5

757 112 34
                                    

Chaeyoung

Lisa dan Ibunya keluar tak lama setelah aku dan yang lainnya selesai merapikan persiapan makan siang. Chittip, begitu mereka memanggilnya menatap Lisa dan wanita itu memberi anggukan kecil, tersenyum lembut pada Ibunya.

Tak dapat di sangkal, melihat interaksi itu menghangatkan hatiku. Bagaimana cara Lisa menuntun Chittip berjalan, Chiquita dan seorang wanita bernama Eunha berjalan di belakang Lisa.

"Maaf merepotkan kalian semua." Chittip menatap kami dengan pandangan tak nyaman.

Lisa bersikap manis, mencium pipi Chittip dan menyuruh Ibunya duduk, tepat di sampingku.

"Ayo, duduklah, Bu. Aku akan menyiapkan makanan untukmu." Ujar Lisa.

Chittip mengangguk tapi aku masih bisa merasakan tatapannya terarah padaku. Membuatku menjadi sedikit tak nyaman di tempat duduk.

"Apa kau baik-baik saja?" Aku memilih untuk bertanya.

"Ya. Maafkan sikapku tadi. Lisa sudah menjelaskannya. Tapi, kau sangat mirip dengannya." Ujar Chittip, membuang muka dariku. Tak menatapku lagi.

Aku melihat ke arah Lisa dan wanita itu hanya mengangkat bahunya. Aku penasaran dengan apa yang Lisa jelaskan. Tetapi, aku lebih penasaran rupa mantan Lisa. Semirip apa aku dengan mantan Lisa?

"Lisa, Chittip tidak memakan tahu. Singkirkan itu dari mangkuknya." Ujar Eunha menahan Lisa sebelum wanita itu memberikan mangkuk berisi sayur pada Chittip.

"Oh, benar. Aku agak lupa. Maafkan aku." Lisa meletakkan tahunya ke piringnya sendiri lalu memberikan makanannya pada Chittip.

"Kau baik-baik saja makan sendiri?" Tanya Eunha khawatir.

"Sedikit butuh bantuan. Aku rasa tanganku bergetar." Ujar Chittip pelan.

"Biar aku membantumu." Aku spontan bersuara sebelum Eunha mengambil sendok dari mangkuk Chittip.

"Ms Park, kau tidak perlu melakukannya. Eunha atau Chiquita biasa menyuapi ibuku." Ujar Lisa menatapku tak nyaman.

Aku memberinya senyum manis dan menarik mangkuk dari depan Chittip. Sedikit mengaduk agar kuahnya tercampur, sebelum memberi satu suapan dengan campuran nasi. Aku dengan hati-hati membersihkan sudut bibirnya yang kotor terkena kuah sayur.

"Aku baik-baik saja, Lisa. Aku juga biasa menyuapi Ibuku saat dia sedang sakit." Kataku, sekali lagi memberi senyuman pada Lisa.

Lisa menatap antara aku dan Ibunya sebelum akhirnya duduk di samping Chittip. Kami semua makan dengan tenang. Aku merasa ketenangan sepanjang aku menyuapi Chittip, rasanya aku sering melakukan ini.

Aku juga memberikan senyum pada Chittip setiap dia menatap ke arahku dari dekat. Aku mengerti dia merindukan mantan calon menantunya, dan sungguh aku berharap wanita siapa pun itu, dia memiliki sedikit hati nurani dengan mengunjungi keluarga ini lagi.

**

Setelah selesai makan siang, aku pamit dengan rasa menyesal. Memeluk Chittip untuk yang terakhir kalinya. Meski dia gemetar dan tak bisa memelukku dengan benar.

"Aku berharap kau bisa mengunjungi rumahku lagi." Ujar Chittip dengan suara serak dan lemah.

"Jika Lisa mengizinkanku, aku akan kembali ke sini." Ujarku, menatap Lisa yang berdiri di sisi Ibunya.

Lisa hanya menggelengkan kepalanya, tak menjawab. Sebaliknya, dia juga pamit dan memeluk Ibunya. Mencium kening, kedua pipi dan sudut bibir Ibunya. Tuhan, mengapa dia bersikap sangat manis? Dia tidak terlihat seperti wanita yang sangat dingin, seperti yang sering dia lakukan padaku.

Memorié || CHAELISA ✅Where stories live. Discover now