TLOM 26

21 4 0
                                    

Tandai typo!
•Happy Reading•
.
.
.

Edrick menghentikan lari kudanya, begitupun Gentara dan Evelyn.

"Kita hanya berputar-putar disini Ayah," ucap Edrick.

Ini sudah yang kesekian kalinya mereka berada di tempat itu, sejak tadi mereka hanya berputar-putar.

"Lihat! Itu bekas api kita semalam," ucap Edrick lagi.

"Kita akan selalu berputar-putar disini, sebaiknya kita istirahat dulu," kata Gentara.

Mereka bertiga turun dari atas kuda. "Siapa yang melakukan ini?" tanya Evelyn.

"Siapa lagi kalau bukan Medusa, dia sudah tau misi kita dan dia tidak akan membiarkan kita berhasil," jawab Gentara.

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Edrick.

"Kita harus mencari cara mematahkan sihir Medusa, karena jika tidak, kita akan berada disini selamanya." Jawab Gentara.

🧙‍♀️🧙‍♀️🧙‍♀️

Oriel maju beberapa langkah.

"Maaf tuan-tuan, kami di sini tersesat setelah kabur dari Medusa, bolehkah kami izin tinggal disini?" tanya Oriel se meyakinkan mungkin.

Para pengawal itu saling pandang.

"Pergi kalian dari sini!" usir salah satu pengawal itu.

Pintu gerbang itu kembali di tutup dengan rapat.

"HEI! JANGAN TUTUP PINTUNYA! APA KAU TIDAK MENDENGAR ITU!?" teriak Gaurel namun hanya di anggap angin lalu oleh para pengawal-pengawal itu.

"Kita gagal" ucap Oriel.

"Jangan berteriak Gaurel, mereka hanya akan tambah mengusir kita!" tegur Deigor.

Gaurel yang mendengar itu mendengus kesal. Ia berjalan sedikit menjahui teman-temannya. Dengan sihirnya ia kembali merubah dirinya menjadi manusia.

Mereka semua kembali memikirkan cara bagaimana caranya masuk kedalam benteng itu.

"Jika saja pintunya terbuka kita bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan dengan sihir pelindungku," ucap Oriel lesu.

Mendengar ucapan Oriel, Deigor tersenyum senang.

"Aku punya ide!" seru Deigor membuat yang lainnya menoleh kearahnya.

"Ide? Apa idemu?" tanya Dendrick.

"Dengar! Kita bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan," ucap Deigor.

"Caranya?" tanya Oriel.

Sementara itu para pengawal masih setia berdiri dan menjaga benteng pertahanan itu dengan sebilah tombak di tangan mereka.

"HEI! BUKA PINTUNYA AKU INGIN MASUK! APA KALIAN MENDENGAR ITU!" teriakan itu tidak di hiraukan oleh para pengawal.

"AKU AKAN MATI JIKA KALIAN TIDAK MEMBUKA PINTU INI! TOLONG, BUKA PINTUNYA!"

"BUKA PINTUNYA, AKU MOHON! SELAMATKAN AKU! AKU TIDAK INGIN MATI!"

"Berisik sekali dia!" geram salah satu pengawal itu.

The Lord of Mythology : Ten Key PassagesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora