REMINISCE [Sehun x Sejeong] SUDAH TERBIT!

19. Sehangat Lembayung Senja

2012

Karena orang tua Sean dan Shaga cukup dekat, mereka juga kerap bertemu. Sesekali bermain basket bersama seperti yang dilakukan mereka sore itu. Sean berhasil melakukan defense dan disusul lay-up.

"Yes!"

Pada akhirnya Shaga mengakui kemenangan Sean. Dan keduanya menepi di pinggir lapangan. Duduk sambil menikmati udara sore. Shaga bahkan membukakan botol minum untuk Sean. Ia sudah menganggapnya seperti adik sendiri.

"Akhirnya kita bisa basket bareng. Biasanya lo selalu sibuk nge-band."

"Uhm ... Gue bolos nge-band karena lo ngajakin gue basket. Kalau Chia tau, gue bisa diomelin."

Shaga tertawa. "Kenapa lo dimarahi Chia?"

"Dia mendukung penuh minat band gue. Tapi gue nggak keberatan. Makanya, gue luangin waktu ini sekali doang buat lo."

"Lo suka Chia?"

"Uhmm?"

"Kalian nempel terus kaya perangko. Nggak ada rasa?"

Kala itu Sean hanya terdiam menatap udara kosong. Ia membayangkan perasaannya yang masih menggantung pada gadis itu. Bahkan setelah pengakuan setahun lalu, Chia seolah biasa saja. Chia tidak peka. Begitulah menurut Sean.

"Emang ... lo udah klop banget sebagai sahabat Chia."

"Y-ya, gitu, deh. Kenapa lo nanya?"

"Bagus, lah, kalau kalian bersahabat dengan baik. Gue barusan nembak Chia."

Itu merupakan hari patah hati pertama Sean. Ingin mengamuk, memaki. Tapi apa daya? Sean tidak punya hak. Sean hanya terlalu lama mengulur dan semua termakan waktu.

^^^

Suasana kian terasa saat hadir di tengah senja sembari menikmati debur ombak. Ketenangan dan kehangatan seolah mengalir di setiap tarikan napas. Pikiran yang semula bercabang, rasanya sejenak terurai lebih baik.