Part 10

833 106 10
                                    

Is the best day ever ....

Wang Yibo bangun dari kasur empuk kamarnya di mansion Keluarga Wang. Sengaja tidak pulang ke apartemen yang dekat kantor karena takut kesiangan dan tak ada yang membangunkan.

Dia membuka jendela kamar, langit biru tua dan secercah sinar matahari redup yang terbit dari timur menjadi pemandangan indah.

Wang Yibo menyentuh dada kirinya, ada debaran di sana, mungkin karena terlalu bahagia untuk hari ini. Tersenyum sambil menatap baskara yang membentang luas, dia membayangkan hal-hal indah yang akan menjadi kenangan berharga dalam hidupnya.

Acara akan dimulai pukul sepuluh pagi sampai selesai. Teman-teman dan kenalan dekatnya akan datang ke acara paling sakral. Saat petang kumpul keluarga, dan malamnya, kalau masih memiliki tenaga—kalau juga Xiao Zhan bersedia—ia akan ehem-ehem dengan suaminya di malam pertama.

Membayangkannya saja sudah membuat pikiran Wang Yibo traveling ke mana-mana. Gaya apa yang akan mereka gunakan untuk ehem-ehem bila memang Xiao Zhan mau untuk ....

Getar ponsel di awas meja naskah membuyarkan khayalan Wang Yibo. Itu sebuah panggilan. Apakah dari Xiao Zhan? Dia buru-buru mengambilnya.

Keningnya mengernyit tatkala mendapati nomor asing dengan kode negara Amerika. Pastinya bukan nomor Xiao Zhan. Tapi Wang Yibo tetap mengangkat panggilan tersebut.

"Morning, Mr. Wang," Suara berat seorang lelaki menyapa, "aku meneleponmu pagi sekali karena aku yakin kau pasti bangun pagi." Lelaki di seberang berbahasa Inggris dengan sedikit aksen Italia.

Saat Wang Yibo akan menyahut, kalimat berupa ancaman yang diucapkan lelaki asing itu dalam sekejap mengubah ekspresinya. "Batalkan pernikahanmu dengan Sean Xiao."

"What the fuck!" seru Wang Yibo spontan. Dia menjauhkan ponsel dari telinga, matanya memicing menatap layar yang menunjukkan nomor asing seolah bertatapan langsung dengan lelaki di seberang meski tak tahu rupanya.

"Sekarang masih ada waktu, karena penyesalan selalu datang terlambat," sambungnya.

Wang Yibo sama sekali tak takut, dia malah menantang. "Ini masih terlalu pagi untuk kau mabuk, Bung," katanya sarkas, "kau ingin pernikahan kami dibatalkan? Memohon lah pada Xiao Zhan—"

Ucapan Wang Yibo terputus karena lelaki asing tersebut memutuskan hubungan mendadak secara sepihak.

"Keparat sialan," umpat Wang Yibo, melempar ponselnya ke atas ranjang dan duduk di tepi. Suasana hatinya yang cerah mendadak mendung ulah si keparat sialan. Siapa lelaki asing itu? Mantan Xiao Zhan? Saingan yang kalah memiliki Xiao Zhan? Persetan. Wang Yibo tak acuh, terlebih ancamannya. Apa pun yang terjadi, hujan badai, petir, atau bencana alam lain, dia akan tetap menikah dengan Xiao Zhan hari ini.

***

Sepasang mata dengan iris coklat cerah terbuka, kesadaran menggantikan lelap. Mata menangkap bayang-bayang dan kian jelas membentuk langit-langit putih sebuah apartemen.

Xiao Zhan mengembuskan napasnya panjang, lalu bangun dari posisi telentang untuk duduk bersila di atas ranjang berseprai putih. Xiao Zhan mengusap wajahnya, merenggangkan otot-otot, menghalau sisa ngantuk. Sebelum dia menyadari keberadaan seseorang; duduk di kursi yang berada di sisi ranjangnya sambil memainkan ponsel tanpa menimbulkan bunyi.

Xiao Zhan terlonjak seketika. Lelaki itu, lelaki yang sangat dia hindari ada di depan matanya.

Tomassino Enzio tersenyum simpul menatap wajah tampan yang baru bangun tidur, rambutnya sedikit acak-acakan, tambah manis saat terbelalak.

FAKE MARRIED [ Complete ]Where stories live. Discover now