02

775 97 3
                                    

"han, lo masih di sekolah kah?"

"iya, gue ada urusan soal eskul gue."

"oh sama gue juga, nanti kalo mau pulang kabarin, gue juga masih di sekolah."

"lah ngapain lo?"

"ada tugas tambahan anjir dari pak mahen."

"mampus."

"kampret lo, udah sono lanjut."

"iye bro, dadah!"

gyuvin menutup telponnya setelah mendengar jawaban dari hana di seberang sana.

bohong sebenernya, dia gaada tugas tambahan.

tapi karena tadi gyuvin liat hana masih sibuk sama urusan basketnya itu—entah apa gyuvin gatau, jadi gyuvin sengaja nunggu hana di sekolah biar nanti sekalian pulang bareng.

udah biasa mereka pulang bareng, kemana-mana juga biasanya bareng, bahkan sampe dikira pacaran, padahal engga.

kasian.

gyuvin lanjut ngelangkah menuju perpustakaan, sekalian ngadem plus ada wifi gratis ye kan.

tapi di tengah-tengah perjalanan, dia ngeliat yujin. dengan cepat, gyuvin langsung menghampiri adiknya itu.

"cil!" panggil gyuvin sambil ngerangkul yujin dari belakang.

yujin nengok ke sumber suara, "dih belum balik lu kak?"

"belum, males balik gue. lu sendiri ngapain? sok sibuk lu bocah."

"gue emang sibuk anjir, kerkom kaga kelar-kelar, mumet gue," ucap yujin diakhiri decakan.

gyuvin ngacak rambut yujin, "semangat cil, jangan pulang kemaleman nanti, takut ada hantu." ada kekehan di akhir.

kebetulan sekarang udah jam 5 sore, dan suasana sekolah juga lumayan sepi, paling tinggal orang sibuk sama satpam doang yang masih disini.

termasuk gyuvin, hana, yujin, dan temennya yujin.

"ini kayaknya gue mau balik, lanjut nanti diskusi lewat chat aja dah," final yujin.

"deadline kapan sih? keknya lo stress banget." gyuvin bertanya sambil nguyel-nguyel pipi yujin dari samping, kegemesan dia tuh sama adeknya, apalagi ngeliat adeknya cemberut begini.

"besok, kak. lu bayangin aja dah, mana belum kelar," ucap yujin sambil nabokin tangan gyuvin yang mulai menjelajah ke wajah yujin.

"kasian amat."

"sialan lo, kak."

gyuvin melepaskan rangkulannya dari yujin, lalu ngecek ponselnya yang berdering.

panggilan dari hana ternyata, buru-buru dia angkat.

"lo udah boleh pulang kah?"

"iye bro, lu dimana?"

"gue di koridor, gue aja yang nyamperin lo, lo dimana?"

"di kelas gue."

"oke otw, pangeran siap menjemput."

"najis alay."

"anjing lo."

tut!

panggilan pun terputus.

"cil gue duluan ya, sang putri sudah menunggu," pamit gyuvin ke yujin dengan tampang ngeselinnya itu.

yujin cuma mendelik, "kak hana?"

Hidden Feeling | Han Yujin [✓]Where stories live. Discover now