CHAPTER 8: TRUCK

8 3 0
                                    

_______________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________________________________


[22 MAY 2022 09:00]

"Sekarang kita tenggelam," ucap Alby putus asa.

"SIALL!" Shane mengumpat.

Mereka jauh berada di bawah, dengan gedung yang dipenuhi air.

"Aku seperti kenal tempat ini," Clara mencoba mengingat.

"YA AKU INGAT, TEMPAT INI DULU MERUPAKAN RUMAH SAKIT," ucap Clara yang sudah mengingatnya.

"Gedung ini bentuknya L, jika kita berenang ke bawah, mungkin akan ada celah menuju sungai," Clara meyakinkan temannya.

"Kita bakal mati tenggelam sebelum sampai ke sungai," Shane tidak setuju.

Suara-suara gemuruh dari bangungan ini terdengar, atap beton di atss mereka jatuh menimpa air. Gabriel reflek menyeret mereka kebawah, agar mereka tidak terkena beton itu. Kini mereka tenggelam seutuhnya, mencoba menahan nafas masing masing.

Clara memberi kode menyuruh mereka mengikuti dirinya. Mereka melihat tangga, di mana di tangga tersebut mereka bisa mengambil nafas.

"HAAAAAA!" mereka mengambil nafas dalam-dalam dan beristirahat disana sejenak.

Aurora menggigil kedinginan, badannya juga pucat dan dingin.

"Aku gak tahan dingin, Shell," ucap Aurora lemas.

Shella mendekati Aurora memberikan dirinya pelukan agar Aurora tidak kedinginan.

"Ra, bertahan ya," ucap Shella khawatir.

"Kita gak punya waktu, kita harus keluar dari sini," Shane mulai emosi.

"Sabar," ucap Clara jengkel.

Mereka berdiam disana sejenak menghangatkan diri dari dinginnya air itu.

Aurora tertidur, Shella membiarkannya tertidur. Sedangkan Clara dan Roy berniat melanjutkan untuk berenang, mencari jalan keluar.

"Clara," Aksa memanggil Clara lalu memberikan nya sebuah senter.

Clara mulai berenang ke bawah bersama Roy mencari jalan keluar.

Mereka terus menyusuri air sampai bertemu suatu lubang. Clara mencoba naik ke atas untuk memastikan bahwa itu jalan keluar. namun ternyata itu lubang yang ditutupi oleh besi-besi, mengambil nafas sejenak lalu lanjut berenang mencari jalan keluar. Sampai suatu lubang dari dinding mereka temukan.

Mereka langsung memasuki lubang itu. Perlahan cahaya datang menyinari Clara dan Roy, Clara dan Roy berenang ke atas. Mereka selamat dan sekarang mereka berada di luar gedung.

Clara berjalan menuju tanah dan bebatuan, menyenderkan badannya ke gedung tersebut, menarik dalam napasnya karena berada lama di dalam air tadi.

"Kita harus segera menyelamatkan yang lain, Roy," ucap Clara dengan nafas terengah-engah.

AFTER SCHOOL: TIME TO DIEWhere stories live. Discover now