73. Tahlilan

206 14 0
                                    

Setelah pulang dari kuburan Evan dan ketiga anaknya mengurungi diri mereka di kamar. Mila, Yudha, Bunga dan Arya menangis di saat mereka lemah tanpa adanya Aldara di samping mereka.

"Ayah...." Mila memeluk Yudha.

"Ssttt..... Nanti malam ada acara tahlilan sana beritahu Evan."

"Gue ikut jeng," ujar Bunga berjalan mendekati Mila. Dan mereka berdua pergi ke kamar Evan.

Yudha melihat Arya yang melamun ia mendekat dan merangkunya. "Arya."

"Ha?"

"Gue tau ini berat tapi Tuhan lebih sayang anak lo."

"Udah dong jangan nangis, Cemen banget di tinggal sama anaknya nangis. Dulu? Di beda-bedain sampai di tinggal pergi pula."

"Itu beda Yudha, itu masa lalu."

"Ya sama aja, kan?" Arya tersenyum.

"Nah, gitu dong senyum."

Di kamar Evan, Evan memeluk bingkai foto Aldara dan dirinya waktu masih muda dulu.

"Aku telat. Aku minta maaf. Aku kangen kamu. Kamu sekarang lagi apa di sana? Main, ya, sama Dika?"

"Abang." Pintu terbuka dan Mila berserta Bunga menghampirinya.

"Bunda, abang kangen Ara," ucapnya dan Bunga seketika membuang pandangannya.

"Iya, bunda juga. Kamu harus kuat, kamu seorang ayah di sini. Seorang ayah selalu menyemangati anaknya yang terpuruk, jangan seperti ini sama aja Aldara gak bisa bahagia di sana."

"Mama Evan minta maaf karena udah telat jemput anak gadis Mama."

"Gak papa itu bukan salah kamu kok. Jangan seperti ini ya. Semangatin sana anak-anakmu. Oh iya, nanti malam ada acara tahlilan kamu siap?" Evan mengangguk.

***

Malam telah tiba tetangga, kerabat dan teman-teman mereka datang dan berkumpul di rumah Evan untuk melakukan tahlilan Aldara.

Lihatlah mereka, mereka sangat terpuruk. Kantung mata menghitam, mata membengkak, dan lesu saat ini.

Bella berada di samping Kenzo dan kedua anaknya itu di samping Evan. Acara tahlilan telah mulai.

Beberapa jam kemudian setelah tahlilan selesai semuanya pulang ke rumah masing-masing.

"Van, lo kuat! Lo bisa hadapin ini semua sama anak lo," ucap Alvaro dengan tangan di bahunya.

"Kami selalu support lo!" timpal Virgo.

"Thanks."

"Hei bocil senyumnya jangan luntur. Cantik-cantik kok senyumnya luntur," celetuk Vano. Kejora menoleh dan tersenyum tipis kearahnya. Membuat Vano melunturkan juga senyumannya saat Kejora tersenyum seperti itu.

"Ken, lo kuat. Lo bisa hadapi ini semua. Kami selalu ada di samping lo dan keluarga lo juga," ucap Danu.

"Alex, ayo pulang aku gak kuat," ucap Ica.

Alexander mengangguk. "Kami pulang, ya. Sehat selalu bro!" Dan pergi dari situ.

"Thanks udah datang dan support gue."

"Kami semua pamit. Kalau ada apa-apa telepon kami jangan diam diri," ujar Alvaro. Evan mengangguk.

"See you bro!"

"Bye Om! Bye Ken, Enzie, Rara!" Dan mereka semua pun keluar dan menghilang dari hadapan mereka.

Kedua pembantu itu membersihkan kotoran yang habis tahlilan tadi.

KENZO & KENZIE DIGANTARA ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang