Trauma (1)

53 8 0
                                    

Sega memarkirkan kembali mobilnya setelah mengantar Wanda pulang ke rumahnya. Saat hendak turun, Sega teringat dengan kamera kecil yang selalu ia letakkan diatas grand piano ruang musik. Hal ini memang sengaja dilakukan Sega untuk merekam permainan pianonya sehingga ia dapat melakukan evaluasi terhadap bakatnya tersebut.

Dan kamera ini pula yang menyimpan reka kejadian di ruang musik beberapa waktu lalu.

Setelah mengisi perutnya dan membersihkan diri. Sega membuka laptop dan menyambungkannya dengan kamera kecilnya. Ia memindahkan beberapa video hasil latihannya beserta video barang bukti kebusukan sang dosen ke dalam drive miliknya.


Pak Yongki mulai mendekati Wanda.

"Kalau kamu pemanasan seperti itu, produksi suara kamu kurang bagus. Coba buka mulutmu lebih lebar dan tegakkan badan kamu."

Wanda menuruti perintah dosennya itu.

"Punggungmu harus tegak seperti ini." Ucap Pak Yongki sambil menyentuh punggung gadis itu.

Wanda yang mendapat perlakuan tiba-tiba semacam itu seketika membeku dengan tubuh yang mulai bergetar ketakutan.

"Lanjutkan pemanasannya."

Wanda melanjutkan pemanasan vokalnya dengan suara bergetar.

"Coba gunakan suara perut."

Kali ini sang dosen memberi perintah sambil menyentuh bagian perut mahasiswinya.


"Brengsek!!" Umpat Sega.

"Laki-laki sialan itu harus diberi pelajaran."

Sega hendak mengunggah rekaman bukti pelecehan Pak Yongki ke akun kampus, namun perkataan Wanda barusan terlintas di kepalanya.


"Kak... Untuk masalah ini..."

"Kenapa?" Tanya Sega.

"Please jangan kasih tau siapa-siapa ya."

"Oke, tapi setidaknya ini harus dilaporin ke pihak kampus."

"Jangan, gue gak mau masalah ini jadi tambah besar."

"Tapi Wan..."

"Please Kak."


"Siaalll...." Sega merasa frustasi dengan masalah ini.

Di satu sisi ia ingin semua orang tahu bahwa dosen yang begitu dihormati di kampus mereka ternyata adalah seorang pelaku pelecehan seksual terhadap mahasiswinya sendiri. Namun di sisi lain, ia harus menutup rapat-rapat perbuatan bejat sang dosen karena permintaan korbannya.

.

.

.

"Oke, jadi my baby bear, Haris, sama Joan bareng gue ya?" Tanya Jimmy pada teman-temannya di parkiran kampus.

"Kak Sega gak bareng kita sekalian?" Selin balik bertanya.

"Sega bawa motor." Jawab Jimmy.

Tin...

Tiba-tiba sebuah motor Honda CBR250RR berhenti tepat di samping mobil Jimmy. Si pemilik membuka helmnya menampakkan karismanya yang tak terbantahkan.

 Si pemilik membuka helmnya menampakkan karismanya yang tak terbantahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
trau.maWhere stories live. Discover now