CHAPTER 14 [Sebuah Paket]

64 11 0
                                    

.


"Udah di sini ternyata."

Azalea dan Iqbal yang semula asik menonton film cartoon di ponsel Iqbal pun menoleh. Mereka mendapati keenam teman lainnya tengah berjalan memasuki kantin kelas berbakat itu.

"Anying, lo nonton My Little Pony, Bal?" seru Raffa dengan nada menertawakan sohibnya itu.

Iqbal mendorong Raffa yang hampir duduk menyela di antara Azalea dan dirinya. "Dia yang nonton. Gue enggak."

Mendengar perkataan Iqbal baru saja membuat Azalea berdecih. "Nggak nonton, tapi excited banget ngebahas Pinky Pie," cibirnya kemudian.

"Gue cuma kebawa suasana."

"Ada gitu, ya? Cuma kebawa suasana tapi hapal seluk-beluk Equestria."

"Welcome back to prahara rumah tangga Iqbal dan Azalea!" seru Raffa.

"Rumah tangga ndasmu!" semprot Azalea dan Iqbal berbarengan.

"Udah, woi! Mending ke gedung Talented Class sekarang. Udah bel masuk juga," lerai Saira.

Ia merasa ada yang tidak baik-baik saja di antara mereka berdelapan. Lebih tepatnya lagi dua orang yang biasanya paling heboh dan selalu bertengkar kecil. Namun, mengapa kali ini mereka saling diam? Apakah benar-benar sedang bertengkar?

Baru saja kedelapan orang itu hendak beranjak. Tiba-tiba seorang kurir paket masuk diantar oleh Pak Satpam.

"Paket atas nama Aeri Azalea Freinziliana, kamar nomor tujuh?"

"Paket untuk saya?"

Kurir paket mengangguk dan menyodorkan paket berserta surat bukti penerima. "Tolong tanda tangan di sini." Setelah selesai, kurir paket itu segera pergi.

"Tumben, Al, lo mesen barang online," ujar Anggi agak heran.

Namun, Azalea menggeleng. Gadis itu membawa paket berbentuk kotak tersebut ke salah satu meja kantin. Sementara yang lain masih setia mengikuti. Anehnya, tidak ada nama pengirim yang tertera di sana.

"Dilihat ukuran kotaknya kayak sepatu, deh," ujar Raffa.

Lagi-lagi Azalea menggeleng. "Bukan. Ini ringan banget."

Karena penasaran, Saira langsung merebut paket tersebut dan merobek bungkusnya. "Kelamaan."

Ternyata sebuah kotak hitam seukuran kardus sepatu. Di atasnya ada sebuah catatan kecil yang ditempel.

'For My Love, Azalea. Aku harap kamu menikmatinya. ---(((7.'

"(((7? Apaan, sih?" tanya Raffa.

"Sandi kurung dalam pramuka. Artinya, Z," ungkap Abrian yang merupakan penggiat pramuka aktif.

Azalea membuka kotak itu. Saat melihat isinya, sontak semua orang mengernyit heran. Tidak ada apa-apa selain potongan kertas yang memenuhi kotaknya.

"Orang gabut mana dah, yang ngirim paket ginian," rutuk Saira kesal.

"Mungkin di bawah guntingan kertas itu?" ujar Anggi.

Baru saja Iqbal bermaksud meraih tangan Azalea yang hendak memeriksa bagian bawah guntingan kertas. Namun, ia kalah cepat dengan pergerakan gadis itu.

"Aws!"

"Alea?!"

"Minggir-minggir."

Rangga merebut kotak itu saat melihat tangan Azalea terluka hingga berdarah banyak sekali. Ia menumpahkan isi kotak ke lantai. Dan hasilnya semua orang terkejut tatkala melihat isi paket yang sebenarnya.

[1] ESTRELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang