28

365 76 32
                                    

untuk siapapun yang ngeliatnya, pasti tau juga kalo sekarang udah pagi. terbukti dari matahari yang udah munculin kehadirannya.

yujin kebangun karena sinar matahari yang perlahan mengganggu tidurnya. dia duduk sebentar buat ngumpulin nyawa.

setelah itu, yujin bangun dari duduknya dan ngebuka tirai gorden, gak lupa juga buat buka ventilasi jendela biar ada udara segar yang masuk.

bersamaan dengan seseorang yang ngebuka matanya, untuk pertama kalinya dalam beberapa hari belakangan ini.

yujin balik badan setelah selesai dengan urusan jendela itu, lalu dia dibuat sedikit terkejut dengan hana yang udah dengan sempurna ngebuka matanya.

hana nengok ke yujin yang sekarang masih diam membeku natap cewek itu. "yujin?" panggil hana pelan, sangat pelan.

yujin rasanya mau langsung peluk hana sekarang juga, tapi entah kenapa tubuhnya malah masih diam disini, dan gabisa berkata apapun.

"lo... beneran yujin kan?" kalimat kedua yang hana lontarin, bikin yujin mau meneteskan air matanya saat ini juga.

katakanlah yujin cengeng, tapi apapun yang menyangkut hana, perasaan dia emang agak sensitif.

"k-kak... lo... udah sadar?" tanya yujin yang masih di posisinya.

hana tersenyum lega karena yang ada di hadapannya sekarang beneran yujin.

"iya, cil. sini." hana ulurin tangannya lemas, menyuruh yujin buat deket sama dia.

'cil', satu kata, tapi berjuta kebahagiaan. udah lama yujin gak denger kata itu, dia kangen.

kangen banget.

dan sekarang, setelah sekian lama, akhirnya yujin bisa denger kata itu ditujukan ke dia, dari orang yang dia harapkan juga.

dengan langkah yang berat, yujin samperin hana dengan perasaan yang campur aduk, dia terlalu bingung untuk gambarin perasaannya saat ini.

dia seneng, sedih, takut, ragu, dan antara percaya atau enggak sama hal ini.

dia gak mimpi kan? hana beneran udah sadar?

saat yujin udah ada dekat dengan hana, hana langsung melemparkan senyum ke cowok itu.

lalu hana dengan sedikit tenaga membenarkan posisi tidurnya menjadi duduk dengan bantal penyangga di belakangnya, tentu dibantu sama yujin.

setelah hana nemuin posisinya, dia diam sebentar dan natap yujin lekat, setelah itu hana menunduk.

"maafin gu---"

belum selesai hana berucap, yujin langsung peluk hana erat, sangat erat, sampai hana kesusahan bernapas.

buset dek, ini manusia baru bangun udah lu peluk begitu.g

hana sedikit heran, tapi akhirnya dia terkekeh pelan dan balas pelukan yujin---meski harus nahan tubuh yujin yang lumayan berat.

"kak, lo udah sadar..." kata yujin di sela-sela pelukannya.

hana mengangguk sambil tersenyum, lalu nepuk-nepuk punggung yujin pelan.

"gue kangen banget sama lo," lagi, yujin berucap tanpa melepas pelukannya.

hana menghela napas, "gue juga."

dan gak lama, terdengar suara isakan dari cowok itu, hana sedikit panik, dia mau ngelepas pelukannya, tapi ditahan sama yujin.

"biarin begini dulu aja kak, gue masih kangen sama lo..." pinta yujin dengan suara yang sedikit serak karena menangis.

hana cuma tersenyum, dia berpikir ternyata yujin-nya masih seperti dulu. kebiasaannya yang nangis saat lagi pelukan sama dia gak hilang ternyata.

Hidden Feeling | Han Yujin [✓]Where stories live. Discover now