CHAPTER 15 - BLACK CLOAK

11 2 0
                                    

....

Tiba-tiba tetesan air langit pun muncul, tetesan airnya masih dalam tempo yang lambat. Fatih yang masih terdiam itu tiba-tiba tersadar dari lamunannya ....

"Sepertinya akan hujan" Gumam Fatih dan dia segera berlari masuk ke dalam pintu masuk hotel untuk berteduh.

Dan benar saja, dalam hitungan beberapa detik ... tetesan air langit pun berubah menjadi deras. Fatih menatap air hujan itu dengan tatapan yang kosong seperti kehilangan arah, mungkin perasaannya tak karuan dan pikirannya kacau. Selama sekitar 30 menit itu Fatih hanya terdiam menatap dan mendengarkan gemuruh hujan.

Mungkin kita tidak ada hubungan dan kaitannya dengan orang lain saat orang lain mengalami hal yang buruk, namun beberapa manusia memiliki empati yang tinggi sehingga bisa merasakan kesedihan yang sama hanya dengan mengetahuinya.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya hujan mulai reda ... namun perasaan dan pikiran Fatih masih tetap sama ... Fatih masih tertegun seperti patung. Dia pun tersadar dari lamunannya saat ada seseorang yang menepuk pundaknya ....

Saat sedang melamun menatap ke depan, Fatih melihat orang memakai jubah hitam dengan pakaian berlapis dan memakai masker hitam. Fatih keheranan, karena semua orang menggunakan pakaian tipis dan juga mungkin sekarang adalah musim panas. Dia curiga dan melihat tajam gerak gerik orang tersebut, dia pun berencana membuntutinya, namun tiba-tiba ....

"Permisi kak ...." Kata perempuan pegawai hotel itu sambil menepuk pundak Fatih.

Fatih pun berbalik

"Bisakah Anda ikut saya sebentar?" Tanya perempuan itu kepada Fatih.

"Ada apa? Tentu saja ...." Jawab Fatih kebingungan.

"Mari ikut saya" Ajak Perempuan itu kepada Fatih.

Fatih pun mengiyakan dan mengikuti perempuan itu dan tidak jadi membuntuti orang jubah hitam itu, dia bingung dan entah apa yang sebenarnya sedang terjadi. Akhirnya dia dibawa dan diajak ke lantai empat bersama perempuan tersebut . Saat sudah berada di lantai empat, ternyata ... ada beberapa orang dan polisi yang sudah berkumpul di depan kamar Magdalena sembari diberi tanda garis polisi. Saat keluar dari lift, Fatih langsung menghampiri mereka dan bertanya ...

"Ada apa ini?"

"Polisi, ada apa dengan Magdalena sebenarnya?" Tanya Fatih kebingungan.

Dari kamar itu keluar seseorang dan langsung menghampiri Fatih ....

"Apakah kamu yang bernama Fatih?" Tanya orang tersebut.

"Ya" Singkat Fatih.

"Nama saya David, saya seorang detektif" Ungkap orang itu.

"Bisakah kamu ikut kami sebentar ke kantor polisi?" Kata David.

"Apa? Kantor polisi? Untuk apa?" Tanya Fatih.

"Kami ingin mengetahui kesaksian darimu, saya sudah mengecek rekaman CCTV dan orang terakhir yang dikunjungi Magdalena adalah kamu Fatih" Jawab David.

"Jadi ... kamu menuduhku sebagai pelakunya?" Tanya Fatih yang mulai panik.

"Untuk saat ini kamu berstatus sebagai saksi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kamu adalah pelakunya. Kami hanya butuh kesaksianmu" Jawab David.

"Lagi pula saya meragukan bahwa anak muda seperti kamu membunuhnya" Tambah David.

Setelah mendengar perkataan dari detektif itu, Fatih pun diajak ke kantor polisi bersamanya. Mereka berdua turun dari lantai empat menuju lantai pertama. Sesudah mereka berada di luar hotel Adlon, mereka dijemput oleh mobil polisi dan dibawalah Fatih menuju kantor polisi. Di dalam mobil, Fatih terus teringat akan kejadian yang baru saja dia saksikan. Fatih kebingungan sekaligus gusar, bagaimana mungkin orang yang dia temui itu bisa terbunuh selang beberapa waktu setelah dia temui.

Paradox IslandWo Geschichten leben. Entdecke jetzt