❍ 𝟬𝟰𝟭𝟱

489 77 2
                                    

🖇·˚ ༘ ┊͙ℋ𝒶𝓁𝓅𝓎 ℛℯ𝒶𝒹𝒾𝓃ℊ ˊˎ

(Name) kini tengah berdiri di depan bangunan tempat lesnya. Ia tengah menunggu kehadiran seseorang yang ia tunggu sedari tadi.

Angin berhembus. Menyapu wajah ayu miliknya. Rambut hitam panjang miliknya yang diikat ekor kuda nampak bergerak mengikuti irama angin.

"(Name)!"

Akhirnya. Suara laki-laki yang ia tunggu akhirnya terdengar. Wajah rupawan miliknya akhirnya kembali muncul di depan mata.

"Maaf membuat mu menunggu lama," ucap Reo sembari menyodorkan lembaran kertas berisikan partitur miliknya.

Nampak kedua mata gadis itu berbinar melihat lembaran kertas yang sudah kembali berada di tangannya.

"Mhm! Tidak apa. Yang penting partitur ku sudah kembali lagi!" (Name) memeluk erat lembaran kertas itu.

Ia tak tahu bila Reo tak mengambil kertas itu. Bisa saja ia habis hari ini karena sang guru tahu ia kehilangan partitur miliknya.

"Bilang apa?" Entah kenapa mulut Reo berkata demikian. Dan ketika sadar ia telah berucap demikian, pipinya memerah tipis.

Sang gadis terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengukir senyum tipis. "Terima kasih, Reo."

Oh tuhan! Reo tak tahu harus bagaimana. Detak jantungnya sudah tak bisa ia atur ketika mendengar namanya di ucapkan dengan jelas oleh sang gadis.

"E-euh yaudah. Kamu mau les kan?" Wajah cantik gadis itu terkejut mendengarnya. (Name) langsung mengecek jam tangannya dan menepuk jidatnya.

"Eh iya! Aku lupa!"

"Ayo!"

(Name) tanpa perintah langsung menarik tangan milik Reo. Gadis itu ingat saat tadi selesai pengecekan di ruang UKS, kakaknya menyampaikan pesan jika Reo akan pergi berkunjung ke tempat lesnya karena ada suatu hal.

Ia juga ingat kakaknya memiliki jam lebih awal masuk dan membuatnya yang harus memandu seorang Reo.

"Bentar-bentar!"

"Udah telat Re!"

"Heh bentar! Kaki aku entar kesandung!"

"Ish iya-iya!"

Langkah kaki gadis itu perlahan memelan, juga langkah Reo yang berada di belakangnya. Terdengar deru nafas keduanya yang tak beraturan karena mereka berlari.

"Kan... Capek..." ucap Reo sembari mengatur nafasnya.

"Capek? Bukannya kamu tiap hari lari-larian?"

"Eh?"

Reo langsung terdiam. Tidak biasanya ia merasa lelah seperti ini. Bahkan jika dihitung olehnya, jaraknya berlari tidak begitu jauh dari biasanya.

Kenapa ya?

"Ah udah deh! Ayo masuk!"

Gadis itu kembali menariknya ke dalam sebuah ruangan. Ketika kakinya berpijak di dalam sana, nuansa cokelat mendominasi ruangan.

Ruangan tersebut berisikan dua buah piano besar. Dan saat itu pula terlihat seorang wanita paruh baya yang berdiri di sebelah jendela dengan matanya yang menatap ke arah jalanan sore kota Jepang.

"Sensei, aku membawanya," ucap gadis itu dan wanita itu menoleh ke arahnya.

"Ah sudah datang ya?" Wanita itu kemudian berjalan mendekat. Tak lupa dengan senyuman manisnya yang dia ukir.

"Senang bertemu kembali dengan mu, Arina-san," ucap Reo sembari sedikit membungkukkan tubuhnya.

Wanita paruh baya bersurai hitam itu lalu mempersilahkan dua orang yang baru saja datang itu duduk.

𝐌𝐲𝐬𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 : 𝐌. 𝐑𝐞𝐨Where stories live. Discover now