-20-

1.4K 110 1
                                    

"besok-besok kamu berangkat sama aku aja, titik! lebih safety pake sepeda kan?" Nilam memberi saran untuk menggunakan sepeda ke sekolah karena ada jalur sendiri khusus sepeda, jadi lebih aman.

"Nilammm, lo kan tau sendiri kaki Jasmine sakit! jalan aja pincang, mana bisa kayuh sepeda" tutur Haikal gemas ingin memukul kepala Nilam.

"oh iya yah hehe, maaf lupa" mereka semua memutar bola matanya malas.

"kalian dapet info dari siapa gue ada di sini?" tanya Jasmine kepo.

"hari ini lo terkenal banget tau Jas, banyak yang ngucapin lo cepet sembuh, banyak juga yang pada tobat kalau naik motor ugal-ugalan" Jasmine mendengus mendengar cerita dari Malena.

"gue gak ugal-ugalan!" elak Jasmine.

"terus apa? racing?" sarkas Farel.

"hehe, gue kan buru-buru, takut gak dibukain gerbang" jawab Jasmine apa adanya.

"kakak lo belum ke sini?" tanya Malena.

"hm? gue belum kabarin orang rumah, takut pada sibuk" jawab Jasmine yang dipelototi oleh mereka semua yang ada di sana.

"kali ini gue yakin, Jasmine lebih bodoh dari Nilam" mereka setuju dengan ucapan Haikal.

"kabarin dulu! lo gak takut mereka khawatir apa?" perintah Malena yang segera dituruti oleh Jasmine.

Waktu sudah menunjukan pukul 17.15, jadi biasanya ayah dan kakaknya sudah pulang.

Benar saja, banyak rentetan pesan dari Hendra dan Kenanga. Mereka bertanya apakah benar ada teman satu sekolah Jasmine yang kecelakaan tadi pagi, padahal mah yang kecelakaan anaknya sendiri.

Kayanya diprank seru nih.

Jasmine membuka room chat nya dengan Kenanga, tak lupa ia mengetikkan 'kak, gue mau vc, tolong ayah masukin frame juga', padahal ratusan chat dari ayahnya menumpuk.

Tak lama, setelah Jasmine menekan tombol panggilan, Kenanga mengangkatnya dengan Hendra yang sudah memasang wajah garangnya.

Jasmine mengzoom kameranya agar tidak terlihat pakaian rumah sakit yang dikenakan olehnya.

"hayo, tebak, aku ada di mana" ke empat teman Jasmine hanya bisa menggelengkan kepalanya, yang di rumah khawatir, yang di sini malah sibuk menjahili.

"jangan macem-macem ya dek, udah sore ini, pulang" suara Hendra menginterupsi.

"TADAAA, aku di rumah sakit, liat yah, kak, aku abis kecelakaan"

Jasmine memutar handphonenya memperkenalkan ruangan yang kini ditempati olehnya, bahasa lainnya adalah room tour.

"anak kurang ajar!" Hendra menekan tombol merah dihandphone Kenanga, tak lupa ia menyuruh anak sulungnya untuk bersiap pergi ke rumah sakit.

"ahaha anjir, mukanya bokap gue panik banget" Jasmine tertawa melihat wajah ayahnya murka campur khawatir, sedangkan Kenanga seperti orang linglung.

"lo lain kali jangan gitu, gatau orang di rumah nyariin apa," sepertinya Haikal menjadi orang yang paling sering menasehati Jasmine selain ayahnya.

"bocah oon, udah lah kita pulang aja," Jasmine mendengus mendengar kata yang keluar dari mulut Farel.

"aduh, abang aku telepon! dia nyuruh pulang, gawat, sepeda aku di sekolahan! gimana dong ini!" Nilam berjongkok, abangnya sangat over protective terhadapnya.

"Lenaa, ayo anterin aku pulang, Len" Nilam merengek sambil menarik-narik baju Malena.

"aduh, bentar lagi ya Lam, tunggu ayah sama kakaknya Jasmine dateng, coba sini gue yang ngomong sama abang lo," Nilam menekan nomor abangnya yang sudah mengamuk.

Ia menyerahkan handphone itu pada Malena yang katanya akan mengatakan alasan untuk abangnya.

"halo?! kenapa tadi dimatiin? buruan pulang atau ab-"

"brisik! Nilam aman di sini, nanti gue anterin, maaf tadi udah gak sopan dikit," Malena segera mematikan sambungannya.

"Lena, abang aku galak, nanti kalau kamu anterin aku, langsung pulang aja ya," Malena mengangguk paham.

"galak banget lo Len! gada lucunya jadi cewe," Farel mencoel-coel bahu Malena.

"lo juga gada lucunya jadi cowo" balas Malena yang ditertawai semua orang.

"mau dong digalakin," tiba-tiba, pintu terbuka menampilkan seorang pemuda yang menjadi tersangka bagi Jasmine.

Sepertinya pemuda itu habis pulang dan mandi.

"oh ini yang nabrak lo ya?" Malena menatap sinis Laksmana, laki-laki yang sok kegantengan.

"kenapa? hati lo mau gue tabrak juga?" Laksmana menaik turunkan alisnya menggoda Malena.

Tak sadar jika kaki gadis itu sudah siap menendang laki-laki narsis di depannya. Ya, selanjutnya terjadilah aksi baku hantam antara Malena dan Laksmana.

Malena lebih ke pro karena Laksmana hanya mengaduh kesakitan. Bagaimana tidak, yang Malena pukul adalah bagian luka yang tadi ia dapat, dan karena kakinya dijahit, ia jadi tidak bisa berbuat banyak.

....

"bang, gamau jenguk Jasmine?" Daisy menepuk bahu Gama yang sedang mengecek proposal dari anggota osisnya.

"eh kaget ya? maaf ya, bunda ga tau kamu lagi seserius itu," Gama mengangguk tak mempermasalahkannya.

"tadi bunda ngomong apa?" tanya Gama sambil menutup proposalnya, sekarang ada yang lebih penting di depannya.

"kamu gak jenguk Jasmine? tadi adek bilang Jasmine kecelakaan," ungkap Daisy karena anak bontotnya tadi pulang terlambat, dan mengatakan Jasmine kecelakaan dan tengah dirawat.

"engga, buat apa?" tanya Gama bingung.

"ya kan kamu deket dia, masa engga dijenguk sih" jawab Daisy.

"kenal doang, engga deket" kata Gama yang dipahami Daisy.

"abang gak bosen apa jomblo terus? sumpah ya, bunda punya anak tiga, masa gak laku semua" Gama mendengus mendengarnya.

"bukan gak laku, tapi belum bun, kata om Zidan kan jodoh udah ada yang ngatur" Gama kayanya lebih mendengarkan ajaran Samuel, om nya.

"ya udah, terserah kamu! tapi inget kata bunda, kalau kamu emang gak suka, gak usah semakin terbuka, justru itu paling nyakitin, nanti kamu udah terbuka, tapi dia tau kamu gak suka sama dia,"

Gama bergumam membalas Daisy.

"udah sana bunda keluar, Gama ada tugas" usir Gama halus namun Daisy sepertinya sedikit tersinggung.

"oh gitu kamu ya?! oke, awas aja bunda gak bakal masuk lagi ke kamar kamu," setelah mengatakan itu, Daisy keluar sambil mencak-mencak dari kamar anaknya.

"padahal gue beneran ada tugas," Gama tebak, pasti nanti ayahnya akan memberikan 1001 kata untuknya karena telah membuat istrinya menangis.

....

"Len, kakak lo engga ada niatan buat jenguk gue?" Jasmine bertanya sambil mengunyah sarapannya.

"engga, dia tanya buat apa" jawab Malena jujur.

"ih, mogok makan gue ah!" Hendra yang memang sedang menyuapi Jasmine kini menatapnya tajam.

"adek, uang sakunya ayah mogokin juga mau gak?" Jasmine meringis lalu menggeleng.

"bel masuk, gue matiin ya," Malena mematikan panggilan video itu.

"kamu beneran lagi suka cowok?" tanya Hendra.

"yakali aku suka cewek, emang boleh?" tanya Jasmine iseng.

"sembarangan!" Hendra memukul pelan mulut Jasmine.

"kamu kan masih kecil, suka boleh, tapi jangan berlebihan ya," titah Hendra yang diangguki Jasmine.

"kalau ciuman boleh gak, yah?" Hendra kehabisan kesabaran jika bersama Jasmine.

love me back, GamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang