Conglomerate's only Daughter: Special Ramadhan!

689 91 159
                                    

-typo.
-alur gajelas.
-bahasa nonbaku.
-garing.

✵⟶ Lookism milik Park Taejoon, saya hanya menambahkan beberapa karakter, dan mengubah sedikit alur cerita!⟵✵

--------------------------------------------------

Note=

"....." : Pembicaraan Normal.

'......' : Pikiran seseorang.

"....." : berbicara dengan penekanan.

[....] : Data, teks, dsb.

--------------------------------------------------

[ Conglomerate's only Daughter: Special Ramadhan. ]


Siang hari tampak sangat terik sehingga dapat menguras tenaga manusianya. Itulah yang terjadi kepada warga komplek Lookism.

"Adeuh, panas amat dah! Mana puasa, lagi-" keluhan keluar dari mulut lelaki dengan rambut yang lancip, Zin.

"Diem luwh, deck. Suara lu bikin gweh kesel," Kesal seorang gadis yang sedang memperbaiki hijabnya.

"Yodah, tinggal tutup telinga lu aja sih. Gitu aja ribet Lo, [Name]." Balas Zin yang ikut tersulut emosi.

"Nyenyenye, ngapain gw ngerepotin diri untuk hal-hal kecil gitu," Balas [Name] tambah emosi.

"Udah, udah, jangan berantem.. ga baik, loh!" Ujar seorang lelaki dengan tampang yang bisa di bilang good looking, menengahi teman-temannya yang sepertinya sudah siap beradu tinju.

Teman-teman mereka yang lain pun mengangguk setuju dengan ucapan Hyung seok, si teman yang good looking dan baik hati. Benar-benar seperti malaikat.

"Iya tuh. Lagipula, kamu kenapa sih, [Name]? Kok sensi banget?" Tanya seorang gadis yang berada di seberang mejanya [Name]. Lebih tepatnya, di samping Zin. Gadis itu adalah Mijin, gadis yang di sukai oleh Zin.

Tepat setelah menanyakan itu, lengannya di sikut oleh gadis disampingnya, Haneul. Melihat raut wajah Mijin yang kebingungan, membuat Haneul mendekatkan wajahnya ke telinga Mijin.

"Lagi Red-day dia, jadi agak sensi dikit." Bisik Haneul di telinga Mijin. Akhirnya Mijin pun mengerti. Ia mengangguk.

Seketika, suasana menjadi hening. Untungnya, seorang pemuda dengan rambut legend datang menghampiri mereka.

"Assalamualaikum, lagi pada kenapa, nih? Kok diem?" Tanya pemuda itu sambil berjalan ke tempat duduk yang ada di samping [Name].

"Wa'Alaikumsalam." Jawab [Name] dan temannya yang lain.

"Jay! Kok nggak ngabarin kalau kamu udah pulang ke Jaksel?!" Tanya Hyungseok dengan antusias, diikuti dengan anggukan kepala [Name].

"Ho'oh! Kangen tau!" Timpal [Name] sambil memeluk lengan Jay. Waduh, lagi puasa, mbak.

"Maaf ya, habisnya sibuk banget di Bandung. Harus bantu-bantu Abang, hehe," Jawab Jay seraya menggaruk pipinya yang tak gatal.

Yang dikatakan Jay adalah fakta. Dirinya merupakan anak dari seorang pengusaha yang kaya raya, kakaknya sedang melanjutkan usaha milik ayah mereka.

"Yang beban keluarga diem aja, deh." Sahut Zin sebelum menghela nafas gusar. Telunjuk [Name] ditaruh di depan mulut lelaki itu, mengisyaratkan untuk diam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ᴄᴏɴɢʟᴏᴍᴇʀᴀᴛᴇ's ᴏɴʟʏ ᴅᴀᴜɢʜᴛᴇʀ [ʟᴏᴏᴋɪsᴍ] x [ʀᴇᴀᴅᴇʀs]Where stories live. Discover now