Part 3

1.3K 171 13
                                    

Wang Yibo menyapukan pandangannya pada lapangan golf-yang masih berlokasi dalam lingkungan Keluarga Wang, di belakang mansion tepatnya. Tempat ayahnya sering mengajak rekan-rekan bisnis atau teman dekat bermain golf-sekarang tengah dihadiri beberapa orang terdekat. Mereka diperkirakan sekitar tiga puluh orang, dari keluarga dari pihak ibu dan ayah, mantan alumni teman sekolah dan sisanya pegawai Wuji Holdings Inc beserta rekan bisnis, duduk rapi di kursi putih, menonton acara sakral yang sedang berlangsung dengan dikelilingi bunga dan meja penuh hidangan.

Ibunya ada di kursi paling depan, berdiri dengan sangat antusias sambil memegang kamera. Mengabaikan sang suami yang pura-pura tidak mengenalinya saat sang istri melambai kepada putranya dan lelaki yang tinggal menghitung menit resmi menjadi menantunya. Pendamping hidup Wang Yibo.

Berdiri di depan calon suaminya yang memakai black shawl collar tux, Xiao Zhan mengenakan white tux with shawl collar. Di mana Wang Yibo, Xiao Zhan begitu

cantik dari apa pun di dunia ini, terlepas dia lelaki.

Xiao Zhan dan Wang Yibo bersumpah mengikat janji setia saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, di waktu susah maupun senang, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit dan saling menghormati sampai maut memisahkan.

Tibalah bagian di mana sepasang pengantin akan berciuman.

Wang Yibo deg-degan, memajukan bibirnya untuk mencium bibir Xiao Zhan. Satu senti lagi bibir mereka bertemu, suara alarm di meja samping tempat tidur memaksa Wang Yibo kembali pada kenyataan.

Wang Yibo bangun dan menemukan dirinya terbaring seorang diri sebagaimana hari-harinya biasa.

Sepi menyapa paginya yang cerah, kendati meriahnya pesta pernikahan dirinya dengan Xiao Zhan masih terngiang-ngiang seperti kenyataan. Bayangan Xiao Zhan memakai tuksedo putih masih tergambar jelas di depan mata beserta debar jantung Wang Yibo yang menggila dalam dada.

Insomnia sampai pagi buta karena memikirkan jalan keluar dari ulahnya sendiri tak disangka terbawa sampai ke mimpi.

Tidak sadar memegangi dadanya, Wang Yibo kesulitan mengerti perasaannya sendiri. Setelah tahu pernikahan itu hanya mimpi, dia merasa pagi ini terasa berkali lipat lebih sunyi.

Teringat headline news yang dikirimkan Wang Zixuan sebelum dia terlelap malam tadi, sedikit demi sedikit semangat dalam diri Wang Yibo bangkit kembali.

Wang Yibo bangun, mengepalkan tangan dengan semangat. Xiao Zhan telah lebih sukses, masa dirinya kalah? Wang Yibo bertekad akan lebih sukses dari mantan seniornya itu. Harus.

Berjalan ke depan jendela kaca besar apartemennya, satu tangan Wang Yibo terkepal di dada. Sinar matahari pagi menjelang siang menerpa tubuhnya yang penuh semangat masa muda.

Dalam beberapa bulan, Wang Yibo bertekad ingin menduduki jabatan perusahaan yang saat ini dipegang ayahnya, Presiden Direktur.

Sepasang mata elangnya menatap lurus ke depan, pada sebuah gedung beton berlapis kaca. Wang Holding yang bisa ditempuh jalan kaki beberapa menit dari gedung apartemennya.

***

Baru semenit Wang Yibo mendudukkan pantatnya di kursi kulit empuk berlengan, ketika telepon di atas meja kerja berdering.

Dengan semangat yang masih berkobar, Wang Yibo mengangkatnya.

"Sampai kapan kau akan terus terlambat, huh?" Itu suara Presiden Direktur Wang Holdings Inc, setengah berseru dari seberang sampai memasuki gendang telinga Wang Yibo.

Chief Marketing Officer sontak menjauhkan gagang telepon dari telinga sambil meringis.

"Kemarin kau terlambat satu jam, hari ini kau terlambat dua jam. Perusahaan tidak akan maju dengan seorang Marketing sepertimu."

FAKE MARRIED [ Complete ]Where stories live. Discover now