PART 18

849 45 5
                                    

HI SEMUA JANGAN LUPA VOTE YAH
SELAMAT MEMBACA!
____________________



"Saya mohon bertahan, saya tau kamu kuat." Gumam Devan lirih.

Laki laki itu berlari di koridor rumah sakit. "Dokter! Dokter!" Dengan terburu buru Devan berteriak memanggil dokter dengan membawa Starla di gendongannya.

Beberapa perawat yang berada di sana berlari menuju ke arah Devan lalu merebahkan tubuh Starla di atas brankar. Dengan tidak sabaran Devan mendorong brankar Starla.

"Cepat panggilkan dokter! Jangan sampai saya runtuhkan gedung rumah sakit ini." Teriak Devan membuat orang orang di sana menunduk takut. Mereka cukup tahu bahwa perkataan dari laki laki itu tidak hanya bualan.

Seorang dokter perempuan datang menghampiri mereka, lalu ia segera menyuruh para perawat untuk membawa Starla masuk ke dalam UGD.

Pintu ruang UGD terbuka dan menampilkan dokter perempuan yang datang dengan terburu buru di susul dengan para perawat yang mendorong brankar Starla. Wajah pucat gadis itu membuat hati Devan berdenyut sakit.

"Bagaimana?" Tanya Devan kepada dokter perempuan yang memeriksa Starla.

Dokter itu menghela nafas, "kami harus segera mengambil tindakan operasi sekarang juga, peluru yang berada di dalam harus segera di keluarkan." Jelas dokter itu.

"Lakukan yang terbaik untuk istri saya." Ucap Devan dan di balas anggukan oleh Dokter itu.

"Sepertinya banyak tikus kecil yang sudah berani menganggu." Gumam Devan, Laki laki itu menyugar rambutnya, dia berfikir keras siapa penghianat yang berani membiarkan tahanannya lolos dan bahkan berhasil membiarkan orang asing masuk ke dalam mansionnya.

Leon datang menghampiri Devan. "Tuan ternyata ada dua orang yang turut membantu penjaga itu kabur." Ujar Leon membuat Devan terbakar amarah, laki laki itu menatap datar ke arah pintu operasi yang berisi Starla di dalamnya.

"Jangan biarkan mereka semua hidup, kali ini harus istriku yang menghabisinya." Ujar Devan dingin namun tajam membuat Leon menganggukkan kepalanya.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya Lampu pintu operasi sudah berubah menjadi hijau menandakan bahwa operasi sudah selesai. Devan beranjak dari duduknya lalu bergegas menghampiri dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Devan cemas, ini adalah pertama kalinya dirinya di buat secemas dan setakut ini.

Dokter perempuan itu tersenyum. "Peluru sudah di keluarkan dan pasien sudah melewati masa kritisnya. Pasien akan di pindahkan ke ruangan rawat inap agar bisa di jenguk." Ujar dokter perempuan itu.

"Pasien harus di rawat di rumah sakit selama beberapa hari." Tambah Dokter itu,

"Terimakasih dok." Ucap Devan yang di balas anggukan ramah dari dokter itu.

Devan akhirnya bisa bernafas lega, ia memanggil Leon lalu menyuruhnya untuk membatalkan seluruh pertemuannya beberapa hari ke depan. Laki laki itu pergi meninggalkan Devan lalu bergegas menelfon seseorang.

Ceklek

Devan membuka pintu lalu melangkahkan kakinya mendekati Starla yang terbaring lemah. Ia duduk di samping ranjang gadis itu, lalu dengan pelan tangannya terulur mengusap lembut pipi gadis itu.

 GET MARRIED SUDDENLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang