Part 13

600 82 3
                                    


Gelap.

Xiao Zhan membuka mata dan korneanya menangkap secercah cahaya yang menerangi tempat dia berada. Terlihat sebuah pintu bercat putih satu langkah di depannya. Xiao Zhan berdiri terpaku, tangannya memegang knop, siap memutar dan mendorong pintunya sampai terbuka luas.

Di luar kilat menyambar. Cahaya menyusup masuk sela-sela ventilasi udara dan menembus jendela kaca lorong apartemen. Gemuruh guntur seolah memperingatkan Xiao Zhan akan sesuatu berbahaya ketika dia membuka pintu tersebut. Terlambat, Xiao Zhan sudah membukanya. Dia berdiri di ambang pintu dan tangannya yang memegang knop terjuntai lemas di sisi tubuh.

Detik berikutnya kilat kembali menyambar, menerangi sebagian kecil ruangan gelap itu, sampai terlihatlah dalamnya.

Mata terbelalak, jantung berdebar cepat, suaranya mengalahkan amukan petir di langit malam. Xiao Zhan syok mendadak atas kondisi apartemen yang dia tinggali bersama kedua orang tuanya berantakan. Itu bukan bagian yang paling mengerikan tatkala kilat kembali menyambar, jantung Xiao Zhan seolah berhenti berdetak melihat dua tubuh tumpah tindih bersimbah darah sebelum gelap kembali.

Xiao Zhan terbangun dari tidurnya dengan napas memburu, jantung berdebar gila seolah ingin mematahkan tiap rusuk dan perasaan syok yang membuatnya tak bisa berkata-kata.

Pandangannya buram saat melihat sekitar, Xiao Zhan beberapa saat beradaptasi dengan penerang ruangan yang terang benderang.

Gemuruh guntur yang masih terngiang-ngiang di telinganya digantikan dengan dengkuran halus dan ketenangan yang nyaman. Xiao Zhan menoleh ke samping, dan mendapati Wang Yibo tertidur nyenyak dengan posisi miring ke arahnya.

Memandang wajah tampan lelaki itu perlahan membuat pikiran Xiao Zhan tenang. Dia menghela napas panjang dan kembali membaringkan badan. Arloji di atas meja naskah menunjukkan pukul dua pagi. Xiao Zhan ingin melanjutkan tidur, tapi dia takut mimpi pada hari itu kembali menghantui.

Dari samping, dia rasakan lengan meraba-raba tubuhnya. Xiao Zhan sontak menoleh. Alisnya mengernyit, apakah Wang Yibo terbangun dan mencoba berbuat jahil?

Pemikiran itu seketika lenyap saat tangan si lelaki memeluknya dan memperdekat tubuhnya dengan Xiao Zhan.

"Zhan Ge," panggilnya dengan mata terpejam, lalu suasana kembali sunyi. Wang Yibo masih terlelap dan Xiao Zhan menyamankan posisi dalam pelukannya, sampai dia kembali tidur dan mimpi buruk itu tidak datang lagi. Paling tidak ketika dia berada dalam pelukan si lelaki.

Sinar matahari pagi menggantikan penerang ruangan yang terang ketika kesabaran Xiao Zhan kembali tanpa paksaan. Dia mengucek mata dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain masih menggenggam tangan yang lebih besar dari miliknya di dada. Itu Xiao Zhan sadari saat ingin duduk, dia menggenggam tangan Wang Yibo sampai bangun. Kemudian menoleh kepada pemiliknya.

Wang Yibo masih berbaring miring. Matanya terbuka, dan bibirnya mengukir senyum.

Xiao Zhan mendadak tersipu atas tatapan lelaki itu. Dia melepaskan genggaman jari mereka, tapi Wang Yibo sigap menggenggam kembali pergelangan tangan Xiao Zhan.

"Tidak ada ucapan atau ciuman?" tanyanya, kalau bisa Wang Yibo ingin lebih.

Xiao Zhan menunduk untuk membisikkan, "Selamat pagi, Bo Di." Lalu mengecup singkat pipi si lelaki.

FAKE MARRIED [ Complete ]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora