37. Jeonghan Diculik

274 44 0
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Hari ini aku pindah.

Aku mengurus segela macam kepindahanku.

Setelahnya, aku menuju apartemen baru.

Membenahi beberapa barang dan bersiap ke kampus.

Hari ini aku tidak mengunjungi Joenghan di siang hari.

Rencananya nanti malam, S.Coups dan Joshua akan membeli banyak makanan.

Akan ada beberapa member SEVENTEEN juga.

Mereka turut mengajakku.

Aku tentunya tidak bisa menolak.

Makanan gratis dan bersama Jeonghan adalah perpaduan yang sempurna.

Di kampus aku perlu mengurus beberapa hal, seperti pembayaran semester, mengecek jadwal penyerahan laporan magang dan melihat mata kuliah yang akan aku ambil di semester depan.

Aku tidak punya mata kuliah wajib lagi.

Untuk semester depan aku bisa langsung mengambil skripsi.

Namun, mendengar nasihat dari senior soal mata kuliah pilihan dan peminatan.

Aku jadi tertarik.

Rencananya aku akan memilih satu kelas saja dan satunya adalah skripsi.

Semenjak setengah tahun tak mengunjungi kampus, banyak tempat dan teman yang aku rindukan.

Alhasil waktu berlalu begitu saja.

Aku bahkan tak menyadari pesan masuk dari Jeonghan.

From Jeonghan :
Kania, kapan datang?
Aku kangen
Apa urusannya belum selesai?

Langit jingga mengiringi perjalananku ke rumah sakit.

Perlu waktu setidaknya tiga puluh menit sampai aku membelokkan setir ke area belakang rumah sakit.

Ada kemacetan di beberapa titik, penyebabnya kecelakaan kecil.

Aku lantas bergegas.

Namun, sesampainya di lantai ruang rawat Jeonghan, suasananya malah terasa suram.

Perasaanku jadi tak enak.

Detak jantungku ikut bertalu cepat.

Aku melangkah mendekat.

S.Coups menatapku lamat. Ia berdiri di sisi pintu ruang rawat Jeonghan yang terbuka.

Aku tak mau menebak-nebak.

Langsung saja aku masuk dan menemukan ranjang Jeonghan kosong.

Dua perawat yang berada di sisi ranjang menatapku bingung.

"Kania sini," panggil S.Coups.

Aku dibawa ke ujung lorong.

Di sini, semua member SEVENTEEN terduduk di ruang tunggu.

Satu dua menatapku sekilas, lalu kembali menunduk.

Raut wajah mereka tak terbaca.

Cemas, sedih, panik, khawatir dicampur menjadi satu.

Ada apa ini?

Jeonghan kemana?

"Kak," Aku menatap S.Coups meminta jawaban.

Ia menghela napas panjang, mengusak rambutnya, keningnya berkerut.

Sepertinya aku tahu.

"Kak jangan bilang ...."

"Loh, Jeonghan hyung kemana?!" seruan Hoshi membuat semua kepala menoleh ke arahnya.

Ia tampak bingung, lalu mendekat ke arah kami dengan dua bungkusan plastik di tangannya.

Aku rasa bungkusan plastik itu berisi makanan.

S.Coups kembali menaruh atensi kepadaku.

Ia mengangguk.

"Jeonghan hilang."

"Kemana?" Hoshi bertanya tak sabar.

S.Coups menggeleng.

"Jeonghan diculik?" tanyaku lebih ke diri sendiri.

Namun, agaknya kalimatku memancing ingatan Hoshi.

Ia terengah, wajahnya memerah.

Seungkwan lantas mendekat, mencoba menenangkannya.

"Tunggu, aku ingat sesuatu," ujar Hoshi setelah dirinya tenang. "Tadi saat aku mengambil pesananan makanan kita, aku melihat ambulans diparkir di lorong belakang rumah sakit. Aku kira ada pengiriman jenazah atau semacamnya, sebab ada seseorang yang ditutupi selimut putih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia dimasukkan ke dalam ambulans lalu ambulans itu pergi."

Joshua melotot. "Itu dia! Itu Jeonghan!" serunya.

**

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Date : 28 Maret 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Date : 28 Maret 2023

Revisi : 31 Mei 2023

Mine (✔)Where stories live. Discover now