Dear Aryakasa : 11

111 26 4
                                    

Pagi hari disambut dengan hujan gerimis namun suasana masih terasa hangat. Tadi malam hujan begitu deras hingga subuh tadi.

"arwa kamu bangun gak? udah 10 menit mama bangunin kamu gak bangun-bangun, ayo cepat bangun nanti terlambat sekolah," teriak arumi dari balik pintu

Sang empu masih setia dengan selimut dan suasana hangatnya,sehingga tak terusik dengan teriakan melengking dari sang mama.

"cal,lo masih tidur hm?" tanya yaka,dari tadi malam mereka sleepcall dengan alasan arwa minta ditemani tidur karena fakut petir, dan itu hanya alasan saja, bahkan badai sekalipun tak ditakuti oleh gadis itu yang ditakuti hanya satu, kehilangan orang-orsng yang disayanginya.

"enghhh kok ada suara kasa sih," arwa menggeliat dari tidurnya karena mendengar suara yaka yang begitu jelas, bagaimana tidak jelas, speaker handphonenya saja ia letakkan tepat ditelinganya

"La, dari tadi mama teriak-teriak lo bangun gih,"titah yaka

"kasa lo dimana?" tanya arwa masih setengah sadar

"gue dirumah,"  jawab yaka

"terus yang bicara sama gue siapa? setan ya?" racau arwa

"kita lagi telponan sayang," ucap yaka

"apa lo bilang tadi? sayang? ngaco lo,kita cuma sahabat bego," sepertinya arwa lupa dengan status mereka saat ini

"yaelah, baru sehari jadian udah dilupain gimana nantinya," ujar yaka bercanda

"hah? kapan?"

"kemaren loh, masa lupa? lo mending mandi dulu deh biar seger, nanti gue jemput,"

"Oke pak bos, eh gue matiin ya telponnya,"

"iya sayang,"

"udah-udah ih, bye,"

Sambungan telepon diakhiri oleh arwa, meskipun kesadarannya belum seratus persen, ia masih bisa merasakan salting.

05.30

"Arwaa!! pacar kamu nungguin loh dari tadi, kamu cepetan gitu dandannya," suara melengking itu kembali terdengar siapa lagi kalo bukan arumi yang hobinya teriak-teriak dipagi hari

"gapapa ma, udah biasa," ujar yaka

"huft, kamu sabar banget ngadepin sifat anak mama yang kelewat menyebalkan itu," ujar arumi menghela nafas panjang

"karena arwa juga sabar ngadepin kondisi yaka yang kaya gini ma," jawab yaka

"kamu pasti bisa laluin masa ini dengan baik dan bahagia sayang,anggap mama seperti ibu kandungmu sendiri,"

"terima kasih ma, berkat mama yaka bisa ngerasain disayang seorang ibu,"

ya semenjak arwa dan yaka dekat,arumi terkadang pilih kasih dengan anak bungsunya itu,,kadang ia lebih memperhatikan yaka,,arumi sudah mengetahui penyakit yaka dan ia juga tahu jika bunda yaka telah meninggal dunia sejak usia yaka 4 tahun.

Arumi mengetahui penyakit yaka karena dulu ia sangat penasarn kenapa anaknya itu selalu pergi kerumah sakit setiap bulannya.

Arumi berinisiatif untuk mengikuti mereka kala itu, ia pikir mereka setiap bulan kerumah sakit karena hanya ingin menghibur para pasien penyakit yang sulit disembuhkan karena itu memang alasan mereka setiap bulannya.

Namun tak disangka saat mengikutinya, arumi mendengar bahwa penyakit yaka semakin lama semakin parah, kemungkinan sembuh tanpa donor jantung hanya berkisar 50% saja.

"maaf nunggu lama sa, tadi nyari buku mapel dulu," ujar arwa yang baru turun dari kamarnya

"iya gapapa, udah biasa gue mah," jawab yaka

Dear Aryakasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang