17. AKU KAMU DAN SENJA

28 8 12
                                    

Hanya melihat tanpa menyapa dan hanya memandang tanpa berkata

Sudah genap 2 minggu Ragas menghindar dari Stela, setelah kejadian dikantin waktu itu tidak ada komunikasi singkat atau hanya sekedar menyapa diantara keduanya.

Langit sore ini terlihat indah dan memukau, Ragas duduk ditaman kota menatap langit sendiri. Memandang langit menyegarkan pikiran, setidaknya istirahat dari lelah nya pikiran akibat kerasnya dunia.

Stela yang sedang jalan-jalan tidak sengaja melihat Ragas.

"Indah ya langitnya, " suara yang memecahkan keheningan, suara samar yang terkenali.

"Hmmm, " gumam Ragas.

"Ternyata lo juga suka senja ya..."

"Iya."

"Gue boleh nanya ke lo? "

"Silahkan."

"Jadi bener lo udah punya pacar? "

"Hmmm."

"Apa lo gak merasa bersalah? menjadikan dia pacar lo saat hati lo aja gak cinta sama dia. "

"Lo,tau apa tentang hati gue?" jawab Ragas dengan tatapan tajam nya.

"Bukankah emang bener apa yang gue bilang tadi, Gas? cukup jangan pura-pura kalau lo gak suka gue... "

"Gue muak! " sambungnya.

"Lo, gak perlu tau. "

Mereka terdiam dalam indahnya langit merah.
"Apa gue harus nyerah atas rasa ini, Gas? mungkin benar waktu hanya menunda perpisahan bukan memperbaiki perpisahan, " lirih Stela pelan tapi terdengar oleh Ragas.

Degg......

Ragas yang mendengar itu seperti dihantam ribuan kali dalam hatinya. Mungkin memang harus begini saling melepaskan walaupun menyakitkan.

"Iya, gimana enaknya lo aja. Tapi jangan mikirin masalah ini berlarut-larut ya, udah cukup sampai disini aja setelah itu lupain semuanya biar engga jadi penghambat buat lo," jawab Ragas panjang sudah di iringi isak tangis Stela.

Senja selalu saja begitu, melahirkan kenangan, rindu bahkan air mata. Tapi senja tak pernah salah hanya kenangan yang membuat basah dan pada senja akhirnya kita mengaku kalah.

"Hiks, gue egois ya,Ragas? berapa kali menyuruh lo bertahan tapi hari ini dibawah indahnya senja aku sendiri yang memilih nyerah. "

"Iya gapapa, gue juga udah bilang jangan dipikirin lagi Stela. "

"Dibawah langit senja yang indah ini bisakah berjanji untuk tetap bahagia tanpa gue setelah ini?"

"G-gue gak bisa janji, tapi akan gue usahakan. "

"Stela, senja mengajarkan kita ikhlas, ketika harus pergi karena datang nya sang malam. "

Senja mulai menepi keperaduan nya bersama kesunyian yang mulai menyelimuti. Entah kenapa senja lebih terasa romantis dari pada fajar, mungkin karena perpisahan akan lebih mudah dikenang dari pada pertemuan.

Hari ini belajar dari senja bahwa yang indah dan mempesona akan datang dan hilang pada waktunya.

TerimakasihHappy Reading guysssSee u next part

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Terimakasih
Happy Reading guysss
See u next part....

RAGASWhere stories live. Discover now