Chapter 4 : Tes Terakhir

70 19 2
                                    

TRAANG

SRAAASHH

Suara pertarungan terdengar jelas di arena pertandingan tersebut. Leuna menatap dengan seksama di setiap pertarungan sedang berlangsung. Ini adalah salah satu cara Leuna untuk mempelajari tehnik-tehnik yang digunakan para pesertanya.

Jangan pernah ragukan ketajaman memori otak Leuna. Karena dengan satu kali bertemu ataupun hanya melihat sekilas saja, Leuna bisa menghafalnya. Jadi, saat nantinya berkenalan ia tak perlu mencari info lagi.

Lagipun, ini nantinya sebagai cadangan. Siapa tau ada babak final yang nantinya ia masuki. Dan tentu jika dirinya sudah mengamati saat pertandingan pertama lawannya serta mengetahui dengan jelas sihir bawaannya, Leuna mendapat keuntungan.

"Yaahh, untuk giliranku masih lama. Ini saja baru nomor 157, padahal diriku nomor 227. Untung hanya 10 menit untuk waktu pertarungannya."

Jujur saja, gadis ini sudah mulai jenuh menunggu gilirannya. Apalagi sudah dua jam lebih waktu terlewati untuk pertarungan ini. Sebenarnya, tak setiap pertandingan menghabiskan waktu 10 menit. Karena nyatanya, ada yang lebih dulu menyerah sebelum waktunya habis.

Tentunya Leuna tak akan pernah melakukan hal tersebut. Karena hal itu tentu membuat celah untuk orang lain meremehkannya. Leuna memegang kuat prinsip berusaha sekuat tenaga sampai akhir. Tak ada kata menyerah dalam kamusnya.

Tanpa disadari, kini pertarungan nomer 178 sudah berakhir. Dan pertandingan selanjutnya yakni nomer 179 yang sangat dinantikan orang-orang. Leuna tak termasuk sebenarnya.

"Selanjutnya, Alexander De Lamour melawan Yorlant Xenzein!"

Sorakan penuh dukungan untuk seorang pemuda bernama Alexander terdengar dengan jelas untuk Leuna. Akhirnya Leuna tau alasan pertandingan nomer 179 ini sungguh dinantikan.

Siapa yang tidak tau Pangeran Mahkota dari Benua Lamour? Pangeran yang juga dikabarkan adalah salah satu dari 7 guardian Sang Pahlawan. Tak hanya itu, wajahnya yang rupawan juga dirinya yang mempunyai 2 sihir bawaan menjadi nilai plus di mata para gadis.

Meski kini umurnya baru menginjak 15 tahun, tetapi pencapaiannya tak dapat diremehkan. Ia bahkan sudah menyelesaikan masalah kekeringan di salah satu daerah Benua Lamour saat masih berusia 10 tahun. Kejeniusannya sungguh diluar nalar sebenarnya.

Pangeran Alexander ini mempunyai seorang pemuda yang sangat dekat dengannya. Bisa dibilang sahabat, yang tak lain adalah lawan pertandingannya saat ini. Yorlant Xenzein, entah bagaimana keduanya bisa menjadi lawan satu sama lain saat ini.

"Menurutmu, siapa yang akan menang?"

"Tentu Pangeran Alexander. Walaupun Yorlant adalah sahabatnya, Pangeran Arsenio tidak pernah terkalahkan asal kau tau."

"Benar juga. Tapi menurutku, Yorlant juga bisa saja tau kelemahan Pangeran Alexander dan menggunakan hal itu saat ini."

"Yaaaa, benar juga. Kalau begitu, siapa yang akan menang?"

"Entahlah. Kita tonton saja."

Bukan maksudnya untuk menguping, karena memang kedua gadis tersebut berbincang dengan volume cukup besar tepat di sampingnya. Leuna tersenyum senang, akhirnya ia menemukan pertandingan yang menarik perhatiannya.

Manik ungunya berbinar antusias. Tentu Leuna sangat ingin tau tentang akhir pertandingan ini. Pertandingan yang melibatkan persahabatan antar keduanya.

'Kira-kira kalau seri gimana, ya? Jadi berdebar banget akunya hehe.' Batin Leuna dengan semangat luar biasa yang terpancar di wajah manisnya.

Leuna {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang