¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Cengeng.."
Cerai?
—
"
(Name) jangan bercanda, bisa? jangan ngomong kata "cerai", bisa?" Ucapnya sembari menghapus air mata yang telah berjatuhan.
(Name) cuman natep datar.
"Berisik. Gue punya hak buat ngajuin perceraian, Nagi Seishiro. Sialan, harusnya emang dari awal gue gak usah nikah sama orang kaya lo."
Nagi shock.
"(N-(Name)! dengerin penjelasan aku.. d-dia yang godain aku!" Nagi memegang bahu istrinya, menatap dengan mata yang sudah berlinang air mata serta hidung yang memerah.
"Lo jahat. Lo selingkuh, Sei.." Lirih (Name).
Gadis itu perlahan juga meneteskan air dari matanya, menatap tak percaya kearah Nagi yang selama ini sudah ia percaya.
Nagi, Nagi mencengkram bahu (Name), ia memaksa (Name) untuk menatap matanya.
"Liat aku, (Name).." Lirihnya juga.
"Apa?"
"Sekertaris aku yang lancang, aku udah berkali kali nolak bahkan hampir ngelakuin kekerasan saking keselnya. Tapi apa? dia keras kepala. Dia dengan lancangnya akhirnya berhasil duduk di pahaku, lalu bertepatan dengan itu, kamu dateng." Jelasnya.
"Gimana? enak didudukin?" Sinis (Name) sembari menghapus air matanya.
Nagi menggeleng, "(Name).." Rengeknya.
"..."
"Kamu gak percaya sama aku? aku udah suka sama kamu dari lama, dari kita masih sekolah dasar.. Aku gak mungkin nyia nyiain kamu. (Name).. percaya nana yaa?"
(Name) dejavu..
"Nana! kamu nda dimalahin mama? baju na kotor!" Seorang gadis kecil membantu temannya yang baru saja terjatuh dari sepeda.
"Mama Na baik kok! pasti dia khawatir cama Naa!"
Dua orang berbeda gender, namun dengan usia yang sama. Mungkin sampai sini kalian sudah ngeh kalau mereka yang dimaksud yakni Nagi dan (Name) sewaktu kecil.
Mereka tertawa bersama, menertawakan kebodohan mereka berdua yang sebelumnya berencana untuk balapan, yang menang akan mendapatkan ice cream.
"Kalo kata mama ya (Nicknameuu), kalo kita udah besal, kita hayus menikah lho!"
(Name) memiringkan kepalanya bingung, "menikah itu apa, Naa?"
Nagi berfikir sebentar, "seinget nagi ya, kao kata mama, sepelti.. mengikat janji untuk teyus bercama campai kita meninggal! dan terus bercama saat sedih maupun senang, gitu!"
