[4]

303 47 16
                                    


Menjaga Haruno Sakura.

Menjaga, bukan mengawasi.

Sasuke mengerutkan kening. Ia sering menerima misi untuk mengawasi, tetapi menjaga?

Namun belum sempat ia mengajukan keberatan ataupun bertanya lebih lanjut mengenai misi barunya, Kakashi sudah berlalu begitu saja. Perintah pria itu kembali datang sejam kemudian, meminta Sasuke untuk menemuinya di parkiran rumah sakit.

Begitu Sasuke menutup pintu mobil, Kakashi langsung menyodorkan beberapa map berikut tumpukan kartu tanda pengenal.

"Kau tidak memberikan nama pada Kiba," terang Kakashi sembari menggoyang berkas sebagai tanda untuk segera Sasuke terima. Pria itu mungkin berpikir saat ini Sasuke sedang keberatan dengan nama yang tertera pada kartu identitas. "Kupikir nama Yusuke itu tidak buruk. Biasanya selera nama Kiba sering diluar akal."

"Menjaga?" protes Sasuke masih belum mau menerima apa yang Kakashi sodorkan. Baginya menerima berkas itu sama artinya dengan menerima misi yang diberikan. "Bukan mengawasi ataupun mengawal? Apa maksudnya?"

Kakashi tidak langsung menjawab. Lewat gerakan matanya pria itu memberi perintah agar Sasuke mengambil berkas-berkas di tangannya dengan segera. "Kau akan mengerti dengan membuka berkas ini."

Pada akhirnya Sasuke mengambil, menyingkirkan tumpukan kartu-kartu identitas barunya lalu membuka tiap lembar berkas. Membaca tiap kata dengan seksama. Satu apartemen. Satu mobil? Dahi Sasuke mengerut. Kertas berikutnya menampilkan jadwal kunjungan rumah sakit.

Sasuke mulai membaca ke mana arah tujuan misi. Bila Kakashi menyuruh untuk mengawasi, maka semua yang diberikan untuk misi akan terasa masuk akal. Semua itu, mobil dan apartemen, hanya digunakan untuknya, tetapi pria itu mengatakan untuk menjaga. Itu artinya apartemen dan mobil akan digunakan oleh ia dan Sakura.

"Kau bilang menjaga?" Sasuke menatap Kakashi tajam. Membiarkan tumpukan kertas jatuh di pangkuan. "Bagiku ini lebih seperti mengasuh."

"Kupikir kau sudah bisa mengerti kondisi ini, Sasuke," balas Kakashi santai. Sudah bisa menduga kalau Sasuke pasti akan keberatan. Naruto masih mau terjun ke lantai dansa untuk memburu buruannya. Bersikap flamboyan, mengikuti arus kerumunan bahkan bisa jadi pria itu akan menjadi pusat perhatian. Tetapi Sasuke, sebisanya akan lebih memilih untuk menghabisi dalam senyap. Ia lebih senang meminimalisir berinteraksi dengan orang. "Kau juga sudah tahu mengenai keputusan yang kuambil, karena itu aku tidak bisa memperlihatkan anggota kita yang lain pada Sakura."

Sasuke mendengus kasar, melemparkan tawa mengejek. Tidak peduli lagi bahwa Kakashi adalah atasannya. Kali ini Sasuke setuju dengan ucapan Shikamaru, sungguh merepotkan mengurus semua dengan aggota yang terbatas. Ia merasa sedang menjadi tumbal sekarang!

"Aku tidak main-main soal menjaga Sakura," tambah Kakashi. "Hanya ada tiga anggota berlevel tujuh. Kau, Naruto, dan Shikamaru. Kau jelas tahu betapa sibuknya Shikamaru saat ini, bahkan mungkin bokongnya sudah lengket dengan kursi kerjanya. Sedang Naruto untuk sementara akan menjaga Hinata, ia juga akan ikut mengurus TKP bersama Shino."

Sasuke mendecak keras. "Kau membuatku terdengar seperti tidak punya kerjaan."

"Makanya kuberikan kau misi," balas Kakashi dengan tawa kecil, mengabaikan decihan Sasuke yang membuang muka menatap pada jendela di sampingnya. "Dokter yang menanganinya memang bekerja sama dengan pihak kepolisian, tapi pastikan tidak ada kebocoran. Kau juga harus melaporkan perkembangan Sakura, setiap hari. "

Setengah enggan Sasuke membuka map biru transparan yang menampilkan isi di dalamnya dengan jelas. Terdapat ponsel, kunci mobil, kunci apartemen dan terakhir kartu kredit. Ia lalu memeriksa lagi lembar kertas mengenai jadwal kunjungan dokter untuk Sakura.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GHOST FILEWhere stories live. Discover now