Baikan

10 1 0
                                    

Kezie pikir Joshep akan langsung kembali ke Jakarta setelah pertengkaran mereka. Namun ternyata pria itu malah kembali ke rumahnya dengan wajah yang lesu. Lebih mencengangkan lagi saat baru saja masuk ke dalam rumah, Joshep merengek lapar kepada Mama Kezie.

Mama Kezie dengan senang hati menyiapkan makanan untuk Joshep. Berbeda dengan Kezie yang masih kesal memilih masuk ke kamarnya.

"Hehe aku ambil sendiri aja, Tante. Maaf udah ngeropotin padahal Tante lagi sibuk," ujar Joshep sambil mengusap tengkuk lehernya dengan senyum tidak enaknya.

"Gapapa, malah seneng banget anak laki-laki Tante ini dateng."

Mama Kezie mengusap-usap rambut Joshep yang kini tersenyum senang mendengarnya. Mama Kezie memang sering memanggilnya dengan sebutan anak laki-lakiku setelah tau jika Mommy Joshep sudah meninggal. Sedangkan anak angkat untuk Aurora.

"Ya udah, ambil sendiri ya? Tante ke depan dulu, kalau gak diawasi takutnya barang Tante ada yang dilempar-lempar," ujar Mama Kezie lagi sebelum meninggalkan Joshep sendiri di meja makan.

Joshep dengan semangat mengambil beberapa macam lauk yang tampak menggiurkan di depannya. Sesekali melirik ke arah tangga lalu bersungut kesal karena Kezie tidak menemaninya, malah masuk ke kamar.

Setelah selesai dengan makanannya, Joshep duduk diam sambil bermenung selama sepuluh menit agar makanannya tercerna dengan baik. Ia lalu membersihkan meja dan peralatan makan yang digunakan.

Johsep pergi ke luar berencana membantu Mama Kezie namun malah diusir. Mama Kezie menyuruh Johsep untuk beristirahat saja di ruang tamu. Saat menaiki tangga ia bertemu dengan Krystal.

"Loh Bang Josh? Baru nyampe?" Tanya Krystal sambil mengucek matanyanya.

"Udah dua jam mungkin. Baru bangun tidur?" Tanya Joshep yang diangguki Krystal sambil menguap lebar. Joshep hanya tertawa geli melihat kelakuan adik Kezie ini.

"Kezie mana?"

"Tuh di kamar, masih tidur."

Krystal melanjutkan langkahnya ke lantai bawah dan Johsep ke lantai atas. Joshep melewati kamar tamu dan malah masuk ke kamar Kezie. Ia menutup pintu dengan pelan saat melihat Kezie yang sedang tidur.

Dengan langkah pelan Joshep mendekat lalu berjongkok di samping kasur Kezie. Ia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Kezie dengan hati-hati takut jika gadis itu terbangun.

"Gak cape apa berantem terus?"

***

Di pagi yang cerah ini keluarga besar itu sedang bercengkrama dengan hangat di meja makan. Billy dan Azka juga ikut bergabung. Semalam ayah Jessica menawarkan keduanya untuk menginap di paviliun belakang rumah.

Tentu Azka dengan senang hati menerima tawaran itu. Memang ia dan Billy belum memesan kamar hotel karena rencana ke Brazil ini bisa dikatakan dadakan.

"Berasa keluarga ini udah punya menantu aja, ya?"

"Concordar!" (Setuju!)

Daddy Aurora tertawa menyetujui ucapan istrinya.

"Menikahlah secepatnya. Kami udah makin tua. Belum lagi nenek dan kakek kalian ingin lihat cicit mereka," ujar Daddy Aurora.

"Minta sama Kak Jessie lah, Dad. Aku kan masih kuliah. Eh tapi kalau Kak Billy mau nikah minggu depan aku mah ayok aja," ujar Aurora lalu tertawa yang seketika membuat Billy tersedak.

Melihat itu Aurora dengan cepat menuangkan segelas air dan memberikan pada Billy yang masih terbatuk sambil memukul pelan dadanya. Tenggorokannya juga perih. Ringan sekali mulut gadis yang baru resmi menjadi kekasihnya kemarin itu bicara tentang pernikahan.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang