10

450 51 5
                                    

.

"Capek ya?" Junhui menempelkan air mineral dingin didepannya ke pipi Soonyoung dan Wonwoo. Keduanya  merengut dan melayangkan tatapan sebal pada Junhui.

Pake nanya!

"Kak Han emang gitu, maklumin ya." Junhui berucap dan ketiganya mengangguk meng-iyakan.

"Jadi, kalian mau ngomong apa?"

"Jun, maafin gue ya" Soonyoung membuka suara terlebih dulu. Dia berlutut didepan Junhui dan menunduk dalam.

"Maaf Juni, maafin gue"

"Gue juga, Jun. Maafin gue"

Junhui memandang mereka sejenak. Sayup sayup, terdengar isakan kecil yang tertahan, pasti Soonyoung, fikirnya.

"Kalian gak capek minta maaf terus?"

"Kita gak bakal capek sampai lu maafin kita, Jun." Soonyoung membuka suara.

"Loh, memang aku ada marah sama kalian?"

Tiga sekawan itu sontak menatap kearah Junhui. Terlihat raut panik Junhui ketika mata mereka bersitatap lalu ia mengalihkan pandangan ke lantai.

"Lu aja gamau natap kita, Jun.."

"Bukan gamau, aku takut. Kalian jangan natap aku begitu.." Suara Junhui mengecil. Ah, Jihoon paham. Sepertinya Junhui masih trauma.

"Maafin gue, Jun"

"Kalian..bisa gak jangan begini? Jangan bikin aku berharap lebih.."

"Gimana, Jun?" Wonwoo berucap. Junhui semakin tertunduk dibuatnya.

"Kalian jangan bikin aku berharap kalau aku masih bagian dari kalian. Kalau ujung ujungnya kalian bakal pergi. Jangan begini, aku sudah terbiasa tanpa kalian, loh."

Jantung ketiganya mencelos seketika. Mereka tak tahu jika mereka benar benar menjadi trauma tersendiri untuk Junhui, sahabatnya yang paling lembut.

"Jun, gue gabisa tanpa lu. Tolong biarin gue temenan sama lu, ya?" Soonyoung berucap lirih, suaranya hampir tidak keluar karna terus terusan menangis.

"Tapi kalian baik baik aja tanpa aku selama dua tahun ini, kan? Kenapa baru sekarang kalian datang? Selama ini kalian kemana aja?"

Junhui benar, kemana mereka selama ini? Kenapa baru sekarang?

Bruk

Tanpa diduga, Jihoon ambruk begitu saja. Membuat tiga lelaki disana terkejut dan panik seketika.

"Bentar, aku panggil kak Shua dulu" Junhui segera beranjak dan berlalu meninggalkan ketiganya, mencari pertolongan.

Soonyoung dan Wonwoo tak tinggal diam, keduanya segera menelpon ambulans karna Soonyoung tau, tidak ada yang membawa mobil diantara mereka untuk saat ini.

Tak lama, pintu terbuka, mendatangkan para anggota medis dan senior mereka. Dan mereka dengan segera membawa tubuh mungil Jihoon ke rumah sakit yang syukurnya tidak jauh dari kampus mereka.

"Anjing, Won. Gue takut Jihoon kenapa napa" Soonyoung kembali menangis dalam rengkuhan Wonwoo. Dia takut, fikirannya melayang ntah kemana.

"Tenang, Nyoung. Jihoon kuat kok. Lu jangan ngomong kaya gitu. Gue ikutan takut nanti jadinya"

.
.
.

Soonyoung mondar mandir didepan ugd. Wonwoo dan Junhui sampai lelah melihatnya. Omong omong, Jeonghan, Joshua dan Seungcheol pergi sebentar untuk mencari makan, mereka bertiga memang tidak bisa dipisahkan. Awalnya Joshua ingin menolak, tapi karna dipaksa oleh dua temannya, akhirnya ia mengalah. Orangtua Jihoon juga sudah dihubungin dan berada dalam perjalanan.

"Lu liat kan, Jun? Jihoon sakit... tolong mengerti.." Wonwoo membuka suara.

"Aku tau dan aku ngerti kok, aku selalu mengerti kalian, tapi, apa kalian pernah ngertiin aku?"

Junhui berucap tanpa sadar, Wonwoo dan Soonyoung sempat terkejut tapi mereka kembali dilingkupi rasa bersalah.

Seharusnya nggak begini..

"Aku tau, Jihoon sakit apa, kapan dan gimana, aku tau. Aku juga tau Wonwoo kenapa, masalah keluarganya. Dan Soon juga, aku tau semua tentang kalian"

"Tapi apa kalian tau semua tentang aku?"

Suasana hening seketika, sampai Junhui kembali bersuara, "Aku selalu ada untuk kalian, aku berusaha jadi teman yang baik untuk kalian, jadi pendengar yang baik untuk kalian. Tapi gimana dengan kalian? Kalian terlalu sibuk dengan dunia kalian sendiri sampai kalian lupa, aku juga butuh didengarkan.."

"Maaf, Jun...maafin gue.." Soonyoung berucap, sedangkan Wonwoo hanya diam.

"Aku maafin kalian kok, selalu maafin kalian dan maklumin sikap sikap kalian tapi aku gak lupa..dan gak bisa lupa. Walau aku mau lupain sekalipun.."

"Maaf ya, aku gak kuat disini lama lama, aku pergi dulu"

Junhui berlalu meninggalkan keduanya yang termenung dan terisak. Soonyoung ingin menghentikan Junhui tapi tangannya terlalu sulit untuk digerakkan.

Cklek

Dokter yang memeriksa Jihoon sudah keluar dari ruangannya dan menghampiri keduanya. Setelahnya, dunia mereka terasa runtuh seruntuh runtuhnya.

Jihoon koma.

.
.
.
.

《 Empat Sekawan 》

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat Sekawan 》

Tbc.

Empat Sekawan (Svt 96L) - End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang