Bumi yang merasa cukup dengan nasi yang di ambilkan oleh Kiara.

Kiara tersenyum ramah kepada Bumi. "Lauknya mau pakai apa ada ayam, ikan sama sayur. Biar mami ambilkan" tawarnya.

"Pakai ayam sama sayur aja mam" jawab Bumi dengan antusias dia nampak senang sekali dengan perlakuan Kiara terhadapnya.

Selesai makan Bumi langsung pergi kerumah barunya kali ini tidak dengan drama ataupun penahanan Kiara melepas kepergian bumi walaupun dengan air mata dan hati yang tidak merasa ikhlas sepenuhnya Kiara tetap membiarkan Bumi pergi.

"Kamu jangan lupa selalu datang kerumah abang kamu buat bawain masakan mami" perintah Kiara kepada anak semata wayangnya itu.

Tentu saja Reyga dengan senang hati menuruti permintaan Kiara karena bagi dia Bumi sudah dia anggap sebagai abang kandungnya sendiri. Tentu saja dia akan sering mengunjungi rumah abangnya atau bahkan menginap di sana.

𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸Where stories live. Discover now