Masa Lalu

45 10 0
                                    


"Wandaaa..."

Brakk...

Darah segar kini menetes dan membasahi baju gadis itu.

"Kak Sega?"

"Sega!!"

Kelima sahabat Sega beserta Wanda yang kini ditemani oleh Selin dan Joan tengah menunggu di depan ruang operasi.

Beberapa jam lalu ketika Sega hendak membalas perlakuan Hansel, sudut matanya melihat kekasih Hansel mengangkat kursi hendak memukul Wanda.

"Kalau gue gak bisa dapetin Sega, loe juga gak berhak."

Sega segera berlari menghampiri Wanda berniat menghentikan kekasih Hansel, namun justru laki-laki itulah yang terkena pukulan tepat di kepalanya.

Seketika darah menetes membasahi baju gadis di depannya.

"Maaf..."

Sega ambruk di pangkuan Wanda.

Sudah sekitar dua jam Sega masuk ruang operasi, namun belum ada tanda-tanda selesainya operasi.

"Nak Jimmy." Panggil seorang perempuan paruh baya yang masih nampak cantik di usianya yang sudah menginjak 50 tahunan.

"Tante."

"Gimana Sega?"

"Masih belum tau tante, semoga dia baik-baik saja."

"Dasar anak nakal. Udah tante bilangin jangan tawuran lagi. Kalian juga sampai bonyok gini."

Benar, bukan hanya Sega yang terluka, tapi Jimmy, Haris, dan Rama memiliki banya banyak luka lebam di wajah dan sekujur tubuhnya. Beruntung Varen dan Jefri membawa bantuan sehingga anak buah Hansel berhasil dipukul mundur.

Sedangkan Hansel yang merasa tertipu, pergi itu saja meninggalkan oknum yang telah menipunya.

"Maaf tante. Tapi kali ini Sega gak cari gara-gara, dia kena fitnah."

Para gadis hanya diam karena memang mereka belum mengenal ibu Sega.

"Wali dari pasien Hasega?" Seorang dokter keluar dari ruang operasi.

Ibu Sega segera mendekati sang dokter.

"Operasi berjalan lancar Bu, hanya saja ada kabar buruk."

"Kabar buruk?" Tanya ibu Sega sedikit histeris.

Mendengar itu, teman-teman Sega segera mendekat. Rama yang memang paling dewasa diantara mereka mencoba menenangkan ibu Sega.

"Karena pukulan keras di kepalanya, pasien mengalami cedera otak ringan. Akibatnya kemungkinan pasien akan mengalami koma."

"Koma?" Kali ini Wanda yang memberikan reaksi terkejut.

"Berapa lama dok?" Ibu Sega mencoba tegar.

"Kita berdoa saja semoga pasien segera sadarkan diri. Setelah ini pasien akan dipindahkan ke ruangan recovery terlebih dahulu."

Setelah kepergian dokter, tangis ibu Sega pecah.

"Rama, kenapa Sega bisa kayak gini sih? Tante pikir dia udah gak terlibat geng-gengan lagi."

"Tante..." Wanda mendekati ibu Sega.

"Kamu siapa?"

"Saya teman Kak Sega. Sebenarnya gara-gara saya Kak Sega jadi begini."

"Wan, bukan gara-gara kamu Sega begini." Rama menenangkan.

"Oh jadi kamu yang bikin anak saya jadi begini." Ibu Sega mulai tersulut emosi.

trau.maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang