(15) Mati Rasa

28.3K 2.7K 1.4K
                                    

Hallo semua nya!

Target komen 1000, ya! Target vote nya 950! InsyaAllah bisa.

Selamat membaca!!

🦋🦋🦋
---SelBral

Selat mendudukkan bokong di kursi kebesaran nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selat mendudukkan bokong di kursi kebesaran nya. Rhaisya tengah sibuk berdandan. Merapikan lipstick pada mulut cantiknya. Selat mengerutkan kening.

Ia seperti tidak asing dengan Rhaisya. Gadis itu— seperti dejavu. Pernah melihat. Tapi di mana? Selat mencoba ingat-ingat. Ia menelusuri wajah Rhaisya yang hanya terlihat dari samping?

"Apa liat-liat?" ketus Rhaisya namun tidak menatap Selat. "Aku memang cantik." Sambungan kalimat yang membuat Selat menghela napasnya.

Rhaisya terlalu percaya diri. Tapi memang benar yang dikatakan Rhaisya. Dia cantik. Benar-benar cantik bahkan. Pantas saja banyak pria yang tertarik padanya.

"Kau— kayak enggak asing, sya ..." ucap Selat masih menatap intens wajah Rhaisya dari samping.

Gadis itu mengibas-ngibaskan rambutnya, lalu menguncir nya supaya terlihat lebih rapi.

Kuncir kuda.

"Hah? Maksud mu?" Rhaisya menatap Selat lekat.

Kerutan pada kening gadis itu terlihat sekali. Dia berpikir.

"Aku pernah bertemu dengan mu ... tapi di mana?" tambah Selat semakin membuat Rhaisya kebingungan. "Kamu memakai kostum cream. Kebaya berwarna cream yang indah. Tapi itu di mana dan kapan ya? Aku tak terlalu jelas melihat mu."

Rhaisya paham. Ia tahu apa yang dimaksud oleh Selat. Ternyata Selat tidak engeh. Baguslah. Rhaisya menghela napas.

Sepertinya Rhaisya mencoba menyembunyikan sesuatu.

"Kamu di konde kalau gak sal ...."

"Tidak-tidak-tidak. Dan Tidak. Kita engga pernah bertemu— Selat. Kita selalu bertemu di kantor persetan ini." Selat sedikit terbelak. Rhaisya benar-benar berani berkata seperti itu.

Senior yang lain menatap Rhaisya biasa saja. Mereka tidak berani melawan Rhaisya. Ya karena sifat Rhaisya yang benar-benar galak. Bisa saja menjadi singa betina dalam waktu yang singkat.

"Tapi ..."

"Apa lagi Sel? Aku mau bekerja. Bisa diam?" ketus Rhaisya membuat Selat bungkam. Gadis berhijab itu mengangguk, membiarkan Rhaisya melanjutkan pekerjaan nya di pagi hari ini.

Selat tidak ingin merusak hari nya Rhaisya.

Revanza datang dari arah lift. Pria itu berjalan menuju ke arah Selat. Sepertinya dia baru saja turun dari lantai paling atas. Ruangan ceo.

(Lautan) Selat GibraltarWhere stories live. Discover now