S-PJ. 25

6.8K 508 96
                                    

Evan menangis dalam diam sembari mengelus rambut Dara lembut yang kini tengah tertidur akibat kelelahan menjaganya. Akhirnya dia kembali kedalam tubuh cowok brengsek ini yang sialnya cowok brengsek ini begitu dicintai sangat dalam oleh Dara. Sebastian iri dan cemburu. 

'Lo bego banget Van, nyia-nyiain cewek setulus Dara!'

Saat ini jam menunjukan pukul lima pagi yang mana kedua orang tuanya sebentar lagi akan datang menjemputnya pulang.

"Eugh," Leguh Dara.

"Kabangun hm?"

Dara mengerjap-ngerjapkan matanya, setelah matanya terbuka sempurna dia bangun dari posisinya yang kurang nyaman. Setelah ini dia akan merasa pegal-pegal.

"Ay, kamu udah sadar!" Dara tampak bahagia saat membuka mata Evan sudah sadar. Wanita cantik sontak langsung memeluk tubuh Evan erat.

"Seneng banget kayaknya," kekeh Evan dengan membalas pelukan Dara.

Dara mengangguk tak lama suara isak tangis terdengar dipendengaran Evan membuat pemuda itu panik.

"Heyyy, kok nangis?" Dengan pelan Evan melepaskan pelukan Dara untuk melihat wajah wanita itu. Saat ini wajah Dara memerah dengan air mata yang hampir membasahi wajahnya. Evan pun menghampus air mata wanitanya, ya, Dara memang wanitanya.

"Kenapa hm?" Tanya Evan.

"A-aku kemarin khawatir sama kamu, kenapa sih kamu selalu buat aku khawatir?" 

"Maaf ya? Janji setelah ini gue gak akan sakit lagi," balas Evan, lalu pemuda itu menyuruh Dara untuk kembali duduk agar tidak pegal, wanita itupun mengangguk.

"Kamu kemarin sama Clariss--"

"Jangan ngebahas sesuatu yang akan ngebuat lo sakit, yang pasti gue udah gak bakal ada urusan sama dia," potong Evan.

"Tapi aku mau minta kejelasan Evan, aku butuh kejelasan tentang perasaan kamu kedia begitupun dengan perasaan kamu ke Aku."

Evan menghela napas pelan lalu dia sedikit menunduk dan meraih pergelangan Dara untuk digenggamnya. "Maaf udah buat lo ngerasa sakit Dar. Lo mau minta gue jujur kan? Gue udah gak suka sama Clarissa, kemarin gue cuma ----Evan anjing gue harus ngejelasi apa?! Masa gue harus bilang 'Kemarin gue hampir ew*an sama Clarissa' kan gak mungkin!

"Cuma apa Evan?" Desak Dara.

"Cuma negasih ke tu cewek kalau gue udah gak suka sama dia dan jangan ngedeketin gue lagi," balas Evan, berbohong memang tidak baik, tapi untuk hal ini mungkin akan baik, sebab tidak mungkin dia jujur jika kemarin Evan jalan-jalan dengan Clarissa lalu berakhir di kasur.

Dara mengangguk lalu bernapas lega.

"Udah gak jadi beban kan?" Tanya Evan.

"Masih ada satu," ujar Dara.

"Apa?"

"Perasaan kamu ke Aku?" Evan langsung terdiam setelah mendengar pertanyaan Dara. Jujur saja dia memang sudah menyukai Dara tapi untuk Evan asli yang dia tau, Evan asli tidak pernah mencintai Dara karena Evan asli hanya mencintai Clarissa, hanya saja Evan asli sudah menyesal dengan kelakuan brengsek dan bejadnya.  Jadi dia harus mengatakan perasaan siapa? Dirinya sebagai Sebastian atau Evan?

Dara merasa kecewa melihat keterdiaman Evan, pemuda itu masih belum mencintainya.

"Ay---"

"Dar, gue baru sadar didalam perut lo ada anak kita," Evan menatap Dara lalu tangannya turun untuk mengelus perut Dara yang sedikit membuncit.

"Lo belum makan Dara!" Kesal Evan.

"Nanti aku mak---"

"Enggak nanti-nanti. Sekarang lo telpon Daddy minta tolong bawain makanan, bilang gue yang nyuruh," ucap Evan.

Dara pun hanya mengangguk lalu mulai menghubungi Heru.

"Anak papa kelaparan ya diperut mama," lirih Evan yang masih mengelus perut Dara. Meski susah, pemuda itu sedikit menunduk agar sedikit dekat dengan perut Dara.

Dara yang mendengar itu tersenyum lembut, hantinya menghangat mendapat perlakuan manis dari Evan apalagi pemuda itu menerima kandungannya.

"Maaf ya Ay udah bikin dede bayi kelaparan," sesal Dara.

Evan mendongak menatap Dara lalu menarik kembali tangannya.

"Lain kali jangan ya Dar," balas Evan. Dara tersenyum lalu mengangguk.
__________________

Plakk!!

"Cewek anjing lo," marah seorang pemuda setelah menampar pipi seorang wanita cantik lalu pemuda itu beranjak dari tempatnya.

Wanita cantik itu hanya menangis, hidupnya benar-benar hancur. Setelah ini dia hanya berharap Evan memaafkannya dan mau menikahinya.

"Gue udah bayar lo Rissa! Jadi masalah hamil atau enggak itu bukan urusan gue!" Marah Bian yang langsung berjalan kearah Sofa lalu mendudukinya.

"Tapi lo belum hamil kan? Sekarang kalau kita main lo minum obat nya begoo!" Kesal Bian.

Saat ini keduanya berada dihotel, seperti biasa Bian membayar Clarissa itu memuaskan nafsunya. Mereka baru saja selesai bercinta, akibat pemuda itu marah setelah Clarissa menceritakan kejadian kemarin.

"Lo jahat!" Marah Clarissa.

Bian terkekeh sinis. "Jangan muna deh lo! Lo dapat uang dan lo juga nikmatin juga kan? Sampe minta gue jangan berhenti," balas Bian yang benar-benar membuat Clarissa merasa terhina, apalagi setiap pemuda itu pelepasan nama yang disebut nama Dara mambuat Clarissa semakin membenci wanita jalang itu.

'Awas aja lo Dar. Gue bakal rebut Evan termasuk ngerebut apa yang lo punya!'
______________________

Saya up.

Pdhl tadinya tokoh Clarissa baik🥺

Di chap sebelumnya-sebelumnya-sebelumnya lagi knp kalian pd ngira kalau Dara yang berkhianat?

Di chap sebelumnya-sebelumnya-sebelumnya lagi knp kalian pd ngira kalau Dara yang berkhianat?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SEBASTIAN |•| PERPINDAHAN JIWA (SELESAI)Where stories live. Discover now