#1. Berkilauan di Mataku

434 51 5
                                    

Enchanted - Taylor Swift
00:00●━━━━━━━05:53
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Enchanted - Taylor Swift00:00●━━━━━━━05:53⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Jika waktu dapat kembali berputar, maka Minato akan mengorbankan apa pun demi memutar waktu tersebut. Tidak peduli jika nyawa yang menjadi taruhan—bertemu kembali dengan ibunya—lebih penting. Ia rindu, teramat rindu. Saking rindunya, ia ingin menyusul wanita paling cantik di dunia itu. Matanya selalu tertuju pada jalanan aspal yang menjadi saksi bisu ibunya menghembus napas terakhir sambil memeluk tubuh Minato yang ringkih saat itu.

Jika saja....

Minato hanya bisa berandai karena ia tidak memiliki keberanian, baik keberanian untuk menyusul Sang Ibu atau keberanian untuk menjalani hidupnya tanpa sosok seorang ibu. Minato bagai terombang-ambing antara mati atau hidup.

Ia berbalik ketika menyadari seorang gadis berseragam SMA berdiri di sampingnya. Gadis itu membalas tatapan Minato dan tersenyum sangat lebar menampilkan deretan giginya. Namun, tiba-tiba gadis itu melangkah cepat ke tengah jalanan; berdiri mematung menyambut sebuah mobil yang akan menghantam tubuhnya—tapi dalam waktu singkat seseorang berlari cepat mendorong tubuhnya hingga mereka berdua terjatuh membentur aspal.

Suara klakson dan decitan mobil yang mengerem mendadak mewarnai sunyinya malam. Pemilik mobil itu keluar dan marah-marah terhadap gadis yang kini meringis karena kakinya terluka. “Hey kau! jika ingin mati, jangan mati tepat di depanku. Lebih baik lompat saja dari gedung atau gantung diri di kamarmu!” teriaknya marah lalu pergi dengan kesal dan kembali melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Lelaki yang menolong gadis itu menghampiri Sang Gadis—mengeluarkan sapu tangan yang ada di dalam saku celananya, melilitkan sapu tangan menutupi luka yang ada pada lutut gadis itu. “Seberat apapun masalahmu, mati bukanlah solusi terbaik. Justru semakin menambah masalah bahkan orang-orang di sekitarmu akan ikut terluka dan sedih karena kehilanganmu.”

“Tapi aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini,” balas gadis itu.

“Kalau begitu, cintai dirimu sendiri. Jangan pernah menyakiti dirimu sendiri.”

Gadis itu ingin kembali membantah. Namun, tatapannya seketika terpana melihat bagaimana lelaki itu tampak mempedulikannya—dia membantunya berdiri bahkan menawarkan akan mengantar ke rumah sakit.

Semua kejadian tadi terekam di mata Minato, sedari tadi hanya diam memperhatikan. Kedua kakinya bagai terpaku—bergeming tidak ada niat baginya untuk menghampiri mereka atau setidaknya ikut membantu sebagai bentuk empati terhadap sesama manusia. Hanya saja, di matanya kini lelaki itu—ya, dia yang menolong gadis itu yang hendak bunuh diri tampak sangat berkilauan. Sedari tadi Minato terpana bagaimana lelaki itu berlari cepat untuk mendorong gadis itu, dan setiap kata yang terucap di mulutnya membuat Minato sadar bahwa mati bukanlah solusi terbaik.

I Love You Teacher | MasaMinaWhere stories live. Discover now