02 : tukar.

289 59 7
                                    

Saskala memandang sedih tubuh sang terkasih yang saat ini masih terbaring lemah dibangkar rumah sakit selama kurang lebih seminggu, menyakitkan.

dengan banyak perban membalut banyak luka, Saskala merasa takut jika nanti saat sang terkasih terbangun akan merasa sedih bahkan mengamuk karena fisiknya tidak sesempurna sebelumnya.

"sayang, bangun.." Saskala mencium punggung tangan Rakiel yang terbebas dari infus namun terbalut dengan perban putih bersih bahkan baru beberapa menit lalu diganti oleh suster rumah sakit.

selama seminggu pula Saskala nyaris tidak meninggalkan ruang inap yang ditempati Rakiel, bahkan dengan gampang ia membatalkan segala pertemuan penting perusahaan juga meninggalkan segala dokumen yang seharusnya segera ia periksa dan tanda tanganiㅡdemi berada disisi Rakiel yang entah sampai kapan beristirahat.

Saskala sudah mendapatkan kabar jika Nadesㅡkekasih dari submissivenya itu sudah dipulangkan kemarin karena sudah pulih dan dapat ia tebak jika tidak lama lagi pasti pria dominan itu akan mendatangi ruangan submissivenya untuk sekedar menjenguk jika pun tidak tau malu meskipun sudah dihajar oleh anak buah Saskala sampai masuk rumah sakit.

untuk sekarang Saskala harap dengan sangat pria bernama Nades itu sudah tau dan sadar diri untuk tidak berhubungan lagi dengan submissive terkasih-nya.

Saskala kembali mencium punggung telapak tangan Rakiel, berdoa dengan teramat sungguh agar hati ini sosok terkasihnya itu segera membuka mata dan kembali mengocehㅡbahkan Saskala rela jika Rakiel memakinya asal terkasihnya itu membuka kedua mata cantiknya ketimbang menutup tanpa tau kapan akan terbuka. Ya, lebih baik Saskala mendengar omelan kasar daripada keheningan yang diciptakan karena kondisi memprihatinkan dari terkasihnya itu.

"aku janji akan menuruti kemauan kamu.. asal kamu bangun dulu, sayang."

switched
love by loving, hate by hating

kedua mata milik Rayyi terbuka, samar-samar melihat dinding putih disekitarnya membuat keningnya mengrenyit bingung. Berulang kali-kali kelopak mata cantik itu mengerjap sampai pandangannya benar-benar jelas mengamati ruangan yang ditempati sebelum pada akhirnya pandangannya itu terpusat pada pintu ruangan yang dibuka dari luar oleh sosok yang cukup familiar.

"Nades?"

"ha?"

"Nades.. kamu sudah sadar??"

pria itu menatap Rayyi dengan tatapan aneh atas penuturan parau suara Rayyi namun terdengar masih jelas, "Nades siapa? daddy sugar lo? wah, gue laporin ke bokap ya?" tuduh pria itu sembari tersenyum miring sebelum mendekati bangkar yang ditempati Rayyi, "atau lo mau buat kesepakatan biar gak gue bocorin?"

sosok Rayyi itu hanya diam dan memperhatikan gerak-gerik dominan yang kini sudah duduk disamping bangkarnya, ia diam-diam mencerna apa yang dikatakan pria itu.

"jawab! kenapa lo diem setelah sebutin nama Nades-Nades itu? kicep?" sentak pria itu sembari meremat lengan Rayyi yang padahal terdapat luka lebam akibat pukulan, tentunya reflek membuat Rayyi meringis kesakitan tanpa suara.

"sakit.. lepas, Nadesㅡ"

"Nades siapa? gue Naresh! apa karena dipukul doang bisa bikin lo amnesia, slut?!"

switched
love by loving, hate by hating

Meskipun tidak masuk ke kantor selama beberapa hari menemani sosok Rakiel yang masih tidak sadarkan diri, Saskala memilih tetap mengerjakan laporannya didalam ruang inap sembari sesekali melirik kearah submissive sah-nya dengan harapan segera siuman dari koma.

Switched (onhold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang