Part. 40

4.7K 181 20
                                    

Kalian yakin gak mau follow akun Author? :(

Follow, dungs!!!

Pleaseeee ^-^
                 

Hapy Reading!!!

*****

‘Penyesalan terbesarku adalah, disaat kamu mencoba memperbaiki semuanya, namun disitu pula aku mencoba menghancurkannya.

Ku mohon, sadarlah ...

Saat kamu membuka mata indahmu kembali menatap dunia, akan ku pastikan, semua keinginanmu yang mampu aku lakukan akan berusaha aku berikan.

Jangan hukum aku dengan cara seperti ini.

Maaf ... aku, egois.

Ameliya Fajrany.

Wanita dengan pakaian sedikit berantakan itu kini tengah menunggu gilirannya masuk ke dalam ruangan yang sangat iya benci.

Amel. Wanita itu kini terduduk lesu di kursi tunggu. Tangannya gemetar, pipinya sudah basah oleh airmata yang sedari tadi tidak bisa iya tahan.

Bibirnya terus merafalkan do’a serta dzikir. Hatinya terus berharap kepada sang Pencipta.

Berharap sang Suami akan kembali seperti semula. Berharap jika kini dirinya hanya sedang bermimpi.

Namun nyatanya tidak. Ini begitu nyata untuk Amel menyangkal kebenarannya.

Kenapa? Kenapa harus berujung seperti ini? Terlalu egois kah dirinya sampai tidak mengetahui apa yang tengah menimpa Suaminya?

Dia udah dapetin bukti itu, Mel. Bukti dimana dia diculik dan berakhir dijebak oleh wanita Ulat Bulu, itu.

Mel, dia sama sekali gak salah dalam hal ini. Dia Sahabat gue, gue kenal dia bahkan jauh sebelum lu mengenalnya.

Asal lu tau, Mel. Se–brengsek-brengsek nya Ray, dia gak akan pernah nidurin yang bukan halal buat dia.

Dan lu tau? Hati dia saat ini hanya buat lu. Lu tau, Mel? Lu tau gimana frustasi nya dia saat mengingat lu yang gak pernah mau kembali lagi sama dia.

Lagian gue kesel sama lu. Gue aneh sama lu. Masa iya, dengan apa yang udah Ray lakuin buat lu, lu masih belum percaya sama ketulusan cinta dia?

Dia nusuk dirinya sendiri, Mel. Itu masih kurang buat lu?

Ucapan demi ucapan yang Umar katakan padanya terus berputar didalam fikiran Amel.

Benar apa yang Umar katakan, dirinya terlalu egois. Terlalu munafik!

“Mas ... bangun.” lirih Amel menatap pintu ruang icu dihadapannya.

Menurut cerita yang Umar ceritakan padanya, tadi.

Ray menemui Clara dan orang yang sudah menjebaknya kala itu, sebenarnya, Umar sudah melarang Ray melakukan itu dalam waktu se–dekat itu. Tapi kalian tau, bukan? Ray tetaplah Ray. Ray tidak memperdulikan larangan Umar.

Maafkan Aku, Istriku (END) Where stories live. Discover now