24. Waktunya berenang

26.5K 2.4K 157
                                    




Seseorang berdiri diluar Mansion Dominic, menatap kehamparan bunga matahari lalu kembali melihat jam yang ada ditanganya.
Albert menajamkan mata elangnya saat melihat seorang bocah dengan sleepsuit harimau sedang duduk dibawah bunga matahari itu, sambil membelakangi Albert.

"Sudah berapa lama dia disana?" Damian yang baru tiba di Mansion langsung menghampiri Albert yang saat ini berusaha menahan amarahnya.

"Hampir satu jam," jawab Albert dengan tangan terkepal. "Lihat saja, akan kurantai dia kalau besok sakit sebab duduk di tanah."
Damian hanya memutar mata malas melihat keluhan adiknya ini, oh tentu saja Albert kan perfectionist.
Terutama untuk kesehatan sikecil, Albert akan memantau setiap hari kesehatannya walaupun dia bukan seorang dokter.

"Merajuk lagi?" Tiba-tiba suara yang sedikit cempreng tapi halus muncul dari belakang Damian. "Apa kali ini yang membuatnya merajuk seperti itu?" Emilly, satu-satunya anak perempuan dikeluarga Dominic melihat kearah punggung Rui sementara yang ditatap masih asik dengan acara merajuknya.

"Mpucc, Lui celahuc na cemalam mandi kolam lenang, tapi Papa ndak pulang. Hmpp ... Lui malah cama cemua na," ucap Rui sambil mengerucutkan bibirnya dengan pipi menggembung lucu dengan tangan betsedekap dada.

"Mpucc, janang teman cama Papa, cama Papi, cama Daddy juga ya, teman cama Lui caja!" Rui melihat kearah mpuss, anjing putih kesayangannya yang sudah kehabisan nafas dengan kepala terkulai didada Rui, lebih tepatnya tersangkut di sleepsuit Rui.

Rui membulatkan matanya, segera membuka kancing sleepsuit dan mengeluarkan mpus.
"Mpucc, napa, Mpuc janang tidul." Rui menggoncangkan tubuh anak anjing itu dengan panik berharap anak anjing putih itu bangun.

Damian, Albert dan Emily yang melihat itu langsung menghampiri sikecil yang sudah panik karna mpus tidak bangun juga.
"Huaaa, mpucc janang mati." Lagi Rui menggoncang tubuh mpus, sementara mpus sudah pusing dengan mata berputar.

"Tenang sayang, sini mpusnya. Biar Papi bangunkan." Rui berhenti menggoncang tubuh mpus kemudian memberikan mpus pada Albert yang sudah berjongkok.

"Papi, mpuc na ndak mau bangun." Mata anak itu sudah berkaca-kaca dengan pipi memerah, membuat senyum Albert menjadi menyeramkan.

"Tenang, ok! Mpus nya bangun kok." Albert mendekat kan telinga anak anjing itu kemulutnya, "bangun." Dengan suara lembut tapi penuh ancaman membuat mpus seketika terkesiap dengan tubuh bergetar.

"Woft~~" ╥﹏╥ ucap mpus singakat dengan suara lemah tapi masih bisa didengar Rui, membuat anak itu lega. Untung saja mpusnya nggk kenapa-napa 😃

"Cukula, mpuc na ndak mati." Rui mengambil mpus bersiap measukkannya kedalam sleepsuit lagi sebelum ditahan oleh Emily.

"Sama kakak aja ya, Mpusnya." Emily mengambil anak anjing itu dari tangan Rui, kemudian mengusap kepala mpus yang sudah berlinang air mata dengan penuh rasa syukur terhadap Emily.

"Jadi, kenapa kau bersembunyi disini." Damian mengangkat Rui, membawa anak itu kembali kedalam Mansion diikuti Albert dan Emily tentu saja mpus yang mendusel dusel tangan Emily juga ikut.

"Lui mau blenang, cemalam Papa ndak diluma. Celahuc na cemalam Lui blenang na." Rui mengerucutkan bibirnya menatap Damian sambil memainkan kancing kemeja Damian.

"Baiklah, jadwal berenang Rui hari ini. Pergi ganti pakaian renang mu, Daddy juga ingin berenang." Mendengar itu Rui berlonjak senang digendongan Damian.

Damian memberikan Rui pada Emily kemudian mengambil anjing putih yang menatap sedih kepergian Emily dengan Rui, tapi segera merinding merasakan aura yang Damian keluarkan. Damian menyerahkan anjing putih itu kesalahan seorang pelayan, membuat mpus akhirnya bernafas lega.

Rui Untuk DominicWhere stories live. Discover now