Bagaimana Tepatnya Menghadapi Dua Protagonist

29.5K 1K 328
                                    

Lelah

.
.

"Enyahlah sebelum aku membunuhmu!"

"Huh! Kaulah yang akan mati duluan!"

Tiada hari tenang tanpa dua alpha yang terus berdebat dan bertengkar di dekat satu omega yang telah lelah dengan semuanya.

Ya, itulah dia, omega Kim Dokja yang cantik dan seharusnya menjadi idaman semua alpha di universitas mereka, namun tidak berkat dua alpha yang selalu berada di sampingnya memancarkan tatapan dingin yang menusuk dan aura gelap yang mengatakan untuk tidak mendekati omega tersebut.

Dokja benar benar tidak bisa menghentikan mereka lagi.

Dia hanya ingin menjalani kehidupan sekolahnya dengan tenang bersama teman temannya, jika bukan karena dua alpha yang sialnya sangat tampan dan diminati segala macam ras. Tidak peduli meski itu beta, omega, ataupun alpha sekalipun pasti akan melirik pada mereka.

Tidak ada yang bisa menutupi keindahan dua alpha dominan yang kuat dan perkasa.

Namun akhir akhir ini semuanya memutuskan untuk tidak mendekat saat kedua alpha itu mencoba menatap dengan penuh ancaman dan saling mencaci maki, tidak lupa dengan aura membunuh mereka yang membuat siapa saja disekitar langsung tertekan dan terkadang pingsan.

Mereka terus bertengkar, yang bahkan Dokja sendiri tidak tau apa yang mereka perdebatkan.

Ya, pria itu sangat padat dan tidak mengerti apapun

Mereka terus mencoba menyingkirkan satu sama lain, bahkan teman teman Dokja sendiri sedikit menghindar dan terus menatapnya dengan tatapan kasihan dan sering memberi semangat.

Dan lucunya lagi, Dokja tidak mengerti maksud dari kata semangat itu, membuat para sahabat mau tak mau menatap kedua alpha jauh lebih kasihan dengan cekikikan mengejek.

???

Sungguh, apa yang sebenarnya terjadi?

Dan kali ini, pertikaian kembali terjadi, tepatnya ketika mereka tengah menyelesailan tugas kelompok di rumah Dokja, tiba tiba Jonghyuk mengamuk dan Jinwoo membalas dengan cacian tajam.

"Mengapa aku harus kesekelompok dengan bajingan licik ini!" Geram Jonghyuk.

"Oh ya? Kalau begitu silahkan keluar dari sini. Karena pekerjaan ini akan lebih bagus dikerjakan oleh aku dan hyung dibanding bajingan kasar yang hanya menggunakan ototnya" balas Jinwoo menyeringai emosi.

Keduanya saling tidak terima dan menatap tajam satu sama lain.

"hey Kalian, berhenti
bukankah seharusnya kita m-"

"Diam!"

"Tolong untuk diam sebentar hyung!"

Keduanya dengan serentak membentak Dokja, membuat pemuda yang kecil itu terdiam membisu dan hanya menhela nafas pasrah. Mungkin sebaiknya kedepan dia harus sekelompok dengan orang lain, yang pasti bukan mereka.

Dokja memutuskan untuk mengabaikan mereka dan mengerjakan tugas sendirian. Namun apa yang tidak ia sadari adalah pertikaian yang semakin membesar dan mulai berbahaya.

Disaat Dokja tengah dalam perjalanan kembali dari kamar mandi, terdengar suara hantaman dinding yang begitu kuat, membuat pria itu mau tak mau mulai emosi dan bergegas kembali ke dalam.

"AGHH SUDAH CUKUP KA- ughh!!?"

Dokja tiba tiba merasakan pusing yang memabukkan di kepalanya saat hidungnya yang sensitif mencium bau feromon alpha yang bertebaran di setiap bagian ruangan.

Bagaimana Tepatnya Menghadapi Dua ProtagonistWhere stories live. Discover now