66. Benang Kusut

125 16 4
                                    

" Aku akan menendang pantatmu dan menyeretmu kembali ke moniyan. "

Saat ini Granger punya banyak pertanyaan yang ingin dia ajukan kepada Gusion,tapi rasanya bertanya tidak akan membuahkan hasil,dia telah melakukan itu terakhir kali dan hasilnya?,dia ditinggalkan.

Menanggapi itu,Gusion hanya tersenyum. Kemarahan dalam diri Granger tampaknya belum mereda sampai sekarang,tapi bukan waktu yang tepat untuk dia menenangkan Granger yang sedang marah padanya.

" Maafkan aku sup kentang,kau berhak marah padaku.tapi bisakah kau tidak menghalangiku saat ini?."

Granger mengepalkan tangannya,kekesalan dalam dirinya sedikitpun tidak mereda bahkan jika dia telah berusaha menahan diri sejak tadi.Rasanya dia benar-benar ingin menyeret Gusion,menendangnya dan melemparnya hingga terjengkang.

" Atas dasar apa aku harus mendengarkanmu?." Granger bertanya balik dengan nada bicara yang ketus.

Gusion terdiam,apa yang kakaknya katakan padanya saat dirumah brody juga pembicaraan yang tidak Granger dengarkan hingga tuntas,tampaknya telah terjadi.Dia tidak akan bisa mengendalikan segala sesuatu seperti yang dia inginkan.

" Kau telah mencampurkan emosi dalam tujuanmu.Ini sudah terlalu jauh,kau bilang kau hanya ingin melihatnya,tapi ternyata kau menariknya dalam kehidupanmu.Apa dia bisa memahami kondisimu yang sebenarnya, bisakah dia meninggalkan kehidupannya dan memihak padamu?,kurasa tidak.bahkan jika dia mengerti kondisimu kau tidak akan bisa mengendalikannya.Jadi apa yang kau coba lakukan dengan tinggal disisinya?."

Gusion menyungging senyum pahit,tampaknya mencampuri emosi dalam sebuah tujuan telah menciptakan keadaan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Saat ini yang untuk tujuannya itu,Gusion mencoba mengabaikan keinginan hatinya.

Gusion melirik Alice dengan acuh.

" Ayo pergi."

" Aku ingin Harith."

" Lupakan itu untuk saat ini.Semakin lama kau berada disini situasimu tidak akan bagus.Raja moon elf itu telah mengirim beberapa pasukan elf,tempat ini masih berada dalam jangkauan pengawasannya.Kurasa sebentar lagi mereka akan tiba. "

" Huh." Alice mendengus tidak senang.

Gusion ingin mengambil satu dagger miliknya tapi tiba-tiba ada satu tembakan yang melesat secara tiba-tiba.Hampir saja itu mengenai tangan Gusion,untung dia memiliki refleks yang cepat sehingga tembakan peluru itu hanya menjadi serangan yang numpang lalu.

Tentu saja yang melakukan itu adalah Granger.

Gusion melirik dengan tatapan tajam,tapi sedetik kemudian tatapannya meredup.

" Apa yang kau lakukan?." Gusion bertanya dengan kening mengkerut.

" Seharusnya aku yang bertanya,apa yang sedang kau lakukan?."

Gusion menghela nafas dengan sedikit kasar.

" Bisakah kau tidak menghalangiku?.Aku melakukan ini bukan karna aku ingin menyelamatkannya,aku melakukannya karna sebuah tujuan."

" Persetan dengan tujuan dan juga dirimu.Aku juga punya tujuan,tujuanku adalah menyeretmu ke moniyan,itu sudah menjadi perintah dari kerajaan.Kau sekarang adalah seorang buronan,lalu yang berdiri disampingmu adalah seorang iblis.Tidak ada alasan untuk melepaskan kau dan juga dia. "

Kekesalan dalam diri Granger tampaknya semakin tak terbendung.sehingga dia kembali menekan pelatuk senjata miliknya dan menyerang Gusion.Dia bahkan tidak ingat,bahwa target yang sebenarnya adalah Alice.

Gusion tentu saja dapat dengan mudah menghindari peluru yang melesat kearahnya.Dengan gerakan yang tak terbaca oleh mata, tangannya mengambil satu dagger disamping pahanya,Gusion melemparkan dagger itu kesamping dan berteleport dengan secepat kilat.

TroubleWhere stories live. Discover now