06. teraktiran

3 0 0
                                    

Koridor yang dilangkahnya duo kembar sudah sangat ramai dikarenakan jam istirahat tentu saja Elvano akan menagih janji sang adik di karenakan kalah di pertandingan basket kemarin saat di timezone.

"Ayoo mana janji lo?" Vano menarik tangan Vana agar lebih cepat menuju kantin.

"Aela bang uang gua mau abis tar ae kalo ayah dah ngasi lagi ya?" bujuknya.

"Nehi nehi tak bisa!" bantah Elvano.

"Ck aela!" Decaknya, uang nya sudah mulai menipis apalagi Fariz,ayahnya belum transfer lagi.

Manusia duplikat itu menuju meja yang sudah ada beberapa sahabat mereka disana.

"Kiww teraktir ya bos?" Gio memasang wajah tengilnya kedua alisnya ia menaik turun kan.

"Minta sama Vana" Jawabnya santai yang membuat Elvana melotot tak abis pikir.

"Bang! lo mah uang gua anjim!" Elvana mengumpat tak perduli jika nanti bibirnya akan disentil oleh Vano.

"Mulut lo va" Tegur Elvano tak suka. Elvana menekuk wajahnya bisa dipastikan uang nya habis hari ini.

"Mang!" Gio memanggil salah satu stand jualan bakso.

"Mau pesen apa teh kang?" tanya mamang Ujang penjual bakso disekolahnya.

"Baksonya enam es jeruknya enam" Ujar Gio menghitung teman temannya.

"Oke! tunggu sebentar ya kang" Mang Ujang pergi kembali ke stand baksonya.

"Gara gara lo ya bang! anjing anjing" Umpat Elvana memelankan suaranya di akhir kata.

"Sumpah ya Babi! lo Gio ganti uang gue BODO AMAT!" Gio menoleh memasang wajah tengilnya, ia akan menjahili Vana sampai wajah sang empu merah padam.

"Emang gue peduli? utang gue sama abang lo aja belom gue bayar, apa lagi sama elo bodat" Ujar lelaki itu santai tersenyum kecil memperlihatkan gigi gingsul miliknya.

"Bang liat temen lo! gara gara lo sih!" Vana memukul lengan abangnya kesal, demi apapun rasanya ia ingin mencabik muka Gio saat ini.

"Udah Van iklasin sedikit sodakoh, lo kan jarang  sodakoh kebetulan Gio anak yatim" Ujar Alvian tanpa menyaringkan kata katanya dulu.

"Bangsat mentang mentang gue yatim, gini gini gue soleh anak mami sari yang paling tampan" Jawab Gio menyombongkan ketampanannya.

"Ga! Najis!  uang gue Alviaaaan tinggal dikit" Elvana menekuk wajahnya kesal.

"Mending diem makan" Jaegar menjawab, Elvana menoleh tak sadar bakso pesanan anak laknat sudah datang.

"Aw babang Jaegar perhatian banget sih" Elvana mengerlingkan sebelah matanya berniat menggoda Jaegar.

"Makan!" Elvano menyuapi Elvana sesendok bakso, tak suka melihat saudaranya menggoda Jaegar.

Elvana melihat Elvano sinis.

***
"Ayaah Ayah we ra yu?" Elvana teriak didalam mansion besar keluarga Narendra, mencari Fariz.

"Kenapa sayang? kok teriak teriak hm?" Fariz muncul dibalik pintu kerjanya melihat anak perempuannya yang sedang cemberut.

"Kirimin Vana uang lagi. Uang Vana abis gara gara abang Vano yah" Adunya pada sang ayah.

"Mau berapa hm?" Tanya fariz mengelus surai rambut Vana.

"Terserah ayah yang penting banyak!" Ujar Vana memeluk ayahnya manja.

Fariz tertawa pelan. "Yauda nanti ayah kirimin ya? sekarang kamu mandi dulu bau asem!" Vana mendongak melihat wajah Ayahnya.

"Ayah mah! sama aja kaya abang sama bunda udah ah Vana kesel!" Vana berjalan meninggalkan Fariz yang tengah tertawa seraya menggelengkan kepalanya.

Elvana membuka kulkas mencari tomat kesukaannya, tetapi nihil tak ada tomat satu pun.

"Cari apa sayang?" Suara Caramel terdengar, Elvana menoleh.

"Bun tomat Vana mana?" Tanya gadis itu.

"Bunda belum belanja lagi baru mau belanja ini" Jawab Caramel santai yang membuat mimik wajah Elvana kembali menekuk kesal.

Entah karena apa hari ini adalah hari sialnya.

***

Hai,dapet feelnya ga?

Virtual hug suhu sayang♥️🪐

Minta votmen bole?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ABSURD TWINSWhere stories live. Discover now